"Aakhh! Brengsekk!" maki Rose di depan cermin pada wastafel sebuah hotel bintang lima.
"Berani sekali anak itu menjeratku seperti ini! Dia pikir dapat memiliki hatiku dengan cara seperti ini, hah! Apa dia pikir, dirinya sudah menang dan berhasil!" marah Rose Brania sambil terus menggosok seluruh tubuhnya dengan spon berbusa.
"Kalian, pria adalah mahluk brengsekk! Kenapa ...? Apa kau pikir aku akan takluk padamu setelah ini! Tidak akan!" Rose semakin kencang menggosok beberapa tanda merah yang tersebar di setiap lekuk tubuhnya. Stempel kepemilikan itu, justru mengingatkan padanya kejadian semalam.
...*Flashback*...
"Bule mesum! Apa yang sudah kau lakukan padaku!"
Buk. Buk. Buk!
Rose terus memukuli tubuh polos di sebelahnya tanpa ampun menggunakan guling. Sebab, hanya benda itulah yang ada di dekatnya. Sementara dirinya amatlah geram dan emosi. Bagaimana tidak jika dirinya bangun tidur di kamar mewah sebuah hotel serta dalam keadaan tanpa busana. Lebih parahnya lagi, pria bertubuh atletis yang ada di sebelahnya ini adalah pria yang sangat menyebalkan. Pria yang sudah sembilan puluh sembilan kali ia tolak.
Namun, entah apa yang ad di pikiran si playboy gila itu. Ia menjebak Rose dengan aroma terapi yang berefek memberi rangsangan pada libido. Sehingga, Rose Brania tanpa sadar bergumul panas dengan-nya di dalam kamar hotel.
Kala itu, Rose hendak melamar pekerjaan sebagai pengawas binatu. Di hari ia di tes, Walls yang telah bekerja sama dengan pihak hotel mengerjainya. Rose di beri tugas untuk mengganti seluruh seprai dan juga gorden kamar yang di pesan oleh Walls.
GREP!
Walls menangkap pukulan kesepuluh dari Rose Brania. Dimana guling itu hampir mendarat di wajahnya yang tampan.
"Hei, apa kau ingin menghancurkan wajah ku yang tampan ini?" ucap Walls dengan senyum menggoda. Membuat wanita di hadapannya ini semakin muak.
"Kan, susah ku katakan. Aku tidak akan membiarkan kau menolak ku untuk yang keseratus kali. Apapun, akan ku lakukan untuk mendapatkanmu." Walls berkata seraya menatap mata Rose lekat dengan satu tangannya mencekal lengan ramping Rose.
"Kau! Aku semakin membencimu!" ucap Rose penuh penekanan. Kedua matanya tajam menyorot ke dalam tatapan Walls yang lekat. Pria yang jago IT dan seorang master of hacker yang di perebutkan oleh beberapa negara itu, hanya menyeringai tipis menanggapi kekesalan Rose. Wanita, yang sudah dikerjainya agar dapat ia tiduri. Walls, terpaksa menipu dan merekayasa suatu panggilan pekerjaan agar Rose masuk ke dalam jebakannya. Dia sungguh terobsesi pada wanita ini.
"Aku ingin membersihkan tubuh. Dua jam lagi akan berangkat ke kantor. Kau, istirahat saja. Aku akan menjemputmu jam satu siang nanti."
Cup!
Walls melabuhkan ciumannya pada kening Rose. Seakan wanita itu diam saja ia perlakuan seperti ini. Walls pikir, ia telah memenangkan wanita yang telah diincarnya selama dua bulan ini. Selama itu juga ia terus mengutarakan perasaannya. Ungkapan cinta yang selalu di tolak mentah-mentah oleh Rose. Tak perduli bagaimana pun cara Walls mengungkapkan perasaannya itu. Rose, telah memutuskan untuk tidak akan pernah berhubungan lagi dengan pria manapun di dunia ini. Sebab, perlakuan Mad Max padanya meninggalkan bekas trauma yang begitu mendalam. Dan, perlakuan dari Walls semakin memperbesar rasa traumatik itu.
"Aku membencimu, bahkan sampai di dua kehidupanku!" pekik Rose seraya menghapus kasar bekas ciuman Walls pada keningnya. Kedua matanya menyorot tajam pada pria yang telah menidurinya itu.
"Kenapa? Bahkan, kau sudah tidak virgin lagi. Lalu, apa masalahnya? Aku tidak perduli siapa pria yang pertama kali menjamahmu. Satu hal yang pasti, kau adalah wanitaku saat ini!" ucap Walls penuh penekanan. Setelah itu ia turun dari atas kasur. Meraih pakaiannya yang berserak di atas karpet. Bahkan dengan sangat santai dan tenang ia mengenakan celananya di depan Rose. Tentu saja, wanita itu memalingkan wajahnya yang sudah semerah tomat masak.
Walls terkekeh kecil, ia sangat suka wanita polos macam Rose. Meskipun, dirinya baru mengetahui bahwa incarannya ini bukanlah gadis lagi. Justru, hal itu bukanlah masalah, Walls jadi merasa tidak terlalu berdosa.
