Karena dorongan Jasmine terlalu kuat, membuat Byan jatuh di lantai. Byan benar-benar tidak terima atas perlakuan Jasmine padanya. Dia kesal dan ingin marah, tapi saat melihat Jasmine seperti orang yang ketakutan, akhirnya Byan menahan emosinya.
Byan bangkit lalu meraih tangan Jasmine, tapi ditepis langsung oleh Jasmine.
"Loe kenapa sih? Gue minta baik-baik sama loe, malah loe dorong gue," ucap Byan dengan kesal.
"Loe yang keterlaluan, loe nggak bisa buat kesepakatan murahan seperti ini, loe udah ngejebak gue!" teriak Jasmine keras.
"Kita sudah deal, itu artinya loe mau!" Byan menatap tajam Jasmine.
"Tapi gue nggak tahu kalau loe bakalan minta yang aneh-aneh. Loe sengaja ngejebak gue, kan!" teriak Jasmine dan kini air matanya mulai menetes di pipinya.
Byan terdiam sejenak, dia mengakui apa yang dikatakan oleh Jasmine itu benar. Byan tahu dia salah. Tapi apa boleh buat, itulah trik yang selalu Byan gunakan untuk mendapatkan keuntungan. Byan baik sih tapi curang.
"Sudahlah, lagian juga loe udah bebas dari kejaran orang jahat yang akan bunuh loe. Nyawa loe sudah aman berkat GUE!" Byan mengingatkan kembali dengan menekan kata 'gue' dengan bangganya.
Jasmine memalingkan pandangan matanya ke arah lain. Dia menghapus air matanya perlahan. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena memang benar dirinya sekarang aman dari kakak tirinya, tapi berujung pada masalah lain yang akan membuat dirinya hina. Jasmine bingung dan tidak tahu apa yang akan dia lakukan sekarang, karena dia sudah berada bersama Byan yang mungkin sulit untuk dia bujuk.
"Sebenarnya kenapa sih orang-orang itu mau ngebunuh loe?" tanya Byan penasaran.
Jasmine terdiam, dia masih memikirkan alasan apa yang akan dia jawab pada Byan. Padahal nyatanya Jasmine hanya kabur dari rumah.
"Aku ... aku mau dijual ke Luar Negeri, kalau aku menolak maka mereka akan membunuhku," ujar Jasmine sedikit gugup tapi mencoba bicara setenang mungkin.
"Siapa yang mau jual loe?"
"Emm ... itu, pria jahat yang tadi itu!" ucap Jasmine asal.
"Pria mana?" tanya Byan kembali.
"Ya, itu yang mau membunuhku yang mengejarku tadi," Jasmine menundukkan kepalanya dan kali ini dia terlihat gugup.
Byan menyadari bahwa Jasmine seolah berkata tidak jujur.
"Cih, alasan kamu itu nggak masuk akal Jasmine. Kamu membohongiku, kan?"
"Tidak!" Jasmine kaget dan langsung menjawab dengan gelengan kepala.
Byan berdiri dan melangkah menuju lemari pakaian untuk melihat barang milik Jasmine.
Byan tersenyum dan menggelengkan kepalanya tak percaya, karena semua pakaian yang Jasmine punya adalah pakaian mahal bermerek dan uang yang Jasmine miliki cukup banyak.
"Sekarang bawa tas loe ini, nanti gue antar loe pulang. Dari pada loe lama-lama disini, gue takut khilaf," pinta Byan dengan tegas.
Jasmine menatap Byan yang sudah memegang tas miliknya, yang menandakan bahwa Jasmine harus ke luar dari apartemen secepatnya.
"Gue nggak mau pulang!" Jasmine menarik tasnya dari tangan Byan dengan paksa.
Byan menjadi kesal dengan perlakuan Jasmine.
"Dengan alasan apa loe nggak mau pulang?" tanya Byan dengan lantang.
Jasmine malah diam tak bisa menjawab.
"Gue nggak mau disangka ngumpetin wanita di apartemen gue. Bisa aja loe kabur dari rumah, karena uang yang loe bawa cukup banyak."
"Dan loe sepertinya anak orang kaya terlihat dari pakaian yang loe bawa semuanya merek terkenal," Byan mamandang pakaian yang dipakai dari tubuh Jasmine.
Jasmine lagi-lagi diam tak mau menjawab perkataan Byan.
"Oh, atau loe itu adalah pencuri yang ketahuan orang, lalu dikejar-kejar?" ujar Byan menduga-duga.
Jasmine melotot ke arah Byan, lalu menggelengkan kepalanya.
"Oh, atau loe itu wanita penghibur yang melayani pria hidung belang, setelah pria itu lelah dan tertidur, kemudian loe ambil semua uang pria itu? Benar tidak?" ujar Byan lagi dengan dugaannya.
"Berarti gue nggak salah dong anggap loe wanita penghibur. Jadi loe harus layani gue sesuai kesepakatan kita, maka loe bisa tinggal di apartemen gue, ok!" Byan perlahan mendekat ke arah Jasmine hendak menyentuh Jasmine.
Jasmine mulai naik darah, dia tidak tahan dengan ucapan Byan yang tiada henti merendahkan dirinya dengan dugaan-dugaan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Jasmine menepis tangan Byan dengan kasar lalu beralih menampar wajah Byan begitu saja. Jasmine tidak bisa menahan emosinya.
