Gue Mau Loe!

Saat ini Jasmine berada di sebuah apartemen mewah dengan fasilitas yang sangat modern. Jasmine dibawa paksa oleh lelaki asing yang tidak dikenalnya sama sekali dengan harapan bisa membantunya keluar dari masalah yang dia hadapi saat ini. Tapi takdir berkata lain, dia malah bertemu dengan orang yang salah.

"Kenapa loe bawa gue kesini? Bukankah loe sudah membantu gue dari kejaran orang jahat yang ingin membunuh gue. Jadi gue ucapkan terima kasih. Gue permisi, Tuan!" Jasmine menunduk hormat padanya pura-pura tak menyadari apa yang telah terjadi padanya.

Jasmine hendak melangkah ke luar dari apartemen, tapi lelaki itu menarik tas yang dipakai oleh Jasmine, sontak Jasmin kembali mundur.

"Siapa suruh loe pergi? Gue nggak akan izinin loe pergi dengan mudah," protes lelaki itu menahan Jasmine.

"Maksud loe apa? Urusan kita sudah selesai, kan? Please biarin gue pergi," ujar Jasmine memohon.

Lelaki itu menghadapkan wajahnya ke arah Jasmine dan menatapnya.

"Gue udah nolong loe, dan sekarang giliran loe nolong gue, deal kan?" tegas lelaki itu menekan kalimatnya.

Jasmine baru tersadar apa yang dipinta oleh lelaki yang baru menolongnya itu.

"Hah, kenapa loe nggak bilang dari tadi? Kalo masalah itu, gue mau kok bantuin loe. Emangnya apaan?" Jasmine seolah begitu tulus ingin menolong.

Lelaki itu tak menjawab pertanyaan Jasmine, tapi malah mengulurkan tangannya ke arah Jasmine.

"Deal?"

"Deal dong," Jasmine malah membalas jabatan tangannya.

"Loe nggak bisa mundur kalau sudah seperti ini," ujar lelaki itu lagi.

Jasmine melepaskan jabatan tangannya terlebih dulu.

"Oh, pasti dong. Masa aku mundur," Jasmine memukul bahu lelaki itu cukup keras.

Lelaki itu menjadi kaget.

"Hei, loe jadi cewek enteng banget mukul orang."

"Maaf, kebiasaan gue sih!" kekeh Jasmine.

Lelaki itu pun kaget kembali mendengar ucapan Jasmine.

"Apa? Kebiasaan? Gue nggak mau ya nanti loe deket gue, terus pukul-pukul gue lagi. Gue akan balas nanti dengan yang lebih kasar," ujar lelaki itu ketus.

"Tenang aja, ini yang terakhir," ucap Jasmine santai.

Jasmine duduk di sofa dan bernafas dengan tenang.

"By the way, loe minta bantuan apa dari gue?" tanya Jasmine sembari meletakkan tas di sampingnya.

"Oh ya, berarti gue boleh menginap di sini sementara dong?" tanya Jasmine lagi tanpa ragu.

Lelaki itu menyembunyikan senyuman nakalnya.

"Oh tentu, dengan senang hati," lelaki itu memandang Jasmine tanpa henti dengan seringai kepuasan.

"Tenang aja, gue nggak akan ngerepotin loe nanti," ucap Jasmine tersenyum senang.

Lelaki itu menatap Jasmine dengan senyuman miringnya. Pikirannya mulai melayang kemana-mana.

"Loe istirahat aja dulu, tidur lalu bersih-bersih. Ntar gue kasih tahu deh!" 

Jasmine bingung dengan ucapan lelaki itu. Tapi Jasmine tidak peduli, karena yang penting dia sekarang punya tempat sementara untuk berlindung dan menghindar diri dari kakak tirinya.

"Kamar loe di sana," lelaki itu menunjukkan tangannya ke arah sebuah kamar.

Jasmine bangkit dari sofa lalu melangkah hendak menuju kamar yang telah ditunjukkan lelaki itu.

"Gue Abyan, panggil saja Byan!" ucap lelaki itu yang membuat langkah Jasmine terhenti.

Jasmine berbalik menatap Byan yang cukup jauh darinya.

"Gue Jasmine!" Jasmine memperkenalkan namanya lalu dia berbalik kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Byan tersenyum kecil.

"Nama yang cantik seperti wajahnya," gumam Byan yang setelah itu dia pun melangkah ke kamarnya pula.

