Wulan sudah sampai di rumah, dia mengambil semua barang yang dia miliki di rumah yang selama satu tahun ini dia tinggali bersama dengan Agung.
dia mengambil semua baju miliknya dan juga semua surat penting seperti buku nikah dan kartu keluarga.
karena itu akan di gunakan untuk mengurus perceraian, Hadi membantu membawa tas itu dan Wulan meletakan surat penting di tas miliknya.
"tunggu, kalian sedang melakukan apa, kalian ingin menjarah semua barang di rumah ini," marah Bu as.
"apa maksud ibu, saya hanya mengambil baju yang saya bawa saat masuk kesini," kata Wulan dengan jujur.
"aku tak percaya, kamu itu wanita sial, sudah di kasih hati, kamu malah tak tau malu," bentak wanita itu hingga membuat para warga berdatangan.
"memang apa salah ku ibu, ini hanya baju yang aku bawa, bahkan aku tak membawa pakaian yang ibu dan mas Agung berikan,"
"bohong, lihatlah warga, dia berani datang untuk mencuri harta anak ku, jangan pernah mau memiliki menantu seperti dia," tunjuk Bu as.
wanita itu merebut tas yang di bawa oleh Hadi, dan membuang semua isi tas itu.
semua warga hanya melihat karena tak berani melawan, terlebih mereka tak kuasa melawan keluarga Bu as yang terkenal kaya.
semua baju yang sudah cukup usang saja yang jatuh,bahkan tak ada satu lembar pun uang di sana.
"sudah puas Bu, anda lihat ini cuma baju, atau perlu saya tunjukkan satu persatu, dasar keluarga tak tau malu, putra kalian yang melakukan kejahatan bahkan pengadilan sudah memvonisnya, tapi lihatlah anda tetap sombong, sekarang siapa yang mau menjadi besan anda, siapa yang mau putri mereka akan di jadikan samsak hidup!!" bentak Hadi yang langsung mengemas baju adiknya dan langsung pergi menarik Wulan.
mereka berdua pun pergi dari rumah itu, semua orang pun pergi juga, mereka tak mengira keluarga itu sangat men-ji-jik-kan seperti ini.
"kenapa masih di sini bubar semuanya!" teriaknya Bu as.
para warga pun bubar, "bubar yuk buk, dasar wanita tak tau malu, ternyata menjadi menantu keluarga Arifin itu bukan keberkahan malah setor nyawa,"
Bu as pun marah, dia tak mengira jika keluarganya akan di permalukan seperti ini.
"Bu juragan mari pulang,"
"ayo, aku harus membahas sesuatu dengan Suamiku," jawab wanita itu.
Wulan pun memeluk Hadi, dia sedikit terisak sedih, "berhenti menangis dek, jangan buang air mata mu untuk keluarga menyebalkan itu, setelah berpisah, kamu harus mulai kembali kuliah, dan maju di hidup mu," kata pria itu.
"iya mas," jawab Wulan.
🍁🍁🍁🍁🍁
tak terasa sudah setahun setelah perpisahan di setujui oleh pengadilan agama, saat ini dia sedang berlari karena hampir telat menghadiri kuliah umum.
dia pun masuk ke aula tempat kuliah itu di laksanakan, Intan melambaikan tangan pada adiknya itu.
"apa aku telat mbak, hai Salha, kamu jahat banget sih kok tinggalin aku, ini mbak juga," kata Wulan bersungut-sungut kesal.
"habis kamu kayak keong, tapi beruntung tuh ketua asosiasi pengusaha sukses di negara ini juga belum mulai kuliah umumnya kok, tapi aku dengar dia itu kepala keluarga Sanjaya," kata Salha mencubit pipi Wulan
"apa, emm... sepertinya aku tau dan pernah dengar," kata Wulan melirik ke arah Intan.
"hentikan kalian berdua berisik, sudah fokus pada kuliah umum kali ini," kata wanita itu bersemu merah.
Salha merasa aneh melihat intan, pasalnya gadis itu malah senyum-senyum gak jelas.
sedang Wulan malah mulai mengeluarkan permen kopi kesukaannya.
"heh jangan makan Mulu sialan, tuh di tatapan dosen killer kesayangan mu," bisik Salha yang ikut mengambil permen kopi itu.
"tutup mulut mu,kamu juga mau bukan, sudah aku akan bereskan dosen itu," kata Wulan tersenyum melambaikan tangan.
dosen yang dari tadi mencari gadis itu pun menghela nafas, "siapa om?" tanya pria tampan di samping pria itu
"ah dia ya, itu adalah mahasiswi yang sering aku bicarakan, dia kembali kuliah sekitar satu tahun ini setelah cuti cukup lama," terang dosen killer itu.
