Banyak hal yang harus dilalui Laura sebelum garis merah dua menghancurkan masa depannya.
Dan, semuanya berawal dari sini ......
"Gue cinta sama lo, Arga!"
Gadis bernama Laura itu berteriak di sebuah lorong kelas. Disaksikan beberapa guru, kakak kelas, adik kelas, dan seluruh murid yang lalu lalang di jam istirahat. Dengan tidak tahu malunya gadis itu meneriaki objek manusia yang ia lihat bernama Argantara Mega.
Tidak susah menemukan cowok yang suka dipanggil Arga itu. Bahkan dalam jarak dua puluh meter, Laura dapat mengenali tubuh Arga dengan jelas. Di manapun Arga berada, di situlah ada seorang gadis bernama Laura yang selalu menggerayangi kehidupan Arga.
Mengiringi setiap waktu berharga Arga dengan berbagai macam ulahnya yang menyebalkan.
Dan, Arga benci itu!
Lima belas menit yang lalu, seorang cowok nyeleneh yang tidak lain adalah teman sekelas Arga, telah menantang seorang gadis bernama lengkap Laura Anna, untuk menyatakan cintanya di depan umum.
Cowok itu berkata, jika Laura benar serius mencintai Arga, Laura harus sedikit berkorban alias menahan rasa malu demi sesuatu yang manis dan romantis. Tidak disangka, gadis itu menurutinya. Mengikuti tantangan nyeleneh dari sahabat Arga.
"Kalo lo mau bikin hati Arga tersentuh, Nyatain cinta lo buat Arga, di lorong kelas!" perintah anak itu sambil menaik turunkan alisnya.
"Oke! Siapa takut!" Laura mengangguk tanpa mikir-mikir lagi.
Siapa sangka? sebuah kalimat dari mulut sialan itu telah berhasil memprovokasi otak dari seorang gadis nekat bernama Laura.
"A ... R ... G ... A! Arga!" teriak Laura sengaja mengeja nama Arga keras-keras. Kira-kira frekuensinya sekitar 120 desibel, setara dengan kencangnya sebuah galangan konser musik rock. Di mana suara itu dapat membuat sebagian gendang telinga mahluk normal mendadak stress.
Fiks! cewek gila, nih! Beberapa orang yang melihat saling berbisik.
"Argaaaa!"
"Gue suka sama lo, sejak lo kelas satu SMA!" Gadis ajaib itu berteriak lebih kencang, mengalahkan suara bell yang tiba-tiba berbunyi. Para siswa mulai berdatangan untuk melihat gadis aneh yang sedang berdiri di tengah lorong itu.
"Ralat deh ... gue cinta lo sampai kiamat. Udah gak ada obat!" teriaknya menggelegar.
Gila! cewek ini sudah gila ...!
Teriakan beberapa orang di sampingnya tak dihiraukan oleh Laura. Dengan perasaan malu, Arga gagas menghampiri gadis yang sedang berdiri di tengah lorong kelas itu. Menarik paksa lengan nya untuk menjauh dari khalayak ramai.
Arga harus menghentikan aksi nekat gadis ajaib itu. Kalau tidak, Arga akan semakin dibuat malu karena gadis itu terus meneriaki namanya.
Arga membawa Laura ke belakang sekolah yang lebih sepi. Entah harus menaruh urat malu nya di mana, yang jelas Arga tidak berani menatap sedikit pun lingkungan di sekitarnya. Pandanganya fokus membawa gadis gila itu dari kerumunan ramai tadi.
"Lo, gila?"
"Hah? Gila? Enggak lah! Laura itu cinta sama Arga... Laura engga gila!" Gadis kelahiran meganthropus erectus itu berujar polos. Matanya berbinar dipenuhi benih-benih cinta.
Cinta monyet.
"Lo itu kaka kelas gue, harus nya lo bisa bersikap lebih dewasa dari gue! Bukan jadi badut tontonan semua murid kayak begini!" maki Arga sambil menunjuk kening Laura geram.
Kalau bukan karena malu, mungkin cowok itu tidak akan sudi bersentuhan dengan makhluk aneh seperti itu. Apalagi sampai menggandeng tangannya seperti tadi. Cuih, rasanya Arga ingin meludah saat ini juga.
Dengan tidak berdosanya gadis itu menjawab, "Hmmmm. Laura emang kaka kelasnya Arga! Tapi umur kita sama, Ga. Kenapa sih, kamu itu ngga pernah paham sama perasaan Laura? Emangnya gak mau gitu, sedikit aja ngertiin perasaan aku!"
"Setaaan!" maki Arga lirih.
Gadis itu mencebik. Menghentak-hentakan kakinya tidak berdosa. Bibirnya manyun karena sebal.
"Argaa," lirih gadis itu penuh binar.
"Iskh! Sialan! Kenapa si, gue harus selalu berususan sama yang modelan begini!" Arga menggeram lirih.
Sumpah ya ... melihat tingkah gadis ini membuat bulu roma Arga merinding jijik, lebih baik ia melihat mba kunti dari pada harus melihat Laura.
Laura Anna.
Ialah gadis yang wajib Arga hindari di lingkungan sekolah.
"Lo itu punya urat malu ngga, sih? Lo tau gak, kelakuan lo itu kampungan banget. Lo cewe! Harusnya lo punya harga diri sedikit!" Arga menonjok tembok sekuat tenaganya.
Hatinya bergemuruh dipenuhi rasa emosi. Andai orang tuanya mengizinkan, lebih baik ia pindah dari sekolah ini.
Ya ... Selama satu tahun Arga selalu diganggu oleh gadis ajaib ini. Hobinya mendatangi Arga dari sudut mana saja.
Pokonya selalu ada saja tingkah nyeleneh dari gadis menyebalkan yang sering dipanggil dengan nama Laura tersebut.
"Kalau Laura cuma punya cinta buat Arga, gimana?" ujar Laura lagi. Gadis itu menekankan nada bicaranya.
"Kayaknya si itu aja yang Laura miliki! Masa iya Arga gak pernah ngerti?"
"Oh my goodness! Susah ya ternyata, ngomong sama orang kayak lo! Bener-bener gak ada otaknya!" Arga menghela berat setelah itu, merasakan pusing mendadak, terutama nyeri pada bagian kepalanya.
Berasal dari mana sih cewek yang satu ini?Pikir Arga geram sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Harusnya Arga cari pacar,Biar Laura gak ngejar2 kamu lagi..
2024-06-26
0
Nur Mawan
i
2023-01-22
0
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
Weh Laura 🤭
2022-12-26
5