Abyan Wiratama merupakan lelaki tampan dan gagah, berdarah Amerika dan Indonesia, dia anak orang kaya, punya perusahaan ternama, dia juga anak yang manja sehingga sering kali berpindah-pindah tempat tinggal sesuka hatinya dengan alasan pekerjaan, karena perusahaan keluarganya mempunyai banyak cabang di berbagai negara. Usianya 27 tahun dan masih lajang. Dia lelaki baik, tapi sayangnya dia suka memanfaatkan kebaikannya untuk menjebak atau mengelabui seseorang agar mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Disamping itu juga, dia lelaki yang arogan, dingin dan egois selalu mementingkan dirinya sendiri.

Malam pun tiba, Byan sedari tadi menunggu Jasmine yang belum juga keluar dari kamarnya. Sedangkan Jasmine masih betah tiduran di ranjang. Mungkin dia merasa lelah karena selama ini tidak tenang tinggal bersama kakak tirinya. Dan baru sekarang dia merasa nyaman tinggal diluar.

"Ngapain aja si Jasmine di kamar? Apa dia nggak merasa lapar seharian belum makan?" Byan menghela nafasnya kasar.

Byan yang sudah tidak sabar menunggu terlalu lama, dia pun berjalan menuju kamar Jasmine.

Byan membuka pintu kamar Jasmine. Dan benar saja wanita itu sedang tidur nyenyak di ranjang.

"Woi, bangun!" Byan menarik tangan Jasmine begitu saja.

"Aghhhh, loe apaan sih narik-narik tangan gue? Sakit tau nggak!" teriak Jasmine marah.

"Ini sudah malam, loe seharian tidur dari tadi, apa loe nggak lapar? Cepat bangun, gue tunggu di dapur. Kalau nggak, jangan salahkan gue semua makanan itu gue kasih ke kucing!" ancam Byan yang langsung pergi dari kamar Jasmine.

Jasmine mendengus kesal.

"Iya, iya gue bangun!" Jasmine dengan cepat bangkit dari ranjang.

Suasana makan malam antara Byan dan Jasmine begitu hening. Byan sesekali mencuri pandang ke arah Jasmine, sedangkan wanita yang dipandangnya itu malah menikmati makannya dengan tenang.

"Oh ya, apa yang bisa gue bantu untuk membalas budi loe yang udah nolong gue tadi?" tanya Jasmine di sela-sela makannya.

Byan menaruh sendok garpunya ke piring, sepertinya dia sudah selesai dengan makannya.

"Loe selesain dulu makannya, habis itu masuk kamar dan bersihin tuh badan loe. Ntar loe tahu sendiri," Byan bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ruang depan.

Jasmine hanya diam dan mencerna apa yang dikatakan oleh Byan.

"Bersihin badan gue? Apa gue bau? Gue udah mandi dan pakai minyak wangi kok!" Jasmine mencium tangan serta ketiak kanan dan kiri untuk memastikan.

"Wangi gini kok. Hah, mungkin hidung dia yang bermasalah," Jasmine mendengus kesal dan melanjutkan makannya.

Byan sudah menunggu selama 30 menit, melihat dapur dengan meja makannya yang sudah rapi. Dia akhirnya berjalan menuju kamar Jasmine lalu membuka pintu kamar itu yang memang tidak terkunci.

Perlahan Byan masuk kemudian berjalan mendekati Jasmine yang terbaring tengkurap sambil memainkan ponselnya untuk menutup semua akun media sosialnya demi menghindari kakak tirinya. Nomor ponselnya pun sudah diganti dengan yang baru beberapa hari yang lalu mengingat rencananya yang kabur dari rumah.

"Jasmine," sapa Byan.

Jasmine kaget dan menolehkan kepalanya.

"Eh, ngapain loe kesini?" Jasmine bangkit duduk dari ranjang.

"Gue mau nagih janji ke loe tentang gue yang udah selamatin loe dari orang jahat yang mau ngebunuh loe," ucap Byan mengingatkan Jasmine dengan sangat rinci.

"Oh, itu ... ya ya baiklah. Loe mau gue tolongin apaan, sebutin aja!" ujar Jasmine seolah menyanggupi padahal dia belum tahu apa yang diinginkan oleh Byan.

Byan bersorak bahagia dalam hati mendengar jawaban dari wanita yang ada di dekatnya itu. Sungguh Jasmine sudah masuk perangkap Byan sekarang, tapi Jasmine tidak mengetahuinya.

"Gue mau loe!" ucap Byan dengan mudah.

"Iya, gue siap tolongin loe, tapi apaan?" tanya Jasmine yang belum mengerti.