"owh bisa pertemukan kami, aku ingin lihat siapa wanita yang berhasil membuat om ku yang terkenal kejam dengan mahasiswanya ini jadi begitu baik," kata pria itu bangun dari kursinya dan mulai naik ke podium.
pria itu mulai melakukan kuliah umum, Wulan fokus pada materi yang di sampaikan tentang bisnis dan kepribadian.
saat mahasiswa dan mahasiswi terfokus pada paras pria itu, tidak dengan Wulan.
Intan tau siapa pria itu karena pria itu adalah ayah dari Alex Sanjaya.
pria yang satu tahun ini sedang dekat dengannya,meski masih dalam tahap pertemanan.
"jadi dari semua yang saya sampaikan, apa ada yang ingin bertanya? silahkan," kata pria itu.
"pak ganteng, bisa jadikan aku istri kedua mu," kata seorang mahasiswi yang terkenal cantik.
"skip,"
semua orang pun tertawa mendengar itu, tapi seorang wanita mengangkat tangan kanannya.
"bagaimana cara kita melihat pasar untuk menentukan usaha apa yang ingin di buat, padahal kita semua tau jika rata-rata orang Indonesia itu suka yang musiman," tanya Wulan.
"pertanyaan bagus, aku akan menjelaskannya cara melihat peluang, tapi sebelum itu nama anda siapa?"
"Wulansari, mahasiswi fakultas ekonomi tingkat enam," jawab Wulan dengan santai.
pria itu mulai menjelaskan, setelah selesai, keduanya terus berinteraksi hingga jam kuliah umum selesai.
mereka semua bubar, tapi seorang gadis menghampiri Wulan, "eh janda, lu jangan kecakapan ya,dasar tukang cari perhatian, lu sebagai simpanan tuh dosen karatan gak usah bertingkah ya," kata wanita itu.
"uh .... panas ya, memang kenapa sih? lagian tadi apa katanya," kata Salha.
"oke skip... ayo Wulan tak usah di gubris tuh omongan ayam kampus ganjen," kata gadis itu menarik tangan temannya itu.
"dasar orang-orang miskin!!!" hina gadis itu.
"kami memang miskin, tapi kami punya pendirian, bukan orang yang tak tau malu seperti mu," kata Wulan yang sudah geram.
"widih... sadis," kata Intan yang tertawa melihat adiknya itu.
"sudahlah ayo kita makan atau cari minum, suara ku serak nih," ajak Wulan.
dia benar-benar menikmati kehidupannya menjadi seorang mahasiswi lagi.
tapi tanpa di duga, ternyata Intan mengajak sahabatnya Poppy, "ah kalian akhirnya keluar, gila tuh dosen ingin rasanya jahit mulutnya, karena dia terus nengomeliku karena semua nilai ku,"
"sabar dong cantik, makanya belajar," kata Intan merangkul temannya itu.
sedang Wulan dan Salha sudah fokus dengan camilan mereka, tanpa di duga orang yang tadi memberikan kuliah umum datang ke kantin di samping taman.
"selamat siang intan," sapa pria itu.
"oh papa Handi, selamat siang, apa anda ingin membeli makanan atau sesuatu, aku bisa membantu," kata Intan dengan kaget.
"tidak perlu, aku hanya melihat-lihat saja, dan menemani om Umar," jawab pria itu.
sedang pria itu hanya tersenyum, Salha langsung bangkit melihat pria itu, sedang Wulan tetap duduk karena dia tak melihat pria itu
Salha mencubit Wulan, "apa di sal, sakit tau,"
"cepatlah berdiri, ada pak Umar," panik gadis itu.
"apa, siang pak," sapa gadis itu langsung bangkit dan balik badan.
tapi saat dia melihat malah dia terlalu dekat dengan pria yang tadi memberikan kuliah umum.
refleks, Wulan mundur dan langsung ketakutan, terlebih aroma parfum pria itu mengingatkan Wulan pada masa lalunya, "ada apa Wulan, bapak ingin mengenal mu pada pak Handika Sanjaya,"
"tidak!! jangan mendekat... tidak!!" teriak Wulan terserang panik.
bahkan dia langsung berlari pergi, "Wulan!! permisi papa,"
Intan berlari mengejar adiknya itu, intan tak percaya jika Wulan malah kambuh di saat penting seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
wow Wulan. ada apa dgn bau iti
2022-11-05
1
Sumawita
Semakin menarik ceritanya kak
2022-11-05
0
Apriyanti
makin seru ni cerita nya
lanjut thor
2022-11-04
0