Keesokan harinya, Dean pergi mencari pekerjaan setelah mengantarkan adiknya ke sekolah. Ia mengunjungi teman-teman semasa sekolahnya dan teman masa kecilnya siapa tahu ada kerjaan untuknya.
Pertama, ia mendatangi temannya semasa sekolah menengah pertama yang kini menjadi pengusaha bakso. Sesampainya di sana, temannya itu mengatakan jika 2 hari yang lalu ia baru saja memasukkan seorang pria menjadi karyawannya.
Dean pun pergi dari tempat itu dan mendatangi teman yang lainnya.
Tempat kedua yang dikunjunginya sebuah bengkel motor namun temannya yang kebetulan bekerja di situ mengatakan sedang tidak membutuhkan montir.
Dean melanjutkan mencari pekerjaannya di sebuah toko kecil milik tetangganya yang kebetulan pernah tinggal di sebelah rumah orang tuanya.
Diperjalanan menuju toko tersebut, Dean melihat wanita yang ditolongnya kemarin memasuki bank.
Dean mengurungkan niatnya untuk ke sana, akhirnya ia menunggu wanita itu keluar.
Hampir 30 menit akhirnya wanita itu keluar, Dean bergegas menghampirinya. "Nona!" panggilnya.
Karina menoleh menatap malas pria yang menghampirinya.
"Akhirnya kita bertemu di sini, apa kabar?" sapa Dean basa-basi.
"Katakan apa mau kamu?" tanyanya ketus.
"Kemarin kekasih Nona datang ke kafe lalu menghajar saya," Dean menunjuk wajahnya yang masih tampak memar walau samar. "Dia membuat saya kehilangan pekerjaan."
"Kalau begitu saya minta maaf," ucap Karina santai.
"Saya minta Nona bertanggung jawab," ujar Dean.
"Apa tanggung jawab? Bukan aku yang melakukannya!"
"Saya dipecat karena ulah kekasih Nona yang membuat barang-barang hancur," ucap Dean.
"Kamu ingin aku mengganti semua barang-barang yang rusak itu?"
"Tidak, Nona. Saya hanya butuh pekerjaan," jawab Dean.
Karina memandang Dean dari atas sampai bawah, "Dia boleh juga!"
"Nona, saya memang tampan tapi jangan memandang seperti itu," ucap Dean percaya diri.
"Ciih, percaya diri sekali kamu!"
"Nona, apa ada pekerjaan untuk saya?"
"Ada, ikut aku!" Karina berjalan ke mobilnya dan Dean menyusulnya dari belakang menggunakan motornya.
Mereka menepikan kendaraannya di sebuah kafe yang tak jauh dari bank, Karina sengaja mengajak Dean mengobrol di lantai atas tempat itu karena sepi pengunjung agar leluasa mengobrol.
Kini keduanya saling berhadapan dan Karina juga sudah memesan minuman.
"Kenapa kita di sini, Nona?"
"Kamu ingin pekerjaan, kan?"
"Ya, Nona."
"Saya akan menawarkan pekerjaan untukmu dengan upah tiga kali lipat dari gajimu bekerja di kafe!"
"Apa? Tiga kali lipat? Wah, itu cukup besar sekali. Memangnya pekerjaannya apa?"
"Kerjaannya cukup mudah dan tidak perlu memakai tenaga dan pikiran," jelas Karina.
"Memangnya ada pekerjaan seperti itu?"
"Ada!"
"Nama pekerjaannya apa?"
"Nanti ku kasih tahu, kamu mau atau tidak?"
"Tapi pekerjaan ini tidak melanggar aturan, kan?"
"Tidak, ini sangat aman. Tak ada orang lain yang dirugikan termasuk kita berdua," jelas Karina.
"Saya ingin tahu pekerjaannya apa?"
"Kamu cukup bilang 'ya atau tidak!"
"Baiklah, aku mau!"
Karina tersenyum, ia lalu berkata, "Namaku Karina Mayara Hartawan."
"Sangat cantik!" puji Dean.
"Terima kasih, namamu siapa?"
"Dean Rahardian."
Karina mengeluarkan selembar kertas dari tasnya, "Ini adalah surat perjanjian kita!" menyodorkannya kepada pria itu.
Dean mendelikkan matanya kala membaca isi surat perjanjian itu. "Nona, menawarkan pernikahan kepadaku!" tak percaya.
"Ya, pernikahan berlangsung selama setahun. Aku harap kamu membaca satu persatu isi perjanjian surat kontrak tersebut."
Dean membaca isi surat perjanjian. "Selama menikah aku tak boleh menyentuh Nona?"
"Ya, karena aku tak mau hamil anakmu."
"Nona, ini sungguh berat bagiku. Apalagi kita tiap hari bertemu, aku melihat wajah cantik dan tubuhmu. Mana mungkin aku bisa tahan."
"Pikiranmu kotor sekali, ya!" ucap Karina tak suka.
"Nona, ini hal lumrah bagi seorang pria."
"Ingat, kita hanya menikah pura-pura saja!"
"Tapi, saya ingin serius."
"Jangan mimpi!"
"Cepat tanda tangani, minggu depan kita akan langsungkan pernikahan."
"Secepat itu, mimpi apa aku semalam?"
"Jangan membuang waktuku!"
"Baiklah," Dean lantas menandatanganinya.
"Ingat dengan isi perjanjian itu!"
"Baik, Nona."
"Jangan panggil aku Nona!"
"Baiklah, Karina!"
"Tinggalkan nomor ponselmu, biar aku mudah menghubungimu!"
Dean menuliskan nomor ponselnya.
Karina mengambil kertas perjanjian lalu menekan angka tersebut kemudian menghubunginya. "Itu nomor ponselku!"
Dean tersenyum, "Baik!"
Karina lantas berdiri meraih tas dan kunci mobilnya. "Persiapkan dirimu dan kabari kedua orang tuamu. Aku akan meneleponmu sejam lagi!" ia pun berlalu.
Dean tersenyum senang. "Tak apa meskipun sementara tapi bisa tiap hari bertemu dengannya apalagi di bayar."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nadav effendy
yuk bisa yuukk Dean yukkkkk.. Buat karina jadi jatuh cinta
2023-02-11
1