Pelabuhan Terakhir
suasana desa pagi ini sedikit dingin karena hujan yang dari semalam menguyur tempat itu dengan cukup deras.
"Intan tolong lihat siapa yang mengetuk pintu, ya Tuhan ini masih jam lima pagi," kata Bu Wati yang sedang sedih.
"inggeh bu," jawab Intan yang dari pagi membantu ibunya membuat kue yang akan di jual.
Intan membuka pintu, dan betapa kagetnya dia saat melihat saudaranya datang dengan tubuh yang babak belur.
"Wulan!" kaget Intan yang melihat adiknya itu.
"sakit..." lirih gadis itu yang langsung pingsan.
"ibu tolong Wulan!" teriak Intan yang menahan tubuh adiknya itu.
Bu Wati bergegas keluar dan kaget melihat sosok putrinya sudah tergeletak di lantai.
"bapak, Wulan bangun nduk, kamu kenapa..." tangis Bu Wati melihat sosok putrinya.
Intan kaget melihat darah mengalir di antara kaki saudaranya itu, "ibu itu darah,"
Bu Wati menoleh dan kaget melihat darah itu mengalir cukup banyak, "bapak!!"
pak Kusno datang dan kaget melihat putri terkecilnya sudah tak sadarkan diri.
Wulan di bawa ke rumah sakit dan dokter sedang menyelamatkan nyawa gadis itu.
"sebenarnya ada apa ini? kenapa dan kenapa Wulan seperti ini?" tanya pak kusno.
Intan hanya bisa diam, dia sebenarnya dia tau apa yang terjadi dengan adiknya itu.
sebenarnya Intan dan Wulan adalah sepupu, intan kehilangan orang tuanya saat sepuluh tahun dalam kecelakaan besar.
meski memiliki kakak yang sudah menikah, tapi tak ada yang ingin merawatnya.
"kalian saja, aku ada penugasan di luar kota," marah kakak pertama intan.
"hentikan perdebatan men-ji-jik-kan ini, jika tak ada yang mau merawatnya, biar paklik saja," kata pak Kusno yang merasa kasihan.
Wulan kecil tersenyum dan memeluk sepupunya, "sekarang kita akan tinggal bersama ya mbak, aku akan berbagi kamar dengan mu,"
Intan yang masih sedih tak menjawab, bahkan setelah sebulan berlalu.
gadis kecil itu terus menerus murung, tapi Wulan yang memang ceria selalu membuat kenakalan hingga suatu saat, keduanya sedang berada di sawah.
"itu mencuri Wulan," kata Intan yang melihat adiknya itu mengambil sebuah ruas tebu yang baru di potong.
"tapi itu pakde pri gak papa, sudah ambil saja," kata Wulan.
"ya!! dua bocah ini, kalian ambil tebu ya!!" teriak pria yang mereka pakde pri itu.
"maaf pakde, aku minta dua!!" teriak Wulan yang berlari menarik tangan Intan.
kedua saudara itu berlari meninggalkan sawah, dan untuk pertama kalinya intan tertawa.
bahkan kenakalan mereka benar-benar menjadi yang tak bisa di hadapi oleh pak Kusno dan Bu Wati.
seperti sore ini, Wulan sedang di hukum karena dia memukul seorang pemuda.
pasalnya orang tua dari pemuda itu tak terima dan memarahi pak kusno.
"sebenarnya kalian ini kenapa, dan kamu Wulan, kamu itu gadis, dan bagaimana kamu bisa melakukan itu," tanya pak Kusno pada putrinya itu.
"pak tenang dulu, mungkin Wulan tak sepenuhnya salah, aku yakin Wulan tak sejahat itu," kata mas Hadi.
"tapi kamu juga benar tadi bagaimana orang tua pemuda itu bilang bukan," marah pak Kusno
mas Hadi tak bisa bilang apapun, tanpa terduga pak kusno memukul tangan Wulan dengan rotan.
gadis itu pun menahan kesakitan, "tunggu pak Wulan memukul pria itu, karena dia membuka rok ku saat kami disekolah," kata Intan memohon.
"apa!!" kaget mas Hadi dan pak Kusno bersamaan.
"bahkan mereka sudah kena sanksi dari sekolah," kata Wulan menahan sakit di tangannya.
