4

Besok Karan akan kembali ke kawasan para Penjaga dari ujian terakhirnya di hutan Dairan. Kuakui dia sangat kuat walaupun aku belum pernah melihatnya secara langsung, tapi melewati ujian di hutan Dairan pasti sangat sulit apalagi usianya masih muda.

“Karin apa kau pernah melihat Karan” suara beratnya mengagetkanku dari lamunan, suara itu berasal dari Penjaga Abi yaitu Erik fisiknya sangat mirip dengan Abi rambutnya ikal, kulitnya kuning langsat, bedanya Erik lebih tinggi dibandingkan Abi.

“Belum”

Sejak bertemu Gadis kemarin, aku dikenalkan kepada Erik dan Erly Mereka sangat baik dan memperlakukanku dengan baik pula.

“Karan sangat tampan Karin namun ia sangat sibuk untuk memperkuat diri” suara yang cukup melengking itu berasal dari Penjaganya Maryam, dia bernama Erly. Tubuhnya agak berisi, kulitnya berwarna coklat dan tidak terlalu tinggi.

Saat ini kami sedang sarapan bersama di ruang makan. Makanannya terlihat sangat hambar seperti nasi bubur dan tidak ada makanan lain, awalnya aku ragu memakannya namun saat dimakan rasanya enak sekali. Rasanya tidak bisa dideskripsikan tapi itu sangat enak.

“Karan hanya sedikit memiliki teman di sini, bahkan saat ini dia sedang ujian untuk melompat ke tingkat 2 di Hollywings nanti”

Aku bingung, bagaimana dia bisa sekuat itu. “Benarkah apa dia sekuat itu”

“Benar Karin, aku yakin dia akan lulus dengan mudah”

Aku dapat menyimpulkan bahwa Karan itu sangat tampan dan kuat. Aku tidak menyangka kalau Karan melakukan ujian di hutan Dairan untuk melompat ke tingkat 2, itu berarti dia 5 tahun lebih muda dari murid lainnya. Tidak bisa kubayangkan betapa kerasnya dia latihan untuk melompat ke tingkat 2.

Setelah sarapan Erik, Gadis, dan Erly melakukan aktivitasnya dan aku melanjutkan turku di sini sendiri, aku belum tahu ingin ke mana hanya melihat-lihat kawasan di sini.

Aku berjalan di lorong melewati dan beberapa ruangan. Ruangan itu berisi Penjaga-Penjaga muda yang sedang belajar.

“Karin, kamu sedang apa?” tanya Master Laiz yang baru keluar dari kelasnya.

“Aku hanya sedang melihat-lihat master” aku rapatkan jaket yang aku kenakan di sini cukup dingin.

“Kau lihat-lihat ruang Karan, Karin?”

Aku diam sejenak

“Ayolah, agar kamu lebih mengenal “ Master Laiz merangkul lenganku dan menuntunku kami melewati lapangan kecil dan taman. Akhirnya kita sampai di tempat yang kita tuju. Terlihat seperti sebuah asrama Penjaga laki-laki.

Master Laiz menjelaskan bahwa Karan sangat pintar, memiliki fisik yang kuat. “Kau tahu Karin, kenapa Karan mengikuti ujian di hutan Dairan?”

“Untuk ke tingkat 2 Master”

“Salah itu untukmu”

Aku tidak mengerti maksudnya untukku, bukankah aku masih di tingkat 1.

“Karan pernah bilang, di harus lebih kuat darimu, ketika dia tahu kamu lulus lebih awal, Karan berusaha sangat keras untukmu. Dia tidak pernah berhenti belajar bahkan sampai malam. Dia hanya memikirkan bagaimana cara menjagamu lebih baik, Karin”

Aku hanya mengangguk mencoba mengerti kata-kata dari Master Laiz. “Kita sudah sampai, besok Karan akan pulang dan aku dengar dia lulus di ujiannya. Bersahabatlah dengan dia, dia mungkin terlihat dingin tapi dibalik itu dia menyayangimu” mengelus kepalaku dan pergi.

