Mencoba kuat

Rumah Miranda

Mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang. Miranda mencoba untuk fokus menyetir.

Apa yang ia alami semalam masih begitu jelas terekam di benaknya.

Paksaan pria brengsek itu masih berputar putar di kelapanya.

Dengan masih menahan rasa sakit di **** *************. Miranda berusaha untuk tetap bersikap normal.

Padahal sekujur tubuhnya saat ini begitu terasa remuk dan amat letih serta lelah.

Belum lagi rasa takut bila apa yang ia takutkan terjadi (dirinya hamil)

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya. Miranda berfikir dan terus berfikir.

Dalam kondisi memalukan seperti itu tidak mungkin Miranda akan bercerita kepada kedua orang tua nya.

Selama ini Miranda tidak pernah membenahi kedua orang tuanya dengan masalah.

Sebagai anak pertama dan yang juga menjadi tulang punggung keluarga. Miranda sangat tau beban hidup keluarganya.

Ia tidak ingin apa yang ia alami menjadi beban pikiran tersendiri untuk ayah dan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan.

Apalagi, apa yang ia alami adalah hal yang sangat memalukan dan sensitif.

Miranda adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Agar bisa membuat kedua adiknya bisa masuk sekolah SMA. Miranda sampai harus merelakan dirinya untuk berhenti kuliah dulu dan fokus untuk bekerja.

Demi bisa membantu perekonomian keluarga. Demi adik adiknya bisa sekolah, Miranda mengalah.

Miranda berkerja sebagai karyawan di sebuah resort villa tak jauh dari tempat tinggalnya.

Dari hasil bekerja di Villa itu. Miranda sudah banyak membantu untuk membiayai sekolah kedua adiknya yang sekolah di sebuah sekolah swasta.

Ayah dan ibu Miranda hanya berjualan sembako kecil kecilan di depan rumah.

Setelah di vonis ada penyakit paru-paru yang menyerang sang Ayah. Membuat sang Ayah kini tidak bisa lagi untuk berkerja.

Sumber penghasilan ekonomi mereka praktis hanya bersumber dari jualan sembako. Yang kadang masih banyak kekurangan untuk menutupi kebutuhan hidup mereka.

Oleh sebab itu Miranda mau tidak mau harus membantu perekonomian keluarganya.

Dan apa yang ia alami saat ini benar-benar sangat membuat Miranda takut.

Dalam hati, Miranda berusaha untuk bisa menguatkan dirinya sendiri.

Untuk bisa tegar dan mencoba mengatasi masalah pribadinya sendiri tanpa perlu ia mengadu pada ayah dan ibunya.

Dengan menghela nafas panjang. Miranda tidak ingin terlihat mengalami sebuah masalah berat.

Ia ingin tetap terlihat ceria di hadapan keluarganya.

Dan sebisa mungkin ia akan bersikap biasa saja seperti biasanya.

Setelah memarkirkan motor bututnya di teras rumah sederhana di kediamannya.

Miranda menghela nafas panjang dan dalam. Mencoba untuk tetap bersikap tenang.

"Assalamualaikum, Ayah, Ibu." sapa Miranda seperti biasa pada kedua orang tua nya jika ia sudah masuk ke dalam rumah.

"Walaikumsalam Mir, kamu sudah pulang. Tumben baru balik jam segini." Ujar Bu Ratna pada anak gadisnya. Yang baru saja pulang dari bekerja.

"Iya Bu, tadi ada briefing dulu di tempat kerja." Ujar Miranda berbohong.

"Ya sudah, mandi sana. Atau mau makan dulu. Tadi Ibu buat nasi goreng untuk kamu. Ada di meja makan." Tutur Bu Ratna.

"Iya Bu, nanti pasti Meira makan. Meira sedikit merasa lelah hari ini Bu. Mira mau langsung tidur dulu aj ya." Ucap Meira dengan tetap berusaha bersikap senormal mungkin.

"Ya sudah kalau kamu lelah. Sebaiknya kamu istirahat." tutur Bu Ratna penuh pengertian.

Sesampainya di kamar, Miranda langsung mengganti bajunya.

Ia kembali memeriksa tubuhnya. Beberapa luka lebam akibat cengkram kuat pria itu masih membekas di area lengannya.

Tidak hanya bekas cengkraman tangan pria brengsek itu. Tapi bekas ciuman itu juga masih jelas terlihat di bagian dada serta lehernya.

Ingin rasanya Miranda menjerit. Tapi apa boleh buat. Ia tidak bisa melakukan itu.

Apa lagi saat ini dia sudah berada di rumah.

Setelah berganti pakaian. Miranda kemudian berbaring di atas tempat tidur sempit milik nya.

Kamar Miranda berukuran sangat sempit. Hanya muat berisikan tempat tidur single bed dan juga satu lemari baju serta meja rias kecil.

Bahkan untuk mandi pun ia harus keluar kamar dan berbagi kamar mandi dengan yang lain.

Karena hanya ada satu kamar mandi yang ada di belakang, dekat dapur.

Dengan penuh ketelitian, Miranda berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Terpopuler

Comments

Shanum❤️

Shanum❤️

bisa gawat klo sampai kmu hamil Mir

2022-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!