4. Kesal

Sekitar pukul enam lebih seperempat, akhirnya semua pekerjaan Laras pun selesai,

Dari yang menyiapkan sarapan, menyapu, mengepel, mengelap kaca jendela, bahkan mencuci baju, semuanya sudah selesai,

Laras tersenyum lega, ia hari ini bisa dikatakan pekerjaannya selesai lebih awal dari biasanya,

Kini tinggal Laras menyuapi sarapan Angga, lalu memandikannya dan mengantarnya ke sekolah,

"Angga... Angga sayang, makan dulu nak,"

Laras memanggili anaknya, yang semula berada di kursi meja dapur, duduk anteng di sana bermain games dengan hp Laras,

Hp yang layarnya sudah retak karena entah sudah berapa kali jatuh,

Laras yang selesai menjemur cucian di teras belakang rumah kemudian berjalan masuk dapur lagi,

Namun ternyata di sana bukannya ada Angga, tapi ada Mariska, isterinya Temmi adik Yoga yang bekerja di kantor pajak di kota mereka,

Anak kebanggaan Ibu mertuanya, yang bisa dibilang memang dari dialah pula ibu mertuanya jadi memiliki uang cukup berlebih meskipun suaminya telah tiada dan hanya meninggalkan uang pensiunan tak seberapa banyak tiap bulan,

"Oh Dik Mariska, datang kapan?"

Tanya Laras menyapa,

Namun, Mariska terlihat hanya sekilas lalu saja menoleh ke arah Laras yang terlihat kucel dengan daster batik sedikit basah karena habis mencuci,

Laras yang melihat sikap Mariska seperti itupun hanya bisa menghela nafas,

Nyatanya ia memang harus selalu sabar berkali-kali lipat dengan semua yang ada di rumah mertuanya ini,

Laras membawa langkahnya mendekati Mariska, yang tampak memakai pakaian rapi,

Ah tentu saja, Mariska yang juga merupakan pegawai kantor pajak pula seperti suaminya memang selalu rapi dan cantik,

Ini jelas berbanding terbalik dengan Laras yang tak pernah jauh dari daster-daster kumal, dan seandainya keluar rumah pun, yang ia miliki hanya baju itu-itu saja,

"Biar aku buatkan Ris,"

Kata Laras saat akhirnya berada di dekat Mariska yang wangi,

Mariska terlihat sibuk menyeduh dua cangkir teh dan satu cangkir kopi,

"Sudah selesai,"

Sahut Mariska dengan acuh tak acuh, yang tentu saja membuat Laras terpaksa menghela nafas lagi,

Bersamaan dengan itu, Temmi adik ipar Laras, yang tak lain adalah suami Mariska tampak muncul masuk ke dapur menggendong Angga yang memegangi selembar uang seratus ribuan,

Laras yang begitu melihat Temmi menggendong Angga pun langsung tergopoh menyambut,

Temmi menurunkan Angga, yang lantas tampak anak itu berlari senang ke arah Mamanya,

Temmi juga ikut menghampiri Laras, lalu menyalami sang kakak ipar dengan sopan, meskipun Mariska terlihat tak senang dengan perilaku Temmi yang selalu saja tampak baik pada isteri kakaknya itu,

"Mas Yoga belum bangun apa Mbak?"

Tanya Temmi pada Laras,

Tampak Laras mengangguk,

Mariska melirik sambil tersebut sinis, lalu sambil sibuk meletakkan cangkir teh dan kopi ke nampan kecil, Mariska bicara dengan nada yang tak kalah sinisnya,

"Suami itu apa tergantung isterinya, kalau isterinya bisa mendorong kemajuan suami, pasti suaminya juga rejekinya bagus, tidak akan malas-malasan juga kalau isterinya pandai menyemangati,"

"Ris,"

Temmi bersuara dengan nada yang ditekan agar tak terlalu tinggi,

Namun, tiba-tiba saja ada yang menyahut dari arah pintu dapur lagi,

Dan sosok yang menyahut itu, tentu saja siapa lagi jika bukan Ibu mertua Laras,

"Benar sekali Mariska, kemajuan karir suami itu memang tergantung isterinya, itu sebabnya cantik saja tidak cukup, perempuan itu harus juga cerdas, supaya bisa menjadikan suaminya maju dan bagus rejeki, jadi sebagai isteri harusnya bersikap seperti apa,"

Kata Ibu mertua Laras sambil masuk ke dapur juga,

Mariska tersenyum manis pada sang Ibu mertua,

"Kayak kamu kan Mariska, cantik, baik, dan cerdas,"

Tambah Ibu mertua Laras pula pada Mariska, menantu kesayangannya,

Laras seketika matanya pun berkaca-kaca, rasanya kerongkongannya kali ini juga sampai terasa sakit karena menahan marah dan sedih yang bercampur jadi satu pagi ini,

Tubuhnya yang lelah setelah bebenah sejak pagi pun semakin terasa lelah karena semua kalimat yang ia dengar dan sikap yang ditunjukkan orang di sekitarnya begitu jahat,

Tapi,

"Mbak Laras tidak salah, memang Mas Yoga yang malas."

Kata Temmi kemudian, yang seolah mewakili Laras menjawab Ibu mertuanya dan juga Mariska,

Mendengar Temmi seolah membela Laras pun langsung membuat Ibu mertua Laras dan Mariska menatap Temmi dengan tatapan kesal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

⍣⃝𝐦𝐫.𝐚𝐮𝐥𝐢𝐚𝐧এ⑅⃝ⁿᶦⁿᵃ

⍣⃝𝐦𝐫.𝐚𝐮𝐥𝐢𝐚𝐧এ⑅⃝ⁿᶦⁿᵃ

untung punya adek ipar baik..

2022-11-25

0

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

huauauuauahhhaaa!aa
nama kucing q masuk dlm novel kk temmi.. oh temmi... asyekkkkkk

2022-11-20

0

Nike Raswanto

Nike Raswanto

sabar ya mb laras...

2022-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!