Basi

"Aku cinta kamu selamanya!"

Kalimat di atas rasanya seperti semangkuk sayur yang dibiarkan tergeletak di atas meja selama satu bulan.

Basi...

Begitulah seorang Arga menanggapi sebuah kalimat yang membuat hatinya bergetar jijik nyaris setiap hari. Cinta adalah sesuatu yang tidak pernah dirasakannya, dan gadis aneh itu, bisa tidak mahluk merepotkan itu tidak usah ada saja?

Arga benci sekali hidup dikelilingi bayang-bayang wanita aneh alias si cacing pita Laura.

Seluruh dunianya seakan berhenti berputar saat kehadiran gadis gila itu. Dadanya sesak menahan segala macam bentuk rasa emosi. Arga benci itu semua itu, ia benci dengan segala bentuk perhatian menjijikan yang dilakukan gadis itu.

"Gue nyesel udah masuk ke sekolah ini! Dua tahun hidup gue kagak tenang gara-gara cewek cacing itu. Andai gue berkuasa, pengin rasanya gue pindah aja dari sekolah ini," gumam Arga kesal. Sayangnya kedua orang tua Arga melarangnya untuk pindah entah kenapa.

Argantara Mega.

Murid kelas 11 IPS di SMA Medan Harapan. Manusia hidupnya paling tidak tenang, karena harus selalu menghindar dari setiap kesialan yang disebabkan oleh Laura.

Laura, sebenarnya gadis itu tidak jelek. Hanya saja nasib anak itu amatlah malang dalam hal mencintai. Sebenarnya Laura juga tidak tahu, mahluk merek apa yang sedang ia cintai selama ini.

Cowok itu sangatlah susah untuk didekati. Lima tahun menjalani masa pedekate, lima tahun itu pula Laura tidak pernah dianggap kehadiran nya sama sekali.

Dan, ya. Sialnya ....

Suatu ketika, negara api menyerang kehidupan Laura secara tiba-tiba. Seseorang yang tidak lain adalah teman Arga telah membisikan rayuan setan hingga membuat anak terjatuh ke dalam lautan malu. Memang niatnya hanya mengerjai, namun damagenya sangat kuat merasuki kejiwaan gadis itu.

Cowok super duper menyebalkan itu bernama Roma. Asli Roma, bukan nama julukan a. Roma Lemon kepanjangannya, teman sekelas Kai sekaligus tetangga di samping rumahnya.

kembali lagi pada bisikan setan terkutuk bernama Roma yang sukses membuat Arga dan Laura di nobatkan sebagai couple ter-eksis di SMA Medan Harapan. Tanpa ada kata pacaran pula.

Good job! Kata Roma.

Mungkin Laura tidak peduli dengan gosip para siswa di sekolahnya, namun beda halnya dengan Arga. Cowok itu sangat risih dengan julukan baru yang didapatinya.

Couple anjay, begitulah para siswa lainya menjuluki Arga dan Laura. Kenapa harus couple Anjay? Entahlah, mungkin karena mereka tidak berpacaran, tapi mulai siang tadi seluruh sekolah memutuskan mereka sudah jadian.

Kisah cinta Laura si gadis keong racun dan Arga si cowok mengheningkan cipta akan segera dimulai.

Kembali lagi pada nasib Arga, cowok itu memilih duduk termenung di meja kelasnya yang terletak paling pojok dan ada di urutan terbelakang. Berbeda jauh dengan Laura, Arga bukanlah murid pintar, tapi juga bukan golongan siswa oon seperti Roma.

"Cie, couple Anjay! Pasti lo lagi terngiang-ngiang wajah Laura si cacing pita, ya?" Suara Roma memecah suara.

"Berisik lo, jamet!" Arga mendengkus kesal. Manusia menyebalkan itu tidak tahu apa, kalau Arga sedang kesal tingkat kuadrat? Kalau bukan karena Roma, ia tidak mungkin dijuluki 'Couple Anjay' oleh teman-temannya, pikir lelaki itu.

"Jangan galak-galak, Ga! Terima aja, dari pada lu ga punya yayang."

"Naajiiis," maki Arga makin jadi. Ia lalu mengambil tas karena bell pulang sudah dibunyikan beberapa menit lalu. Arga harus segera pergi sebelum cacing pita keluar dari sarang dan mengganggu hidupnya lagi.