'Jadi, pria tampan yang menjadi salah satu juri itu adalah promotor acara ini? Dia, kenapa mirip dengan ku ya. Aku harus mencari tau nih!' batin Hiro. Kedua mata bulat dengan iris kebiruan itu menatap lekat ke kursi juri sebelah kanan. Hingga, tanpa sengaja tatapan keduanya bertemu.
ZIINGGG!
Deg!
"Dia--" Walls merasa seakan waktu berhenti sepersekian detik. Mata biru ocean itu, mirip sekali dengan warna iris miliknya. Padahal, warna itu sangat jarang sekali di miliki. Rambutnya juga pirang dan sedikit ikal. Tapi, cara senyum Hiro mengingatkannya pada senyum seseorang di masa lalunya.
"Huh! Mana mungkin!" Tak lama kemudian, Walls keluar dari meja penjurian karena memang ia harus menyaksikan hanya sampai peserta selesai tampil saja. Sedangkan untuk hasil akhir cukup di bicarakan lewat rapat online.
"Bos, kita langsung kembali ke kantor ya. Tuan Uzumaki ingin membahas pemasangan sistem keamanan di perusahaannya. Lantaran, perusahaan kaldu instan sedang tumbuh seiring omset makanan cepat saji yang juga tumbuh pesat," jelas Will menerangkan kepada sang Presdir sambil berjalan cepat. Beberapa email dari klien ia tunjukkan ke hadapan Walls.
"Percuma kau jelaskan di sini. Tidak akan masuk ke dalam otakku," tampik Walls seraya menyingkirkan benda pipih itu dari hadapannya. Rasanya kedua matanya sudah lelah menatap layar seharian. Apalagi, masih banyak pesanan klien yang belum rampung. Bukan lantaran para pekerjanya yang tidak becus. Tapi, semua karena pesanan membludak. Semua teknologi ciptaannya di sukai hampir di seratus negara seluruh dunia. Sebab itu, perusahaan ini langsung meroket semenjak merekrut dirinya.
"Sebenarnya, bisa saja dirinya membuat perusahaan sendiri. Hanya saja, Walls adalah tipikal orang yang tidak mau bekerja keras dari awal. Dirinya sudah enak begini. Duduk, tanda tangan lalu menerima gaji. Semua design sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Cetak biru karyanya itu adalah aset yang ia simpan dengan aman. Tidak akan ada satu hacker pun yang mampu mencurinya.
Walls yang terus memikirkan pekerjaannya yang masih terbengkalai jadi berjalan terburu-buru. Tanpa ia sadar jika ada seorang anak kecil yang berlari mengejarnya. "Tunggu!" teriaknya kencang dan nyaring. Hingga seluruh orang yang berada di lantai itu menoleh ke arah sumber suara.
"Hei! Anak itu kan--" Walls mengernyitkan keningnya.
"Ada apa bocah jenius?" tanya Will mendahului Walls padahal mulut pria yang wajahnya masih nampak seperti lima tahun lalu itu susah mangap. Emang aja, Will tukang duluin
"Boleh tidak jika aku menumpang mobil anda? Aku ingin melihat adikku. Dia ikut festival lomba masak di gedung sebelah," tanya Hiro senang ekspresi memohon.
"Kenapa, harus menumpang dengan Bos saya? Apa kamu mau merayu supaya menang ya?" tuduh Walls seenaknya. Hingga ...
Pletak!
"Apa si-- "
"Bos," Will seketika menunduk, sebab tau jika dirinya telah lancang dan telah mendahului Walls.
"Bawa dia!" titah Walls, tentu saja hal itu membuat wajah Hiro sumringah seketika.
"Terimakasih, Tuan," ucap Hiro seraya menundukkan kepala desa ini dengan sedikit membungkuk.
"Siapa, namamu?" tanya Walls tanpa menoleh. Bukan apa, ia merasa melihat kedalam cermin.
"Perkenalkan nama saya, Hiro Albano. Usia saya lima tahun. Hobi, merakit komputer dan berlatih beladiri. Makanan kesukaan pasta makaroni dengan saus mozzarella. Saya mempunyai saudara kembar perempuan bernama, Milea. Dia gadis yang cantik seperti mama dan juga pandai memasak. Sekian, terimakasih!" ucap Hiro tegas dan lugas. Baru kali ini anak itu berbicara panjang. Apalagi mengenai biografi dirinya. Ada maksud yang ingin bocah lima tahun itu sampaikan.
'Hobi dan makanan kesukaannya ... kenapa bisa sama dengan ku?' batin Walls heran seribu persen.
______
"Jangan berikan dia makanan pedas!" ujar Better pada pelayan.
"Sugan, aku menginginkan topokki!" gemas Vanish ngeyel.
"Aku menyayangimu dan calon bayi kita, makanya aku melarang," jelas Better lembut kepada istri mungilnya itu. Sangat berbeda ketika bicara dengan pelayan wanita tadi. Tentu saja pemandangan manis di hadapannya ini membuat hati Rose mendadak ngilu. Terbayang, bagaimana keadaannya kala hamil si kembar Lima tahun yang lalu.
Buru-buru, Rose memalingkan wajahnya. Bukan lantaran iri, tapi ia tak mau jika kedua pasangan di depannya ini dapat melihat air matanya yang menetes satu-satu.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Gemesh bgt perkenalannya lengkap
2024-11-10
1
Renireni Reni
ssribu persen....yakin
2022-12-10
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
wah anak Walls benar" cerdas seperti ayahnya 👏
2022-11-10
3