Seperti biasa Dean pagi ini berangkat ke kafe tempatnya mencari rejeki. Dengan wajah sumringah ia memasuki bangunan itu, membuat beberapa temannya merasa heran termasuk Manajer Jimmy.
"Tumben, datang tak terlambat!" ucap Jimmy.
"Ya, Pak. Saya ingin menjadi karyawan yang rajin dan disiplin agar bisa menggantikan posisi Pak Jimmy," ujarnya tersenyum.
Jimmy mendelikkan matanya.
Dean tersenyum nyengir, "Maaf bercanda, Pak!"
"Ya sudah, kerjakan pekerjaanmu!"
"Siap, Pak!"
Dean melakukan tugasnya seperti biasa, sesekali ia melihat pintu berharap wanita yang ditolongnya datang.
Namun, wanita yang ditunggu tak kunjung datang. Hal itu tak membuatnya patah semangat.
"Semoga aku bertemu dengannya lagi, aku yakin dia jodohku!" batinnya.
Bukannya wanita itu yang datang melainkan kekasihnya.
Pria datang bersama dengan 2 orang temannya. Ia menunjuk ke arah Dean yang sedang melayani pelanggan.
Pria itu melayangkan pukulan ke wajah Dean hingga membuat dirinya terjatuh ke lantai. Keributan pun tak bisa dihindari.
Pria itu menarik kerah baju Dean dan mendaratkan pukulan di perut.
Beberapa teman Dean memisahkan keduanya.
"Ada apa ini?" tanya Manajer Jimmy.
"Kasih tahu karyawanmu ini untuk tidak campur dengan urusanku!" pria itu pun kemudian meninggalkan kafe.
Manajer Jimmy melihat ke arah Dean. "Ikut ke ruangan ku sekarang!"
Dean yang memegang perutnya mengikuti langkah sang manajer.
Teman-teman Dean yang lainnya merapikan bangku dan meja. Serta membersihkan serpihan kaca dari gelas dan piring yang jatuh ke lantai.
Dean berdiri dihadapan Manajer Jimmy.
"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?"
"Sebulan, Pak."
"Sudah berapa kali kamu melakukan kesalahan?"
"Tidak tahu, Pak."
"Dean, kamu sudah berulang kali melakukan kesalahan. Baik itu terlambat datang, memecahkan cangkir, salah membuat pesanan dan terakhir membuat keributan di sini!"
"Saya tidak membuat keributan, Pak. Cuma mereka saja yang datang tiba-tiba dan menyerang," Dean memberikan pembelaan.
"Kalau kamu tidak membuat masalah dengan mereka, pasti takkan seperti ini!"
Dean tertunduk sesekali memegang rahangnya yang sakit.
"Kamu, dipecat!"
Dean mendongakkan wajahnya. "Pak, saya janji tidak akan mengulangi kesalahan seperti ini!" mohonnya.
"Semua sudah terlambat, saya tidak bisa mentolerir kesalahan kamu kali ini!" ucap Jimmy, ia membuka laci meja dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam amplop.
"Pak, tolong berikan kesempatan saya sekali lagi!" Dean memohon dengan wajah memelas.
"Tidak bisa!"
"Pak, sekali lagi!"
Manajer Jimmy menyodorkan amplop kepada Dean. "Ini sisa gajimu dipotong beberapa barang yang rusak karena ulahmu!"
"Pak, saya mohon jangan pecat. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini!"
"Silahkan keluar!" ucap Manajer Jimmy.
Dean pun pasrah, dengan langkah gontai ia. meninggalkan ruangan manajer.
Dean berpamitan kepada teman-temannya, mereka memberikan semangat dan berharap dirinya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Dean mengendarai motornya menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Nita merasa heran karena putranya sudah pulang padahal jam masih menunjukkan pukul 11 siang.
"Dean, kenapa kamu sudah pulang?" tanyanya sembari memperhatikan wajah putranya.
"Aku dipecat, Bu." Jawab Dean dengan lesu.
"Kenapa bisa? Terus mengapa wajahmu memar?"
"Ceritanya panjang, Bu."
"Coba ceritakan!"
Dean mulai menjelaskan kejadian yang sebenarnya kenapa dirinya bisa dihajar pria itu.
"Kamu harus minta pertanggungjawaban dari wanita itu!" ucap Nita.
"Kenapa harus dia, Bu?"
"Karena menolong dia, kamu jadi dihajar kekasihnya!"
"Bu, dia tidak salah. Hanya kekasihnya saja yang arogan dan kasar!"
"Pokoknya kamu harus minta tanggung jawab darinya, karena dia kamu dipecat dan terluka begini."
"Aku tidak mau, Bu!"
"Dean, kamu sudah dirugikan seperti ini!"
"Bu, kita tak bisa menyalahkan dia. Aku menolongnya karena mengingat Sita."
Nita pun terdiam.
"Besok aku akan cari pekerjaan lagi, Ibu tenang saja!"
"Ya sudah, bersihkan tubuhmu setelah itu kita akan makan siang bersama. Jangan lupa jemput adikmu!"
"Ya, Bu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nadav effendy
cara berpikir dean sangat Bijak. dia tidak menyalahkan karina, si wanita yg ditolongnya. tp emng bkn ksalahan nya karina jg smp dean dipecat. ibunya dean salah pemikiran nya
2023-02-11
1