"Gue mau loe!" ucap Byan kedua kalinya.

Jasmine diam dan bertambah bingung dengan ucapan Byan.

"Sejak tiga hari gue di Jakarta, gue belum sempat bermain dengan seorang wanita. Jadi gue mau loe, tolongin gue untuk kita main bersama," Byan menatap wajah Jasmine seakan bergejolak merasuki tubuhnya.

Jasmine tersenyum dan akhirnya tertawa lepas.

"Main? Main apaan? Kita ini udah dewasa kali. Loe gila nih Byan," Jasmine tertawa geli dengan ucapan Byan.

Byan menjadi kesal, karena wanita dihadapannya ini seolah meremehkan ucapannya. Entah Jasmine tertawa disengaja atau pura-pura, Byan tidak peduli. Yang penting hasratnya terpenuhi.

"Ya, benar ... kita sudah dewasa, jadi kita memainkan permainan orang dewasa!" Byan mengedipkan matanya pada Jasmine lalu mendekati Jasmine perlahan.

Jasmine menghentikan tawanya saat melihat tingkah Byan menurutnya begitu aneh, mendekat dan semakin mendekat.

"Itu artinya gue mau tubuh loe, Jasmine!" bisik Byan yang bibirnya sudah berada di dekat telinga Jasmine.

Sontak Jasmine bergidik dan selintas bayangan masa lalu muncul mengganggu pikirannya. Ya, bayangan masa lalu yang membuatnya ketakutan hingga trauma bertahun-tahun lamanya pada seseorang.

Jasmine membayangi Byan dengan bayangan buruk yang kapan saja akan terjadi.

"Akhhh ... pergi, menjauhlah!" teriak Jasmine lalu mendorong tubuh Byan sekuat tenaganya.