"kalau begitu kenapa kalian diam saja, maafkan bapak nduk, seharusnya bapak tak menghukum mu seperti ini," kata pak kusno merasa sedih.
"tak apa-apa kok pak, Wulan juga salah karena memukul pria itu," kata Wulan.
Intan mengambil obat dan mulai mengobati luka saudaranya itu, Hadi dan Fandi tak mengira jika kedua adiknya itu saling melindungi.
tahun berganti, tak terasa mereka sudah lulus dari SMA dengan nilai yang membanggakan, kedua putrinya yang nakal itu mendapatkan peringkat yang baik yaitu peringkat satu dan dua.
Wulan selalu ada untuk intan itulah yang di lakukan gadis itu, bahkan mereka sangat senang bersama.
tapi tanpa di duga saat kelulusan sebuah lamaran datang dan itu di ambil oleh Wulan.
"aku yang akan menerimanya?"
"kamu yakin, tapi ini lamaran untuk Intan, karena ini adalah pilihan dari kakak intan," kata pak kusno dengan sedih.
"tidak pak, mbak intan mencintai orang lain, dia bisa menikahi pria yang di cintainya, dan aku yakin aku dan pria pasti bisa bahagia," kata Wulan tersenyum meyakinkan bapaknya.
sedang Bu Wati menangis di kamar, kenapa sekarang harus putrinya yang menebus dosanya.
pak Kusno yang masuk kedalam kamar dan memeluk istrinya, "maafkan aku, karena keegoisan ku sekarang kita harus melihat putri kita yang berkorban," tangis Bu Wati.
"itu bukan kesalahan mu, karena aku juga mencintaimu bukan mbak mu, jadi tak masalah untuk itu, dan kamu tau bukan jika Wulan selalu mengalah pada Intan,"
"tapi aku merasa takut pak, aku takut..." tangis Bu Wati.
pernikahan pun berlangsung, pria itu bernama Agung Sastro seorang sekertaris desa di kelurahan sebelah.
pria yang menjadi incaran banyak gadis, tapi kini resmi menjadi milik Wulan.
sedang untuk Intan, dia melakukan pertunangan dengan Edi Sutrisno.
tapi takdir berkata lain, setelah pertunangan selama satu tahun, Intan dan Edi akan segera melangsungkan pernikahan.
tapi mereka mengalami kecelakaan besar, Intan kehilangan Edi dalam kecelakaan itu.
dan di saat krisisnya, Wulan kembali menjadi penopang intan, dia menjadi saudara yang akan terus bersama dengannya.
Intan pun dengan mudah melewati masa terburuknya, tapi di balik senyuman Wulan dia menyimpan masalah besar dan tak ingin keluarganya tau.
ini adalah masalah buruk suaminya, Agung bukan pria baik yang seperti di katakan semua orang.
dia hanya seorang pria yang bisa menipu orang, pasalnya di memiliki sifat yang berubah-ubah.
"bagaimana Wulan, pernikahan mu baik-baik saja, seminggu kemarin kamu tak kesini,"
"ya elah mbak, santai saja sih orang aku tak kesini ada acara di PKK,maklum istri pak sekdes, jadi riweh ya," kata Wulan tertawa.
pasalnya wanita itu memang selalu sedih seperti ini, tak hanya itu Wulan itu juga pintar menyembunyikan semua perasaannya.
"terus dari kapan nih Bu sekdes kok suka memakai baju panjang sih? jarang banget?" tanya intan aneh.
"ya mau gimana lagi, aku harus menjaga semua sikap ku meski di luar rumah, oh ya nanti aku minta keripik pisang dong, kemarin yang di posting di status mu,"
"boleh sudah aku siapkan dua toples, yang satu original yang satu pedas gila seperti mu," kata intan tertawa.
keduanya pun tertawa bersama, Wulan juga melupakan kesedihannya.dengan berbincang dengan kakaknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Ahmadjahuri
namanya kayak q "wulan" jarang bisa berbagi kesedihan...trimksih kak..
2023-10-04
0
Becky D'lafonte
wulan lebih kecil tp pemikirannya dewasa
2023-05-16
0
🎎 Lestari Handayani 🌹
hadir kembali
2022-11-05
0