Plakkk
"Apa yang loe tuduhkan ke gue itu semuanya salah. Jadi jangan pernah loe menghina gue!" bentak Jasmine yang matanya berkaca-kaca.
Byan memegang wajahnya yang sedikit sakit karena tamparan Jasmine. Dia berusaha tenang dan tidak membalas perlakuan Jasmine.
"Jadi apa alasan loe bersembunyi ke mobil gue dan loe bilang ada orang yang mau membunuh loe, hah? Cepat katakan!" bentak Byan kali ini membuat Jasmine lagi-lagi memikirkan alasan apalagi yang akan dia katakan pada Byan.
"I-itu karena gue ... gue...," Jasmine gugup dan tak bisa melanjutkan ucapannya.
"Baiklah, gue akan cari tahu sendiri. Mudah bagi gue untuk mencari informasi tentang seseorang apalagi wanita seperti loe!" Byan meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
Panggilan terhubung.
"Hallo Wandi, gue mau loe cari tahu informasi tentang wanita yang bernama Jas...," ucap Byan pada salah satu bawahannya yang tiba-tiba terpotong, karena Jasmine langsung menarik paksa ponsel milik Byan.
Jasmine menyimpan ponsel Byan dibelakang tubuhnya yang bergetar hebat. Sedangkan Byan tersenyum miring melihat tingkah Jasmine.
"Loe takut ketahuan? Makanya jujur sama gue. Sini, kembalikan ponsel gue," Byan mencoba untuk mengambil ponselnya dari Jasmine.
Jasmine mundur perlahan tapi Byan malah mendekat dan lama-kelamaan mereka semakin mendekat sehingga Byan tak ingin melewatkan kesempatan.
"Jadi gimana? Loe jujur aja, tapi loe harus tidur sama gue, atau jika loe nolak layani gue, maka gue pulangin loe ke rumah loe!" bisik Byan dengan perlahan mendekatkan tubuhnya ke Jasmine untuk mengambil ponselnya yang disembunyikan Jasmine di belakang tubuhnya.
"Loe curang, pokoknya gue nggak mau pulang ke rumah," protes Jasmine kesal hingga mendorong Byan kembali dari tubuhnya.
"Kalau loe nginep di apartemen gue, maka loe harus serahin tubuh loe ke gue."
"Gue bisa jadi pelayan loe disini nggak apa-apa, kok. Tapi kalau untuk melayani loe, jelas gue nggak mau," tawar Jasmine memohon.
"Nggak bisa. Ayo, gue antar pulang sekarang!" Byan hendak ke luar dari kamar.
Dengan cepat Jasmine menahan langkah Byan.
"Ok, gue jujur!"
Byan berbalik ke arah Jasmine.
"Sebenarnya orang tua gue sudah meninggal seminggu yang lalu, terus ada pihak Bank datang menyita rumah dan semua aset milik keluarga gue," Jasmine terpaksa bercerita bohong pada Byan.
"Belum lagi rentenir yang mau jual gue ke Luar Negeri sebagai ganti pelunas hutang orang tua gue. Jadi gue mohon tolongin gue, please!" Jasmine memohon sambil menangis dengan acting semampunya.
Jasmine merasa bersalah pada orang tuanya yang telah meninggal, karena hanya alasan itulah yang mungkin bisa membuat Byan menolongnya.
"Maafkan Jasmine ya, ma ... pa. Jasmine sudah berbohong," batin Jasmine menyesal. Tapi kali ini Jasmine benar-benar menangis.
Byan tidak tega melihatnya, tapi bagaimanapun Byan mempunyai prinsip, yaitu hidup di dunia ini tidak ada yang gratis.
"Nggak bisa. Kalau loe mau tinggal di sini, itu artinya loe milik gue. Loe harus layani gue," kata Byan masih dengan pendiriannya.
"Tapi kalau loe nggak mau, sekarang juga gue antar loe ke panti asuhan saja, biar loe aman!" ujar Byan yang asal bicara.
Jasmine kaget saat Byan bicara soal panti asuhan. Mana ada panti asuhan yang menampung orang dewasa seperti Jasmine.
"Loe kira gue anak kecil yang bisa ditampung di panti asuhan. Dasar loe nggak punya otak," maki Jasmine.
"Ya sudah, sekarang keluar dari apartemen gue!" pinta Byan kesal.
Byan langsung menarik tangan Jasmine hendak membawanya ke luar dari apartemennya.
"Tunggu!" Jasmine menahan langkah mereka.
Byan berbalik menatap Jasmine.
"Apalagi sih, ah!" bentak Byan.
Jasmine terlihat gugup dan bergetar. Dia bingung mau mengatakannya dari mana. Justru itu akan membuatnya malu setengah mati.
"Cepat katakan!" bentak Byan dengan keras kali ini.
"Gu-gue mau layani loe, asal loe ... mau halalin gue!" ujar Jasmine terbata.
Byan terdiam sejenak, sebenarnya dia kaget mendengar perkataan Jasmine.
"Hahaha ... halalin loe?" tanya Byan dengan tawanya geli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Farah
😬😬😬😬😬
2023-01-09
0
Cleo Patra
gampang bgt jasmin ngomong gitu😁
2022-12-16
0
Pink Ky
boleh jg Jasmine. berani bener dia
2022-12-06
0