Kehabisan Skincare

“Papa masuk ya.” Kemudian Amir membuka pintu kamar mandi yang tidak di kunci.

Krieett!!

Setelan pintu terbuka lebar Amir pun masuk ke dalam kamar mandi, tapi sangat di sayangkan Jiya yang mereka sayangi tak ada disana.

“Ma? Jiya enggak ada disini.” wajah pucat Amir membuat Kinan dapat menebak jika putri mereka kabur lagi.

“Cari-cari!” pinta Kinan dengan perasaan resah.

Semua orang pun mencari Jiya keseluruhan ruangan yang ada di rumah itu.

Tapi hasilnya nihil, pada saat di telepon pun nomor Jiya tidak aktif.

“Jiya!! Hiks...” Kinan menangis sesungukan, ia tahu jika putrinya telah di bawa oleh Alex.

“Ma, jangan menangis, sudah-sudah!” Amir memeluk istrinya yang terduduk lemas di atas granit.

“Akh, dasar bebal! Pokoknya dia enggak boleh datang ke rumah ini lagi!” Tommy yang tegas menutup pintu rumah mereka rapat-rapat untuk adik semata wayangnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jiya yang baru saja resmi menjadi istri Alex merasa bahagia tiada duanya lagi.

Keduanya pun berbulan madu di desa terpencil yang dimana-mana masih banyak di tumbuhi pohon-pohon menjulang tinggi ke langit.

Posisi rumah papan panggung sederhana itu pun berada di tengah-tengah persawahan yang luas dan jauh dari tetangga.

“Maafkan aku sayang, aku tidak bisa membawa mu ke tempat yang lebih bagus, hanya ini harta peninggalan ayah dan ibu ku, inilah tempat yang akan kita tinggali ke depannya.” Alex memeluk Jiya di atas kasur kapas yang di letakkan di atas lantai.

Jiya mengelus puncak kepala suaminya dengan lembut seraya berkata.

“Enggak apa-apa Lex, seperti ini juga aku sudah bersyukur, yang penting aku bersama mu.” Jiya yang di mabuk cinta menerima apa adanya keadaan suaminya yang serba seadanya.

“Terimakasih banyak sayang, aku berjanji akan menjadikan mu ratu di dalam hidup ku.” Alex mengecup bibir merah merona istrinya.

Mereka yang telah resmi menikah pun melakukan kewajiban mereka masing-masing sebagai pasangan suami istri.

Sebulan pertama pernikahan mereka masih baik-baik saja.

Mereka yang memilih tinggal di pedesaan pun menggeluti tani sebagai pekerjaan sehari-hari.

“Lex, padinya kapan di panen sih? Sepertinya sudah menguning,” tanya Jiya.

“Dua minggu lagi sabar ya sayang, nanti kalau sudah panen sebagaian akan kita jual, sisanya akan ku belikan kalung untuk mu,” ujar Alex.

Sontak Jiya merasa senang karena suaminya akan membeli perhiasan untuknya.

“Terimaksih banyak Lex.” Jiya yang kegirangan pun tak sabar menunggu hari panen tiba.

Dua minggu kemudian pada saat padi selesai di panen ternyata pendapatan tahun itu menurun, dari 120 karung menjadi 70 karung.

“Sayang, bagaimana menurut mu?” Alex meminta pendapat istrinya.

“Apanya sayang??” tanya Jiya yang belum mengerti situasi.

“Panen tahun ini sangat sedikit kalau di jual untuk beli emas enggak akan cukup untuk makan kita sehari-hari sementara panen berikutnya masih 4 bulan lagi,” ujar Alex.

Hati Jiya benar-benar sedih mendengar kabar buruk itu, meski sangat ingin tapi ia tak mau egois karena urusan perut jauh lebih penting .

“Kalau begitu jangan di jual sayang, masalah kalung bisa lain kali,” ucap Jiya.

“Tapi sayang, akukan sudah berjanji pada mu.” Alex takut menyakiti hati istrinya.

“Enggak apa-apa sayang berarti belum rejeki ku, semoga panen berikutnya bisa berlimpah ruah.” Jiya tersenyum walau hatinya terasa sakit.

“Ya Allah, aku beruntung banget bisa menjadi suami mu.” Alex yang bahagia memeluk istrinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya setelah selesai mandi Jiya duduk di depan kaca lemarinya cukup lama.

