Positif?

Bab 3

Diana langsung menuju ke kamar dan menutup pintunya rapat-rapat saat itu. Ia menelungkup kan kepalanya di bantal dan menangis sejadi-jadinya di sana.

Diana pikir mertua-mertua jahat, tukang nyinyir dan tukang suruh itu hanya ada di dalam dunia pertelevisian. Tetapi ternyata dia mengalaminya juga.

Diana tidak punya mental yang terlalu kuat, berbeda dengan saudaranya, Diara yang justru sebaliknya. Oleh sebab itulah hanya Diara di izinkan oleh Ambunya merantau ke luar negeri. Menjadi TKI di sana.

Ah, memikirkan keluarganya membuat Diana jadi merindukan mereka.

“Aku kangen sekali sama Ambu ... pengen pulang sebentar ke sana. Semoga Mas Ryan ngizinin aku pulang.”

Diana pun segera menghubungi suaminya yang baru saja berangkat itu. Tentu setelah dirinya merasa lebih tenang dan tangisnya tak lagi berbekas. Ya, Diana tidak semanja itu dengan terus menunjukkan kelemahannya pada sang suami. Apalagi soal perseteruannya dengan sang mertua yang takkan pernah bisa memperlakukannya dengan baik.

“Ya ada apa, Di? Baru ditinggal sebentar udah kangen,” kata Ryan mengawali pembicaraan.

“Kamu percaya diri banget, Mas.” Selorohan Ryan membuat Diana tersenyum.

“Memangnya ada apa?”

“Semenjak menikah, aku jarang pulang. Aku mau minta izin pulang ke kampung halaman, Mas. Aku kangen sama Ambu ....”

“Kenapa baru bilang, Diana. Tadi sebelum aku berangkat kamu nggak omong apa-apa.”

“Iya, baru kepikiran sekarang. Tiba-tiba aku kangen banget sama beliau sampai sedih.”

“Hmm, iya. Kenapa kamu gampang banget sedih sekarang. Aku lihat kamu sering nangis.”

“Aku nangis karena Ibu kamu, Mas,” batin Diana.

“Jangan-jangan kamu hamil, ya.”

Deg.

Perkataan Ryan membuat Diana termenung sesaat.

“Aku baru aja mens kemarin.”

“Tapi cuma sehari kamu bilang. Bisa jadi itu Cuma darah implantasi.”

“Mas Ryan udah kayak dokter aja.”

“Ya siapa tahu. Aku sering baca-baca di internet. Namanya juga orang yang sudah menikah pasti harus lebih banyak belajar, kan? Lagi pula nggak salah juga kalau aku mengharap cepat.”

“Mas udah pengen jadi ayah?”

“Iyalah. Pengen sekali ....”

“Sayang. Ibumu nggak suka aku hamil anak kamu, Mas.” lagi-lagi Diana mengeluh dalam hatinya.

“Semoga disegerakan.” Hanya demikian tanggapan Diana soal anak sebelum mereka kembali ke permasalahan inti. “Jadi gimana? Aku di izinin pulang nggak?”

“Boleh, tapi harus aku yang mengantarmu ke sana. Nggak mungkin aku ngebiarin kamu pulang sendirian.”

“Kapan?”

“Nanti sore.”

“Boleh nggak ... kalau nggak usah pulang ke sini lagi?” kata Diana hati-hati.

“Maksudnya apa Diana?”

“Aku lebih betah tinggal di rumah Ambu daripada di sini ...” jawabnya lirih sembari menahan air mata yang sudah kembali menggenang.

“Terus gimana dengan kerjaanku?”

“Mas boleh, kok, tetap ngantor di sini. Nggak papa kalau misalnya Mas Ryan Cuma bisa jenguk aku seminggu atau sebulan sekali. Aku bakal ngerti.”

“Nggak gitu masalahnya. Kita itu suami istri, Diana. Bukan orang pacaran yang ketemunya hanya sesekali.” Suara Ryan sudah mulai berubah. Kecewa sudah pasti. Diana berkata demikian seperti tak mempunyai beban. Memangnya semudah itu menjalani LDR? Apalagi mereka masih tergolong pengantin baru. “Sudahlah, kita bahas masalah ini lagi nanti. Aku cari solusinya dulu.”

“Solusinya kita pindah rumah, Mas,” Diana terdengar memohon.

“Apa kamu nggak bisa sabar sedikit pun, Diana?!”

Tut tut!

Telepon langsung di matikan. Membuat Diana mengusap dadanya yang terasa nyeri. Kenapa sih, tidak ada yang mau mengerti dirinya sedikit saja? Diana tidak cocok dengan mertuanya. Tetapi kenapa Ryan tak mau mengerti dan cenderung menyepelekan keluhannya selama ini?

Sore harinya, Diana pun mendengar mobil suaminya berhenti di depan rumah. Tanda bahwa pria itu sudah pulang setelah disibukkan dengan berbagai kegiatannya hari ini di kantor.

“Mas?” sapa Diana begitu mereka bersitatap. Sedikit kemarahan masih tampak di wajah Ryan. Tetapi Diana paham, marahnya pria itu tak akan lama. “Aku minta maaf soal yang tadi pagi.”

