Bertemu Kakek Tua

Dean mengendarai motornya di kegelapan malam yang minim penerangan ditambah hujan dengan lebat. Ia akhirnya berteduh di sebuah warung yang lagi tutup.

Dia tak sendirian berada di tempat itu tapi ada seorang pria tua lanjut usia yang pakaiannya basah.

Dean merasa iba lalu memberikan jaket ia gunakan kepada Pak Tua itu.

"Terima kasih, Nak!"

"Walau sedikit basah tapi semoga bisa mengurangi rasa dingin," ucap Dean.

"Iya, Nak."

Pria tua itu membuka bajunya lalu memakai jaket yang diberikan Dean.

Sejam kemudian, hujan berhenti. "Rumah Bapak di mana?"

"Tak jauh dari sini, Nak!"

"Bagaimana jika saya antar?"

"Tidak usah, Nak. Rumahmu masih jauh, kedua orang tuamu pasti mengkhawatirkan kamu," jawab Bapak Tua itu.

"Bagaimana dia bisa tahu, padahal aku sama sekali tidak mengajaknya mengobrol?"

"Mengobrol pun ketika menawarkan jaket selebihnya tidak ada. Kenapa bulu kudukku jadi merinding?"

"Bapak duluan, ya. Semoga kamu yang bermimpi menikah dengan seorang putri terkabul," ucap pria lanjut usia itu kemudian berlalu.

"Astaga, kenapa dia tahu pikiran halu aku?"

Dean yang diserang rasa takut bergegas menyalakan mesin motornya lalu melesat.

Sesampainya di rumah, kedua orang tuanya sudah menunggu di depan teras dengan perasaan gelisah.

"Itu dia, Bu!" ucap Lukman.

Nita melihat putranya dengan tersenyum bahagia, ia lalu mendekatinya.

"Kalian kenapa berada diluar?" tanya Dean.

"Kami sangat khawatir padamu, Ibu takut terjadi apa-apa denganmu," jelas Nita.

"Aku hanya terlambat pulang tiga jam saja, Bu."

"Tadi ada kakek tua yang mengatakan kalau Kakak dalam bahaya," ungkap Sita.

"Kakek tua pakai baju warna hitam celana panjang biru kusam," tebak Dean.

"Iya, Kak."

"Apa!" Dean kaget.

"Memangnya kenapa?" tanya Lukman.

"Kita bicara di dalam saja!" Dean memasukkan motornya ke dalam rumah. Kemudian ia menguncinya.

"Dean, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Nita penasaran.

"Tadi, aku berteduh di warung yang lagi tutup bersama seorang pria tua. Lalu aku memberikan dia jaket yang ku pakai, terus dia bilang kalau rumahku jauh dan kedua orang tuaku begitu khawatir," tutur Dean.

"Maksudnya Kakak, kakek tua itu tahu tentang keluarga kita?"

"Bukan, dia hanya tahu semua tentang aku!"

"Wah, sepertinya Kakak sudah melakukan kesalahan makanya ia tahu semua," ujar Sita.

"Kesalahan apa?" tanya Dean.

"Ya, aku tidak tahu. Coba saja Kakak ingat apa telah melakukan kesalahan atau tidak?"

"Aku hanya salah membuat kopi pelanggan."

"Coba ingat lagi!" pinta Sita.

"Aku benar-benar tidak tahu dan anehnya kakek itu tahu jika aku punya impian," ujar Dean.

"Memangnya mimpimu apa?" tanya Nita.

"Aku berharap menikah dengan seorang putri yang cantik dan kaya!" Dean membayangkannya sambil senyum.

Tiba-tiba gelak tawa Sita memecahkan suasana ruang tamu.

"Sita!" tegur Ayah lembut.

Gadis belia itu pun terdiam.

"Dean, kami harap kamu selalu hati-hati," nasehat Lukman.

"Iya, Yah."

"Mas, apa kakek tua yang kita tolong tadi ada hubungannya dengan kejadian yang dialami Dean?"

"Apa jangan-jangan kakek tua itu malaikat?" celetuk Sita.

"Ya, dia malaikat berwujud manusia," jawab Dean.

"Semoga saja apa yang dikatakan kakek tua itu tentang pernikahanmu benar adanya," harap Nita.

"Semoga saja, Bu."

"Jangan terlalu tinggi bermimpi, Kak. Kita ini orang miskin tidak mungkin dapat pasangan yang kaya raya," ujar Sita.

"Tinggal doa 'kan saja," ucap Dean. "Kan, kamu juga yang beruntung dapat kakak ipar cantik dan kaya raya," lanjutnya.

"Terserah Kakak saja, deh!"

Terpopuler

Comments

Nadav effendy

Nadav effendy

Lanjuttt.. semangat othorrr
terimakasih sudah membuat cerita Novel ini dg sebaik & semenarik mungkin

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!