“Skincare ku sudah habis, bedak juga.” Jiya menoleh ke serum yang ada di tangannya.

“Hufff!! Aku enggak ada uang buat beli yang baru lagi.” Jiya menggaruk kepalanya karena pusing.

Lalu Alex yang masuk ke dalam kamar minat istrinya yang seperti banyak pikiran.

Ia pun melingkarkan kedua tangannya di leher Jiya.

“Ada apa? Kenapa kau melamun sayang?” Alex ingin tahu penyebab keresahan istrinya.

“Alu enggak melamun kok sayang?” seketika Jiya tertawa ceria untuk menutupi kesedihan hatinya.

“Jangan bohong ceritakan pada ku apa yang terjadi.” tanya Alex penuh selidik.

“Kau bicara apa sih Lex, semua baik-baik saja kok.” Jiya tak mau mengatakan yang sebenarnya karena ia tahu suaminya tidak punya uang.

Kemudian tanpa sengaja Alex menoleh ke serangakaian kecantikan istrinya yang sudah bersih tanpa isi.

“Habis ya sayang sayang?” Alex pun mengerti alasan kesedihan istrinya.

“I-iya.” Jiya tersenyum canggung.

“Baiklah, aku akan membelinya di panen berikutnya,” ujar Alex.

“Enggak usah sayang, ini harganya mahal.” Jiya tahu mereka tidak akan mampu membelinya.

“Memangnya harga 10 botol ini berapa sayang?” Alex yakin dia mampu membelinya pada istrinya.

“11 juta sayang,” Jiya mengatakan nominalnya.

Sontak Alex merasa syok mendengarnya seketika mentalnya jadi ciut karena sudah jelas uangnya tidak akan cukup walau menebus yang paling murah sekalipun.

Wajah Alex yang terlihat grogi membuat Jiya merasa tak enak hati.

“Lupakan mas, yang biasa saja enggak apa-apa kok.” Jiya tak ingin suaminya kepikiran masalah skincare nya.

“Iya Jiya, lagi pula aku lebih suka kau terlihat alami, sayang tanpa bantuan make up pun kau tetap cantik dan aku mencintai mu karena hatimu yang suci bukan karena fisik, sungguh.” Alex mengecup umbun-umbun Jiya.

“Apa kau serius?” Jiya merasa ragu sebab perawatan yang ia lakukan selama ini sangat berpengaruh untuk kecantikan kulitnya.

“Benar sayang! Jadilah diri sendiri.” kata-kata manis Alex berhasil membuat Jiya lepas dari kegelisahannya

Aku memang tidak salah memilih mu, ku pikir selama ini kau suka wajah ku, batin Jiya.

Karena hal itu Jiya semakin mencintai Alex yang terlihat sempurna dan tulus padanya.

4 bulan kemudian setalah selesai panen Alex pun memberitahu istrinya bahwasanya panen mereka makin menurun.

“Ini semua karena hama sayang, maafkan aku yang tidak berguna ini.” Alex menyalahkan dirinya karena tak mampu memberikan apapun selain makan pada istrinya.

“Jangan bersedih Lex, aku baik-baik saja kok.” Jiya yang sayang Alex dapat menerima kekurangan suaminya yang tidak berdompet tebal.

Semakin hari kehidupan keduanya makin terpuruk, mereka pun sering makan tanpa lauk, yang paling menyedihkannya bagi Jiya, kini di wajahnya muncul flek hitam.

Meski Jiya tak terjun ke sawah yang ada di dekat rumahnya namun ia yang sering kena sinar UV matahari tanpa perlindungan sunscreen menjadikan kulitnya tampak lebih tua.

Sampai tahap itu Alex belum menilai wajahnya, Alex masih mencintai istrinya yang baik hati.

Tanpa terasa pernikahan mereka pun memasuki usia dua tahun.

Saat itu Jiya lebih kurus di banding waktu gadis, berat badannya yang semula 45 kilo dengan tinggi 168 senti meter kini menjadi 39 kilo dengan kulit coklat tua kering.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

ttus ceria

2023-04-22

0

Cahaya yani

Cahaya yani

mkn tuh cinta dasar cewek idiot

2023-01-23

0

Rina

Rina

dgn tinggi 168 itu mah ngropek...kurus banget. macam orang anoreksia..
aku aja 163 dgn bb 46 aja terlihat krempeng.

2022-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!