Nekat Kawin Lari

“Mama dan papa memang egois, enggak pernah memikirkan perasaan ku!” Jiya yang kecewa bangkit dari duduknya dan meninggalkan kedua orang tuanya di ruang tamu.

“Bagaimana ini pa?” Kinan khawatir dengan Jiya yang emosional.

“Tidak apa-apa, nanti juga dia akan sadar sendiri,” ucap Amir.

“Papa harus lebih keras padanya, kalau enggak bisa-bisa dia malah kawin lari dengan laki-laki itu.” Kinan merasa jika putrinya akan berbuat nekat kalau di beri celah.

“Tadi kan mama lihat sendiri papa sudah memarahinya, makin di tekan enggak akan ada gunanya ma, yang namanya orang jatuh cinta itu telinganya tuli, mau kau katakan apapun enggak akan masuk ma, papa yakin setelah emosi Jiya mereda dia akan memikirkan kembali apa yang kita katakan.” Amir tak ingin bertindak berlebihan karena ia takut putrinya akan memberontak.

Kinan pun menatap sinis suaminya yang tidak sependapat dengannya kali itu.

“Ya sudah, terserah papa saja! Kalau anak kita sampai pergi dengan laki-laki pengangguran itu, papa yang tanggung jawab!” Kinan yang emosi melihat suaminya memilih pergi keluar rumah.

“Dasar papa! Selalu saja membuat aku kesal!” gumam Kinan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jiya yang ada dalam kamarnya menangis sesungukan.

Ia pun mendial Alex untuk menceritakan perihal pertengkarannya dengan kedua orang tuanya.

“Hanya Alex yang bisa menenangkan hati ku,” gumam Jiya.

Halo Lex, hiks! 📲 Jiya.

Halo, kenapa kau menangis sayang? 📲 Alex.

Mama dan papa tetap enggak merestui kita, terus bagaimana solusinya? 📲 Jiya.

Bagaimana kalau kita nikah lari saja? Ku rasa itu satu-satunya cara agar kita bisa bersama, 📲 Alex.

Mereka akan marah kalau aku sampai melakukan itu Lex, aku benar-benar enggak berani, 📲 Jiya.

Kalau kau enggak mau, berarti kita enggak akan bisa bersama, aku sangat mencintai mu sayang, ku mohon menikahlah dengan ku, aku berjanji akan membahagiakan mu kau cukup di rumah saja berhias dan memasak untuk ku, yang cari nafkah cukup aku saja, 📲 Alex.

Tapi Lex, papa dan mama pasti murka, hiks... aku jadi bingung, 📲 Jiya.

Pokoknya kita harus menikah, aku enggak bisa hidup tanpa mu, kalau kau menolak aku akan bunuh diri di depan rumah mu, 📲 Alex.

Ancaman dari Alex berhasil membuat Jiya ketakutan.

Jangan sayang! 📲 Jiya.

Jiya takut jika tindakan nekat kekasihnya membuat keluarganya susah, terlebih dirinya pasti akan di salahkan jika Alex benar-benar bunuh diri.

Kalau begitu kau enggak boleh berubah pikiran, Jiya sayang... kau pasti tahukan kalau aku sangat mencintai mu, 📲 Alex.

Iya sayang, 📲 Jiya.

Nanti malam aku akan menjemput mu, kita akan pergi ke rumah bude ku di Semarang, 📲 Alex.

Ha? Untuk apa? 📲 Jiya.

Kita akan menikah disana, 📲 Alex.

Mendengar rencana kekasihnya Jiya sempat ragu, karena ia tahu ayah dan ibunya akan menghajarnya apabila membangkang.

Sayang apa enggak bisa di tunda? 📲 Jiya.

Tidak, kalau kau serius pada ku, buktikan, 📲 Alex.

Baiklah, jam berapa? 📲 Jiya.

23:00 malam, sudah ya dulu sayang, nanti bawa 2 baju saja, jangan banyak-banyak biar enggak merepotkan mu, tinggalkan juga sepucuk surat di atas ranjang mu, katakan kau telah pergi membina rumah tangga dengan orang yang kau cintai, 📲 Alex.

Siap sayang! Akan ku lakukan, 📲 Jiya.

Sampai jumpa, aku mencintai mu, 📲 Alex.

Aku juga sayang, 📲 Jiya.

Setelah sambungan telepon terputus Jiya melihat jam di handphonenya yang telah menunjukkan pukul 17:00.

“Apa keputusan ku sudah benar?” Jiya tak tahu harus memilih orang tuanya atau kekasihnya.