Walls berbalik, dan Rose mengambil tas miliknya lalu merogoh sesuatu dari sana. Setelah mendapatkan apa yang dicari. Rose, segera menggulung tubuhnya dengan selimut. Ia pun turun dari tempat tidur dengan cepat dan menghampiri Walls. Bahkan, Rose melupakan rasa sakit dan perih di area pribadinya itu.
Crep!
"Awh!" teriak Walls yang merasakan sesuatu menancap di bokongnya. Ia pun sontak menoleh kebelakang. Benar saja, ia mendapati wanita bak dadar gulung tengah menyeringai dengan jarum suntik di tangan kanannya. Seketika, pandangan Walls perlahan mulai kabur. Tungkainya seketika lemas tak bertulang.
"Satu, dua, ti ... ga ...!"
Brukk!
Walls, sukses tersungkur di depan pintu kamar mandi. Pria itu pingsan, sebab Rose telah memasukkan obat bius melalui jarum suntik. Rose selalu membawa alat injeksi khusus itu kemana pun ia pergi. Untuk berjaga-jaga, sebenernya. Karena, cairan yang disuntikkan ke tubuh korban mampu membuat seseorang yang mendapatkan bius darinya akan tidur seharian.
...*Flashback end*...
Rose melangkahi raga Walls yang masih tertidur. Menghapus air matanya kasar. Karena lagi-lagi, ia mendapati tindakan dan perlakuan yang tidak senonoh dari seorang manusia berjenis laki-laki. Kenapa nasibnya selalu begini? Belum lagi luka dan sakit hatinya sembuh atas perlakuan Mad Max padanya. Kini, seorang pria yang lebih muda tiga tahun darinya justru melecehkannya secara terang-terangan.
"Apakah aku begitu hina sehingga tak satupun kudapati tindakan yang menganggap ku terhormat. Membuat pandangan ku terhadap kaum kalian berubah lebih baik. Aku semakin tidak mempercayai mahluk seperti kalian, seumur hidupku!" Rose meninggalkan hotel tersebut dengan sebuah luka menganga di dalam hatinya.
"Rose! Kau kemana saja? Tidur di mana semalam? Kau bahkan mematikan ponselmu!" sambut Mona dengan cecaran pertanyaan ketika ia mendapati sahabatnya itu masuk ke dalam kontrakan mereka.
"Aku akan menceritakannya nanti. Sekarang kita harus pergi dari sini!" ujar Rose, sambil lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Aku ingin pergi dari kota ini, kalau perlu ke luar negeri sekalian," jelas Rose sambil merapikan pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper kecil.
"Apa! Kenapa? Darimana kita punya uang?" bingung Mona.
"Aku akan menerima tawaran dari Nyonya Megan, untuk menjaga ibunya di LA."
"Apa kau yakin?"
"Kau mau ikut atau tidak!"
Mona mengangguk cepat, mana mungkin ia membiarkan Rose pergi sendiri. Mona yakin, sahabatnya ini tengah menyembunyikan sesuatu.
Rose dan Mona pun memutuskan pergi ke luar negeri hari itu juga. Nyonya Megan telah mengirimkan tiket pesawat agar keduanya sampai dengan segera. Megan Albania. Telah berhutang budi pada Rose, sebab ibunya yang saat itu terkena serangan jantung mendapat pertolongan pertama sehingga tidak sampai terserang stroke. Kala itu mereka bertemu di sebuah makan tempat Rose dan Mona bekerja.
Keesokan harinya, Walls bangun sambil memegangi kepalanya yang sakit. "Aku dimana? Aku siapa?"gumamnya yang macam orang linglung. Tiba-tiba ...
Klekk!
Pintu kamar hotel terbuka dari luar.
"Bos!" teriak Will, langsung menghampiri Walls yang duduk dalam keadaan bertelanjang dada. Sementara bagian bawah tubuhnya hanya tertutup dengan handuk.
"Apa yang terjadi, Bos? Kenapa anda masih di dalam kamar ini?" heran Will. Pandangannya mengedar ke sekeliling kamar. Tidak ada tanda-tanda jika wanita itu juga berada di tempat ini.
"Aku, aku salah, Will," lirih Walls seraya memijat pangkal hidungnya.
"Baru sadar, Bos? Sepertinya anda telat!" tukas Will. Sejak awal ia telah menentang ide dari Walls, tetapi Bosnya ini begitu keras kepala.
"Cari dia Will! Cari wanita ku!"
"Nanti saya cari di pasar Bos!"
"Kok, di pasar?"
"Ya, kali aja ada yang jual!" jawab Will kesal.
Blukk!
"Akh!"
"Bos, kejam!" Will mengusap keningnya yang terkena lemparan sandal hotel.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Aku dimana? Aku siapa? Semalam aku berbuat apa?😭
2024-11-10
1
RACHMAH PARAUDDIN
/Good//Good//Good/
2024-09-20
0
Rafanda 2018
jijik begitu gampangnya berbuat zinah,,,rose goblok kenama ga di bikin modar sekalian tuh si walls
2023-03-31
0