Terpopuler

Comments

Dedek Gemes

Dedek Gemes

ada mksd nih rupanya ckckckck wajar lahhh

2022-12-19

1

Pink Ky

Pink Ky

waduh Gila nih cowok

2022-12-06

0

Zalima Love

Zalima Love

like mendarat utkmu kak thor

2022-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kabur, lalu dibawa Pergi
3 Gue Mau Loe!
4 Nggak Mau Pulang
5 Senjata Makan Tuan
6 Satu Kali Permainan
7 Jasmine Noreen
8 Abyan Wiratama
9 Beruntung
10 Senjata Tembak
11 Ruang Rahasia
12 Sifatnya yang Tersembunyi
13 Buatkan Sarapan
14 Dikira Mimpi
15 Buruk Sangka
16 Jahilnya Dia Membuat Kesal
17 Kebahagiaan Tercipta
18 Dipercepat
19 Menciptakan Moment Indah
20 Lupakan
21 Time is Over
22 Berlawanan Arah
23 Penyesalan
24 Pernyataan Dokter
25 Menyalahkan
26 Anak Laki-Laki
27 Mengungkapkan
28 Tempat Tinggalmu?
29 Mencoba Menggoda
30 Sosok yang Membuat Penasaran
31 Pedulinya Seorang Asisten
32 Lupa Diri
33 Bukan Pelayan
34 To the Point
35 Tidak Fokus
36 Suasana Hati
37 Abang?
38 Cara Lain Lagi
39 Duda Akut
40 Alasan Lain Tetap Tinggal
41 Panggilkan Dokter?
42 Bertanya
43 Rencana Syukuran 4 Bulanan
44 Menyayangiku?
45 Pandangan Halusinasi
46 Nyaris Terpeleset
47 Terima Kasih, Perhatiannya
48 Hanya Mimpi
49 Sebuah Permintaan
50 Kebaikan Menolong Sesama
51 Salah Tingkah
52 Mendadak Pergi
53 Tidak Jadi Pulang
54 Takut
55 Meminta
56 Menyetujui Permintaan
57 Memberikan Nama
58 Kembali ke Rumah
59 Hal yang Paling Tidak Disukai
60 Kembali dengan Kebiasaan Dulu
61 Hari Bahagia dan Sebuah Perintah
62 Bersedia
63 Hijrah
64 Tumbuh Kembang sang Anak
65 Satu Anak Lagi?
66 Adik Perempuan
67 Amarah
68 Tak Terpisahkan
69 Sebuah Alasan
70 Datang Lebih Cepat
71 Bertemu Kakek
72 Teringat Kenangan
73 Serasi
74 Rasa Penasaran
75 Bertemu Kembali
76 Sangat Merindukan Dia
77 Aku nggak Takut
78 Mirip Banget atau Sedikit?
79 Mengorek Masa Lalu
80 Sudah Terlambat
81 Para Orang Tua Aneh
82 Sangat Cemas
83 Di Tempat Ini, Bersama Kita
84 Bahagia tapi juga Kecewa
85 Kunjungannya ke Rumah
86 Permintaan Sakha
87 Rindu seorang Anak
88 Bahagianya Jalan-jalan
89 Tidak Rela Berpisah
90 Dua Kali?
91 Tahun Depan?
92 Menaruh Curiga
93 Sebagai Pendonor
94 Detik-detik Terungkap
95 Terungkap sudah Kebenaran
96 Tanggung Jawab seorang Ayah
97 Hadiah dari Kakek
98 Please, Izinkan Aku!
99 Beri Aku Kesempatan Kedua
100 Ancaman Darwish
101 Keputusan Sakha
102 Dia Papaku
103 Surprise
104 Kebenaran yang Sebenarnya
105 Panggilan Daddy
106 Ledekan Ziva
107 Merelakan untuk Kebahagiaan (END)
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Kabur, lalu dibawa Pergi
3
Gue Mau Loe!
4
Nggak Mau Pulang
5
Senjata Makan Tuan
6
Satu Kali Permainan
7
Jasmine Noreen
8
Abyan Wiratama
9
Beruntung
10
Senjata Tembak
11
Ruang Rahasia
12
Sifatnya yang Tersembunyi
13
Buatkan Sarapan
14
Dikira Mimpi
15
Buruk Sangka
16
Jahilnya Dia Membuat Kesal
17
Kebahagiaan Tercipta
18
Dipercepat
19
Menciptakan Moment Indah
20
Lupakan
21
Time is Over
22
Berlawanan Arah
23
Penyesalan
24
Pernyataan Dokter
25
Menyalahkan
26
Anak Laki-Laki
27
Mengungkapkan
28
Tempat Tinggalmu?
29
Mencoba Menggoda
30
Sosok yang Membuat Penasaran
31
Pedulinya Seorang Asisten
32
Lupa Diri
33
Bukan Pelayan
34
To the Point
35
Tidak Fokus
36
Suasana Hati
37
Abang?
38
Cara Lain Lagi
39
Duda Akut
40
Alasan Lain Tetap Tinggal
41
Panggilkan Dokter?
42
Bertanya
43
Rencana Syukuran 4 Bulanan
44
Menyayangiku?
45
Pandangan Halusinasi
46
Nyaris Terpeleset
47
Terima Kasih, Perhatiannya
48
Hanya Mimpi
49
Sebuah Permintaan
50
Kebaikan Menolong Sesama
51
Salah Tingkah
52
Mendadak Pergi
53
Tidak Jadi Pulang
54
Takut
55
Meminta
56
Menyetujui Permintaan
57
Memberikan Nama
58
Kembali ke Rumah
59
Hal yang Paling Tidak Disukai
60
Kembali dengan Kebiasaan Dulu
61
Hari Bahagia dan Sebuah Perintah
62
Bersedia
63
Hijrah
64
Tumbuh Kembang sang Anak
65
Satu Anak Lagi?
66
Adik Perempuan
67
Amarah
68
Tak Terpisahkan
69
Sebuah Alasan
70
Datang Lebih Cepat
71
Bertemu Kakek
72
Teringat Kenangan
73
Serasi
74
Rasa Penasaran
75
Bertemu Kembali
76
Sangat Merindukan Dia
77
Aku nggak Takut
78
Mirip Banget atau Sedikit?
79
Mengorek Masa Lalu
80
Sudah Terlambat
81
Para Orang Tua Aneh
82
Sangat Cemas
83
Di Tempat Ini, Bersama Kita
84
Bahagia tapi juga Kecewa
85
Kunjungannya ke Rumah
86
Permintaan Sakha
87
Rindu seorang Anak
88
Bahagianya Jalan-jalan
89
Tidak Rela Berpisah
90
Dua Kali?
91
Tahun Depan?
92
Menaruh Curiga
93
Sebagai Pendonor
94
Detik-detik Terungkap
95
Terungkap sudah Kebenaran
96
Tanggung Jawab seorang Ayah
97
Hadiah dari Kakek
98
Please, Izinkan Aku!
99
Beri Aku Kesempatan Kedua
100
Ancaman Darwish
101
Keputusan Sakha
102
Dia Papaku
103
Surprise
104
Kebenaran yang Sebenarnya
105
Panggilan Daddy
106
Ledekan Ziva
107
Merelakan untuk Kebahagiaan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!