2. Tak Ada Restu

"Ada apa sih? Jam segini udah berisik,"

Ibu mertua Laras tampak keluar dari kamarnya yang letaknya tak jauh dari kamar Laras,

Laras yang juga baru keluar dari kamarnya sendiri sambil menggendong Angga tampak memeluk sang anak,

Perempuan itu tentu saja tidak ingin Angga anaknya akan terpengaruh dengan kata-kata ibu mertuanya yang seringkali begitu pedas hingga terkesan tidak peduli dengan perasaan orang yang diajak bicara, sekalipun itu anak kecil,

"Tiap bangun nangis, mau makan nangis, apa-apa nangis,"

Tambah ibu mertua Laras lagi,

"Mungkin tadi cari Laras sudah tidak ada Bu,"

Ujar Laras berusaha menggunakan bahasa dan intonasi yang sehalus mungkin untuk menghindari keributan di pagi hari,

Ibu mertua Laras kemudian terlihat menggelengkan kepalanya,

"Berapa kali kan Ibu bilang, makanya kalau punya anak cowok jangan dibiasakan manja, sedikit-sedikit Mama, sedikit-sedikit Mama... Di sekolah juga apa-apa cari Mama, akhirnya apa itu kan? cengeng, nangisan, gimana nanti kalau begitu terus, masa anak cowok modelnya begitu,"

Kata Ibu mertua Laras pula, yang pastinya, kata-kata itu begitu menusuk di dada Laras,

Dan jika sudah seperti ini, Laras pun hanya bisa sekuat tenaga mencoba bersabar, dan tak perlu lagi menyahut kata-kata ibu mertuanya,

Lalu, tampak Ibu mertuanya berjalan meninggalkan Laras untuk menuju kamar mandi di lantai dua seraya bicara seperti bergumam namun tetap bisa Laras dengar,

"Memang orang-orang pinggiran tidak bisa mendidik anak, makanya mereka jarang sukses,"

Laras yang masih bisa mendengar suara Ibu mertuanya sebetulnya nyaris tak kuat lagi untuk diam,

Namun, menyadari Angga ada dalam gendongannya, Laras pun akhirnya lebih memilih diam saja, karena enggan nantinya sang mertua akan semakin panjang bicara,

Tampak Laras akhirnya berjalan saja kembali menuju dapur untuk menyiapkan sarapan,

Setelah itu ia akan memandikan Angga, lalu menemaninya sarapan sebelum kemudian ia pergi mengantar Angga sekolah,

Dan, bukan hanya mengantar Angga sekolah, tapi Laras juga ingin pergi ke tempat seorang temannya, yang siapa tahu nantinya ia bisa ikut bekerja di sana,

Laras juga berharap, nantinya jika ia sudah bekerja, ia ingin sekali mengumpulkan uang untuk mengontrak sendiri,

Bisa hidup terpisah dari mertuanya, pun juga tak perlu ikut orangtuanya,

Laras pastinya tak bisa lupa sama sekali, jika dirinya dulu menikah dengan Yoga tak mendapatkan restu dari kedua orangtua Yoga dan juga dari orangtua kandungnya,

Masing-masing dari mereka pastinya memiliki alasan sendiri hingga tak menyukai calon menantu mereka,

Meskipun, alasan dua besan itu tidaklah sama, namun tetap saja hal itu membuat rumah tangga Laras memang jadi terasa pincang,

"Mereka pikir mereka itu siapa? Hanya mantan camat saja gayanya macam mantan sultan,"

Kata Ayahnya Laras saat Yoga dan keluarga datang menemui Ayahnya Laras guna melamar Laras,

Hari yang di mana seharusnya adalah hari yang paling membahagiakan bagi perempuan manapun, jika saja semuanya berjalan dengan lancar,

Sayangnya, Yoga dan keluarganya datang ke rumah Laras dalam kondisi yang nyaris tak membawa apapun selain cincin, benar-benar hanya cincin yang itupun tak sampai lebih dari dua gram, yang hal itu membuat Ayah dan Ibu Laras begitu kesal karena merasa Yoga dan keluarganya tidak punya niat menghargai Laras dan keluarganya.

...****************...

Terpopuler

Comments

ALNIE

ALNIE

apakah ini novel curhatan othor sendiri 🙊🙈 *kabuuuur takut di timpuk sandal bakyak 😁😁

2022-11-05

1

Esti Restianti

Esti Restianti

rumah tangga banyak di komentarin?
itu nikmatnya tiada tara wkwkwk

2022-11-02

1

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

rumah tangga klo ada pihak lain emang pasti akan timbul masalah...

2022-11-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!