Saat ini Jasmine berada di sebuah apartemen mewah dengan fasilitas yang sangat modern. Jasmine dibawa paksa oleh lelaki asing yang tidak dikenalnya sama sekali dengan harapan bisa membantunya keluar dari masalah yang dia hadapi saat ini. Tapi takdir berkata lain, dia malah bertemu dengan orang yang salah.
"Kenapa loe bawa gue kesini? Bukankah loe sudah membantu gue dari kejaran orang jahat yang ingin membunuh gue. Jadi gue ucapkan terima kasih. Gue permisi, Tuan!" Jasmine menunduk hormat padanya pura-pura tak menyadari apa yang telah terjadi padanya.
Jasmine hendak melangkah ke luar dari apartemen, tapi lelaki itu menarik tas yang dipakai oleh Jasmine, sontak Jasmin kembali mundur.
"Siapa suruh loe pergi? Gue nggak akan izinin loe pergi dengan mudah," protes lelaki itu menahan Jasmine.
"Maksud loe apa? Urusan kita sudah selesai, kan? Please biarin gue pergi," ujar Jasmine memohon.
Lelaki itu menghadapkan wajahnya ke arah Jasmine dan menatapnya.
"Gue udah nolong loe, dan sekarang giliran loe nolong gue, deal kan?" tegas lelaki itu menekan kalimatnya.
Jasmine baru tersadar apa yang dipinta oleh lelaki yang baru menolongnya itu.
"Hah, kenapa loe nggak bilang dari tadi? Kalo masalah itu, gue mau kok bantuin loe. Emangnya apaan?" Jasmine seolah begitu tulus ingin menolong.
Lelaki itu tak menjawab pertanyaan Jasmine, tapi malah mengulurkan tangannya ke arah Jasmine.
"Deal?"
"Deal dong," Jasmine malah membalas jabatan tangannya.
"Loe nggak bisa mundur kalau sudah seperti ini," ujar lelaki itu lagi.
Jasmine melepaskan jabatan tangannya terlebih dulu.
"Oh, pasti dong. Masa aku mundur," Jasmine memukul bahu lelaki itu cukup keras.
Lelaki itu menjadi kaget.
"Hei, loe jadi cewek enteng banget mukul orang."
"Maaf, kebiasaan gue sih!" kekeh Jasmine.
Lelaki itu pun kaget kembali mendengar ucapan Jasmine.
"Apa? Kebiasaan? Gue nggak mau ya nanti loe deket gue, terus pukul-pukul gue lagi. Gue akan balas nanti dengan yang lebih kasar," ujar lelaki itu ketus.
"Tenang aja, ini yang terakhir," ucap Jasmine santai.
Jasmine duduk di sofa dan bernafas dengan tenang.
"By the way, loe minta bantuan apa dari gue?" tanya Jasmine sembari meletakkan tas di sampingnya.
"Oh ya, berarti gue boleh menginap di sini sementara dong?" tanya Jasmine lagi tanpa ragu.
Lelaki itu menyembunyikan senyuman nakalnya.
"Oh tentu, dengan senang hati," lelaki itu memandang Jasmine tanpa henti dengan seringai kepuasan.
"Tenang aja, gue nggak akan ngerepotin loe nanti," ucap Jasmine tersenyum senang.
Lelaki itu menatap Jasmine dengan senyuman miringnya. Pikirannya mulai melayang kemana-mana.
"Loe istirahat aja dulu, tidur lalu bersih-bersih. Ntar gue kasih tahu deh!"
Jasmine bingung dengan ucapan lelaki itu. Tapi Jasmine tidak peduli, karena yang penting dia sekarang punya tempat sementara untuk berlindung dan menghindar diri dari kakak tirinya.
"Kamar loe di sana," lelaki itu menunjukkan tangannya ke arah sebuah kamar.
Jasmine bangkit dari sofa lalu melangkah hendak menuju kamar yang telah ditunjukkan lelaki itu.
"Gue Abyan, panggil saja Byan!" ucap lelaki itu yang membuat langkah Jasmine terhenti.
Jasmine berbalik menatap Byan yang cukup jauh darinya.
"Gue Jasmine!" Jasmine memperkenalkan namanya lalu dia berbalik kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Byan tersenyum kecil.
"Nama yang cantik seperti wajahnya," gumam Byan yang setelah itu dia pun melangkah ke kamarnya pula.
Abyan Wiratama merupakan lelaki tampan dan gagah, berdarah Amerika dan Indonesia, dia anak orang kaya, punya perusahaan ternama, dia juga anak yang manja sehingga sering kali berpindah-pindah tempat tinggal sesuka hatinya dengan alasan pekerjaan, karena perusahaan keluarganya mempunyai banyak cabang di berbagai negara. Usianya 27 tahun dan masih lajang. Dia lelaki baik, tapi sayangnya dia suka memanfaatkan kebaikannya untuk menjebak atau mengelabui seseorang agar mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Disamping itu juga, dia lelaki yang arogan, dingin dan egois selalu mementingkan dirinya sendiri.
Malam pun tiba, Byan sedari tadi menunggu Jasmine yang belum juga keluar dari kamarnya. Sedangkan Jasmine masih betah tiduran di ranjang. Mungkin dia merasa lelah karena selama ini tidak tenang tinggal bersama kakak tirinya. Dan baru sekarang dia merasa nyaman tinggal diluar.
"Ngapain aja si Jasmine di kamar? Apa dia nggak merasa lapar seharian belum makan?" Byan menghela nafasnya kasar.