Aku ada di depan pintu yang terbuat dari kayu. Ini ada diujung asrama yang bernuansa klasik-klasik kuno. Asrama ini berlantai 5 tapi syukurlah Karan berada dilantai 1.

Sebenarnya aku ragu untuk masuk, bukankah tidak sopan kalau masuk tanpa ada pemiliknya di dalamnya. Namun keraguan itu hilang ketika rasa penasaranku lebih besar.

Aku pegang gagang pintu. Tampak ruangan yang sangat sederhana dan rapi. Ada 1 buah kasur persegi panjang dengan selimut yang masih terlihat rapi.

Kulangkahkan kakiku memasuki ruangan ini, suasananya sangat tenang. Ada satu lemari, satu meja beserta kursinya. Aku duduk di kasur yang tingginya Selutut, kasurnya sangat nyaman, sama seperti kasurku di rumah.

Kulihat lemari isinya penuh dengan pakaian dan kuberalih ke meja yang berada di sampingnya. Aku duduk di kursi, catatannya dengan tulisan tangannya sangat bagus. Banyak buku sihir di mejanya, benar yang dikatakan master Laiz, Karan sangat pintar dan kuat.

Kubuka laci di meja ini, ada buku kecil seperti buku catatan pribadinya dan sebuah kotak berukuran sedang berwarna merah. Awalnya aku enggan untuk melihatnya, karena ini terlalu tidak sopan dan bersifat pribadi, tetapi lagi-lagi rasa penasaranku lebih besar.

Kuambil kotak merah itu dan buku catatan kecil. Kubuka perlahan kotak tersebut, betapa kagetnya aku melihat kumpulan-kumpulan fotoku di kotak. Ini foto-foto ketika aku masih kecil bahkan sampai ada foto kelulus kemarin.

“Apakah Ayah yang mengirim ini”

Pertanyaan-pertanyaan di pikiranku tidak terjawab kan, foto-foto ini hanya aku dan ayah yang memilikinya. Rasa penasaranku ini membuatku ingin membuka buku catatan, tapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku panik dan langsung merapikannya, aku takut pemilik ruangan ini kembali.

“Karin” suara yang kukenal, baru tadi sarapanku ingin bertemu dengannya.

Kukembalikan kotak dan catatan ini ke tempatnya, lalu aku berdiri dan segera membuka pintu. Rasanya seperti mencuri sesuatu dan ketahuan. Ini membuat jantungku berdegup lebih cepat.

“Iya” aku lihat wajah Erik yang tersenyum hangat padaku. “Ada apa?” tubuhku memanas, keringatku mulai keluar.

“Apa kau sakit Karin?”

“Ah hahaha tidak” udara dingin seketika menjadi panas. Kubuka jaketku dan mengipas kipas wajah dengan tanganku.

“Udara sedang dingin Karin, kenapa kamu buka jaketmu ataukah ada sesuatu di dalam” Dia menaikkan satu alisnya dan tersenyum menggodaku.

“Hahaha tidak ada” aku tutup pintur kamar Karan dan menarik Erik untuk jauh dari ruangan . “Ada apa Erik?” aku dan Erik sudah menjauh dari kamar Karan, namun masih berada di lorong asrama.

“Karan akan datang malam ini, Master Laiz tadi memberitahuku Karin, kita akan mengadakan pesta untuknya, karena sudah membanggakan para Penjaga Desa Chora”

Mukaku terlihat sangat bingung entah harus senang atau apa kenapa. Bukankah besok dia akan kembali, bagaimana ini, aku sangat bingung.

“Kamu tidak senang Karin?” aku hanya menggeleng, tidak atau harus berkata apa. “Sudahlah lebih baik kau menyiapkan gaun untuk malam nanti”

Erik mendorong tubuhku keluar asrama “Sampai bertemu nanti malam”.

Aku hanya mengangguk dan pergi ke kamarku. Tubuhku semakin memanas, jantungku masih berdegup kencang. 'Ada apa denganmu'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!