“Sudahlah, kita bahas nanti saja. Bersiaplah, kita akan langsung berangkat ke sana.”

“Tapi Mas Ryan belum istirahat.”

“Nggak papa, istirahat di sana sekalian saja nanti. Perjalanan kita jauh. Aku nggak mau kita sampai di sana terlalu malam. Tempat tinggal orang tuamu sedikit horor.”

Diana mengangguk dan tersenyum. Menggandeng tangan suaminya masuk ke dalam kamar mereka. Lepas sudah semua permasalahan mereka setelah mereka bertemu dan saling memeluk satu sama lain. Sepasang suami istri yang sedang berselisih paham hanya bisa diluruskan dengan cara komunikasi dan diberi sedikit sentuhan fisik.

Akhirnya, keduanya memutuskan untuk pergi ke Brebes. Tempat di mana orang tua Diana tinggal. Rencananya, Ryan akan menginap di sana selama beberapa hari dan membiarkan istrinya tinggal di sana—sampai pikiran istrinya itu benar-benar tenang bersama orang tuanya. Ryan memaklumi perselisihan ini akan terjadi karena mertua dan menantu akan ada fase seperti ini pada awal-awal pernikahan karena mereka masih dalam tahap penyesuaian.

“Nanti kalau kamu udah merasa baik, pasti aku jemput,” ujar Ryan pada saat mereka sudah dalam perjalanan. Sembari memikirkan bagaimana rencana mereka nanti ke depannya.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini ada orang yang mau jual rumah atau tanah kosong di dekat rumah Ibu. Jadi, Ibu nggak punya alasan lagi untuk melarang kita pindah.”

“Semoga saja, Mas,” balas Diana.

Ryan kembali memastikan, “Tapi untuk sementara waktu, kamu masih mau sabar, kan?”

Diana mengangguki ucapan suaminya meskipun ia tak terlalu yakin dengan dirinya sendiri. Namun Diana berharap, ia bisa melewati ujian pernikahannya yang Tuhan kirimkan melalui ibu mertuanya.

∆∆∆

Dua hari berlalu semenjak mereka berangkat dari Jakarta. Sepasang suami istri itu, Diana dan Ryan sangat menikmati keindahan dan udara segar alam Brebes sambil berbulan madu. Namun pagi ini, Ryan sudah harus kembali ke kota karena dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.

“Yah, pasti nanti aku kangen ...” keluh Diana pada sang suami yang sudah masuk ke dalam kendaraannya.

“Tapi di ajak nggak mau.”

Diana cemberut. “Kan masih kangen sama Ambu juga.”

“Jangan lama-lama di rumah, ya. Kabarin secepatnya kalau kamu mau balik ke rumah Ibu lagi.” Ryan mengusap-usap pucuk kepala sang istri.

Diana tersenyum dan mengangguk. Dia pun melambaikan tangan pada saat mobil suaminya mulai menjauh.

Perempuan itu pun kembali ke dalam rumahnya. Dia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk melihat benda yang tadi sempat dia tinggal. Diana tidak bisa menunggu terlalu lama karena pada saat itu, sang suami terus memanggilnya saat tengah membutuhkan sesuatu.

Ya, alat itu adalah tes kehamilan yang sudah perempuan itu timpakan beberapa tetes urin nya. Dan hasilnya, ternyata Diana hamil. Garis dua terang menghiasi alatnya. Sayang, Ryan tak sempat mengetahui kabar bahagia ini karena pria itu sudah keburu pergi.

Awalnya Diana tidak yakin dengan hasil tersebut karena bisa jadi tes menunjukkan positif palsu. Tetapi jika di cocokkan dengan gejala yang dialaminya, mulai dari tidak enak badan, perut kram dan sensitif terhadap bau, sepertinya tak salah lagi.

Tubuh Diana gemetar mencium lantai. Dia sangat berterima kasih kepada Sang Kuasa atas nikmat yang diberikan padanya. Akhirnya dia dipercaya oleh Tuhan mengandung anak pertamanya dengan sang suami, yang kebetulan juga sedang sangat mengharapkan kehadiran buah cinta mereka.

Namun, masih ada ganjalan dalam hati Diana mengenai kehamilannya itu. Mertuanya tak Sudi mempunyai keturunan dari rahimnya. Bagaimana nasib anaknya kelak? Apa perlu dia menyembunyikan kehamilan ini sampai tiba anaknya lahir? Diana takut wanita tua itu melakukan sesuatu yang membahayakan nyawa mereka berdua.

Diana berpikir keras.

Terpopuler

Comments

tiara officiall

tiara officiall

SMG diana n anaknya selamat dr amukan Mak lampir

2023-01-04

0

@sulha faqih aysha💞

@sulha faqih aysha💞

selamat ya Diana atas kehamilannya semoga Rian tambah sayang
dan untuk mertua abaikan saja 🤭😅

2022-11-02

0

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

aku mau donk mas Ryan di peluk juga seperti diana😂😂😂

2022-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!