"Dengerin ya Arga Sayang, Laura itu tulus sama kamu. Sampai kapan pun Laura akan tetap cinta sama Arga meski Arga menolak ribuan kali! Paham?"
Mendengar itu, Arga tersenyum miring. "Dan sampai kapan pun gue gak akan pernah cinta sama, lo! Meksi lo nembak gue ribuan kali! Paham?" Lelaki itu berteriak jahat tepat di wajah Laura. Anak itu bahkan menonjok tembok sekali lagi sebagai bentuk sumpah serapahnya barusan.
"Ati-ati kalo ngomong, Ga! Entar kamu cinta dikutuk mati sama aku, loh." Laura memperingati.
"Bodo amat!" Arga mendengkus. Dua bahunya setengah mengedik tidak peduli.
Sudah tidak aneh. Cowok itu memang menyimpan sejuta kebencian terhadap gadis yang ada di hadapannya kini. Hampir setiap hari Laura selalu membuat Arga malu dan merasakan keanehan dari tingkah lakunya.
"Ya udah kalo bodo amat! Tapi engga usah pukul tembok juga kali, nanti tangan Arga bisa sakit."
"Mata gue jauh lebih sakit dengan adanya lo! Ngerti?" Emosi Arga makin tak terkontrol lagi. Hal itu membuat Laura mengambil satu langkah mundur.
Gadis itu mendesah. "Ya Tuhan! Kenapa sih calon jodoh aku kayak gini banget? Emangnya dia bener-bener nggak bisa suka sama aku aja ?" Laura mendongak ke atas langit seolah ia tengah bicara dengan Tuhan.
"Cuih, percaya diri amat ini manusia!" Arga merinding jijik.
Gadis itu kemudian menyandar pasrah pada dinding tembok, meremas jari yang saling bertaut sembari menundukan kepalanya. "Arga, kata papah kamu aku itu baik loh, aku cocok sama kamu. Papah kamu bilang setuju kalo kamu nikah sama aku. Malahan dia bilang pengin punya mantu sebaik aku!" lirih Laura. Arga hanya membalas dengan cibiran.
Masih ingin ngoceh panjang kali lebar, Laura mendongak. "Kalau dia udah ngomong gitu, artinya Papah kamu suka sama aku, 'kan?"
"Cuih! Apa hubungannya sama gue, Laura Bambang?" Arga berdecih kesal. "Gue saranin mendingan lo pacaran aja sama bokap gue! Nggak usah ajak-ajak gue, gue gak mau ikutan!"
"Eh, sembarangan kamu! Kan aku sukanya sama Arga, bukan papah Arga. Lagi pula Laura gak mau jadi pelakor, apalagi sampe jadi ibu tiri kamu," jawab gadis itu sok polos seperti tidak memiliki dosa. Arga lalu menggemelutukkan gigi-giginya.
"Gue juga gak mau kali, punya ibu tiri kayak lo! Bisa mati gue."
"Ya udah, makanya kita nikah aja!"
Sontak Arga membulatkan matanya lebar-lebar.
Cewek itu ya Tuhan ... ada saja yang diomongin, membuat Arga semakin muak saja. Demi Neptunus dan kerang ajaib, Jika Laura adalah seekor plankton, sudah dipastikan Arga akan menginjaknya hingga mati tak tersisa.
"Plissss, cinta sama Laura aja ya Ga. Kalo gak sekarang nanti juga boleh. Semisal kamu nggak mau pacaran, kita ta'aruf aja gimana? Yang penting Arga jadi milik Laura," rengek gadis itu lagi.
"Ngga ada ahlak lo emang! Cowok macam mana yang mau ta'aruf sama cacing pita kayak lo!" Arga menoyor dahi Laura dengan ujung telunjuknya cukup keras. "Dah, lah. Lama-lama gue bisa struk ngomong sama cacing pita kayak, lo!"
Cowok itu kemudian meninggalkan Laura sendirian di belakang sekolah. Bisa gila kalau berlama-lama di dekat Laura. Sedari tadi Arga sudah mati-matian menahan rasa emosi, dan kali ini ia sudah tak tahan lagi.
"Arga ... Jangan pergi, Laura masih mau ngobrol lagi sama Arga. Kita bicarain semua ini baik-baik, oke!" teriak Laura.
"Baik-baik mata lo soak!" balas Arga kemudian berlalu di ujung tiang.
Gadis ajaib itu menatap lunglai kepergian Arga, merasakan hawa sesak yang melingkupi ruang di dadanya. Jiwanya mengambang dalam lautan luka yang tidak berdasar. Air matanya menetes bersamaan dengan lenyapnya tubuh Arga dari pandangan Laura.
Laura nggak akan nyerah gini aja, loh! Suatu saat Laura pasti akan mendapatkan hati Arga, janji gadis itu dalam hatinya.
Satu hal yang menyingkirkan rasa sakit hatinya, hari ini adalah pertama kalinya Arga mau melakukan kontak fisik dan berbicara dengan Laura lebih dari tiga kalimat.
Yupsz. Arga sempat menggandeng tangan Laura, walau ia melakukanya dengan terpaksa.
Laura mengenal Arga semenjak ia masih duduk di bangku SMP. Dari pertama kali ia mengenal Arga, gadis itu langsung tertarik mendekati cowok itu. Entah apa yang gadis itu rasakan, tapi Laura tidak pernah sedikit pun menyerah pada usahanya yang selalu dianggap sia-sia.
Selama ini gadis itu terlalu sibuk mengutarakan perasaanya pada Arga, bahkan ia tidak pernah tahu tujuan hidupnya mendekati Arga untuk apa.
Laura hanya senang melakukanya, jadi hatinya akan gunda jika sehari saja tidak mengganggu Arga.
Yang dia mau sekarang hanya ingin melihat Arga setiap hari. Memberikan segala perhatianya untuk Arga seorang, bila perlu seumur hidup juga tidak masalah.
Hanya itu yang ingin dilakukan Laura.
Mencintai tanpa tujuan. Mungkin perasaannya bisa disebut begitu. Karena di lubuh hati Laura sendiri juga belum ingin menjalin hubung berpacaran.
Mungkinkah ia hanya terobsesi saja?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Etik Etik
nyimak
2023-01-05
1
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
berusaha tegar tp dlm nya ga baik² aja.. yg sabar dan kuat yaa Laura
2022-12-25
2
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
wkwkwkkwk
2022-12-25
1