Byan yang sudah tidak sabar menunggu terlalu lama, dia pun berjalan menuju kamar Jasmine.
Byan membuka pintu kamar Jasmine. Dan benar saja wanita itu sedang tidur nyenyak di ranjang.
"Woi, bangun!" Byan menarik tangan Jasmine begitu saja.
"Aghhhh, loe apaan sih narik-narik tangan gue? Sakit tau nggak!" teriak Jasmine marah.
"Ini sudah malam, loe seharian tidur dari tadi, apa loe nggak lapar? Cepat bangun, gue tunggu di dapur. Kalau nggak, jangan salahkan gue semua makanan itu gue kasih ke kucing!" ancam Byan yang langsung pergi dari kamar Jasmine.
Jasmine mendengus kesal.
"Iya, iya gue bangun!" Jasmine dengan cepat bangkit dari ranjang.
Suasana makan malam antara Byan dan Jasmine begitu hening. Byan sesekali mencuri pandang ke arah Jasmine, sedangkan wanita yang dipandangnya itu malah menikmati makannya dengan tenang.
"Oh ya, apa yang bisa gue bantu untuk membalas budi loe yang udah nolong gue tadi?" tanya Jasmine di sela-sela makannya.
Byan menaruh sendok garpunya ke piring, sepertinya dia sudah selesai dengan makannya.
"Loe selesain dulu makannya, habis itu masuk kamar dan bersihin tuh badan loe. Ntar loe tahu sendiri," Byan bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang depan.
Jasmine hanya diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh Byan.
"Bersihin badan gue? Apa gue bau? Gue udah mandi dan pakai minyak wangi kok!" Jasmine mencium tangan serta ketiak kanan dan kiri untuk memastikan.
"Wangi gini kok. Hah, mungkin hidung dia yang bermasalah," Jasmine mendengus kesal dan melanjutkan makannya.
Byan sudah menunggu selama 30 menit, melihat dapur dengan meja makannya yang sudah rapi. Dia akhirnya berjalan menuju kamar Jasmine lalu membuka pintu kamar itu yang memang tidak terkunci.
Perlahan Byan masuk kemudian berjalan mendekati Jasmine yang terbaring tengkurap sambil memainkan ponselnya untuk menutup semua akun media sosialnya demi menghindari kakak tirinya. Nomor ponselnya pun sudah diganti dengan yang baru beberapa hari yang lalu mengingat rencananya yang kabur dari rumah.
"Jasmine," sapa Byan.
Jasmine kaget dan menolehkan kepalanya.
"Eh, ngapain loe kesini?" Jasmine bangkit duduk dari ranjang.
"Gue mau nagih janji ke loe tentang gue yang udah selamatin loe dari orang jahat yang mau ngebunuh loe," ucap Byan mengingatkan Jasmine dengan sangat rinci.
"Oh, itu ... ya ya baiklah. Loe mau gue tolongin apaan, sebutin aja!" ujar Jasmine seolah menyanggupi padahal dia belum tahu apa yang diinginkan oleh Byan.
Byan bersorak bahagia dalam hati mendengar jawaban dari wanita yang ada di dekatnya itu. Sungguh Jasmine sudah masuk perangkap Byan sekarang, tapi Jasmine tidak mengetahuinya.
"Gue mau loe!" ucap Byan dengan mudah.
"Iya, gue siap tolongin loe, tapi apaan?" tanya Jasmine yang belum mengerti.
"Gue mau loe!" ucap Byan kedua kalinya.
Jasmine diam dan bertambah bingung dengan ucapan Byan.
"Sejak tiga hari gue di Jakarta, gue belum sempat bermain dengan seorang wanita. Jadi gue mau loe, tolongin gue untuk kita main bersama," Byan menatap wajah Jasmine seakan bergejolak merasuki tubuhnya.
Jasmine tersenyum dan akhirnya tertawa lepas.
"Main? Main apaan? Kita ini udah dewasa kali. Loe gila nih Byan," Jasmine tertawa geli dengan ucapan Byan.
Byan menjadi kesal, karena wanita dihadapannya ini seolah meremehkan ucapannya. Entah Jasmine tertawa disengaja atau pura-pura, Byan tidak peduli. Yang penting hasratnya terpenuhi.
"Ya, benar ... kita sudah dewasa, jadi kita memainkan permainan orang dewasa!" Byan mengedipkan matanya pada Jasmine lalu mendekati Jasmine perlahan.
Jasmine menghentikan tawanya saat melihat tingkah Byan menurutnya begitu aneh, mendekat dan semakin mendekat.
"Itu artinya gue mau tubuh loe, Jasmine!" bisik Byan yang bibirnya sudah berada di dekat telinga Jasmine.
Sontak Jasmine bergidik dan selintas bayangan masa lalu muncul mengganggu pikirannya. Ya, bayangan masa lalu yang membuatnya ketakutan hingga trauma bertahun-tahun lamanya pada seseorang.
Jasmine membayangi Byan dengan bayangan buruk yang kapan saja akan terjadi.
"Akhhh ... pergi, menjauhlah!" teriak Jasmine lalu mendorong tubuh Byan sekuat tenaganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Dedek Gemes
ada mksd nih rupanya ckckckck wajar lahhh
2022-12-19
1
Pink Ky
waduh Gila nih cowok
2022-12-06
0
Zalima Love
like mendarat utkmu kak thor
2022-11-30
0