“Mama dan papa enggak mungkin membuang ku, pasti mereka akan memaafkan perbuatan ku setelah aku memberi cucu pada mereka.” setelah merasa yakin, akhirnya Jiya memutuskan untuk ikut perkataan kekasih yang baru ia kenal selama enam bulan.

Ia pun menyibukkan diri sebelum malam tiba dengan mempersiapkan beberapa baju, KTP dan juga buku tabungannya ke dalam tasnya.

Amir yang ada di dapur mengingat Jiya belum makan siang.

Malam harinya tepat pukul 22:55 Alex mengirim pesan pada Jiya.

Aku sudah di depan rumah mu keluarlah, ✉️Alex.

Iya, ✉️ Jiya.

Jiya pun meletakkan surat singkat yang ia tulis dalam kertas double polio di atas ranjang.

Setelah itu ia pun perlahan keluar dari dalam kamar dengan langkah yang sangat pelan agar tak di dengar oleh yang ada di rumahnya.

“Aku harus cepat,” gumam Jiya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kinan yang ada di dapur mengingat putrinya yang belum makan.

“Astaga kasihan anak itu, pasti dia belum makan.” Kinan tahu jika Jiya putri kecilnya itu merajuk pasti tidak akan mau makan.

Ia yang menyesal telah berkata kasar pada putrinya mencoba berdamai dengan keadaan.

“Kalau dia sakit aku juga yang repot,” gumam Kinan.

Ia pun menuju kamar Jiya untuk mengajak putrinya makan malam.

Tok tok tok!

“Jiya sayang, ayo makan dulu nak.” Kinan berulang kali mengetuk pintu kamar putrinya.

“Jiya sayang jangan marah sama mama ya nak, mama minta maaf ya Ji karena sudah marah-marah pada mu.” meski Kinan sering marah-marah namun ia selalu menyesal setelah memarahi kedua putri cantiknya.

“Jiya???” karena tak kunjung ada jawaban Kinan pun mencoba untuk membuka kamar putrinya.

Cetek!

“Heh? Enggak di kunci?” Kinan pun membuka lebih lebar pintu kamar Jiya.

Krieeett...

Lalu Kinan masuk ke dalam kamar, namun ia tak mendapati putrinya dimana pun.

“Jiya, ayo makan dulu.” saat ia masih mencari-cari putrinya tanpa sengaja Kinan menemukan sebuah kertas di atas ranjang.

“Apa ini?” Kinan pun mengambil kertas tersebut dan membacanya.

“Assalamu'alaikum mama papa, maafkan Jiya karena tidak bisa menjadi anak yang berbakti, ma, pa setelah Jiya memikirkan matang-matang tentang nasehat papa dan mama, Jiya memutuskan untuk ikut Alex, jangan marah apa lagi benci aku ma pa, aku dan Alex hanya ingin menjalankan sunah Rasul.” seketika amarah Kinan mendidih.

“Jiya!!!!” teriakan Kinan yang begitu menggelegar membuat Seisi rumah bangun.

Amir yang belum tidur mendatangi istrinya yang telah berada di ruang tamu.

“Ada apa ma?” tanya Amir dengan penasaran penuh.

“Jiya pergi kawin lari dengan anak brengsek itu! Ayo pa! Kita cari Jiya! Mama enggak sudi kalau sampai putri kita menikah dengan dia, kurang ajar itu benar-benar tidak menghargai kita sebagai orang tua, bertemu saja belum pernah, sekarang malah bawa anak kita pergi! Akh!! Akan ku penggal kepala laki-laki itu kalau sampai ketemu!” pekik Kinan.

“Iya, papa setuju ayo kita penjarakan kalau ketemu! Enak saja bawa anak kita kabur.” Amir ikut geram akan perbuatan tak sopan Alex.

Keduanya pun dengan sigap menuju garasi untuk mengambil mobil, setelah itu mereka meluncur menuju jalan raya untuk mencari keberadaan Jiya.

“Ma, telepon Tommy, minta bantuannya juga,” ujar Amir.

“Oke pa.” Kinan dengan sigap mendial nomor putranya.

Halo Tom! Tolong bantu cari adik mu, dia di bawa kabur pacarnya yang pengangguran itu! 📲 Kinan

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2023-04-22

0

Cahaya yani

Cahaya yani

dasar cewek bdohhh

2023-01-23

0

ani nurhaeni

ani nurhaeni

nahh kan,, itu lah knp restuu orang tua ituu sangat penting

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!