“Aku harus menikahi mahasiswi itu, tidak perduli menikah tanpa dasar cinta. Aku
hanya mau terbebas oleh perjodohan konyol saja.” Reno terus membawa kedua kakinya melewati ruang resepsi pernikahan. Tentunya, banyak para tamu undangan keturunan bangsawan menunggu mempelai pengantin untuk menyelesaikan acara akad nikah.
“Hei lihat! Bukankah pria tampan itu Pak CEO di perusahaan magang kita,” ucap Lena sembari mengarahkan jari telunjuknya menuju ke arah Reno yang terus melangkah menuju ke ruang pintu utama gedung hotel bintang lima.
Aura yang sedang membuka layar ponselnya untuk membuka pesan masuk dari Yunma, aktivitasnya terhenti dikala Lena yang duduk di sebelahnya berada pada kursi khusus karyawan perusahaan mengikuti arah jari telunjuk Lena.
“Benar Len, kenapa bapak CEO keluar dari ruang akad nikah? Apakah pengantin wanitanya belum datang?” tanya Aura yang menatap punggung bidang Reno yang mulai menghilang dari penglihatannya.
“Haduh, kamu ini aku mana tahu tentang bapak CEO. Mungkin saja, pak CEO menyambut wanita pengantinnya. Sedari tadi, kita tidak melihat pengantin wanitanya.”
“Terserah saja, jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik kita nikmati saja makanan dan minuman yang disajikan. Ikuti saja sesuai prosedur pernikahan pak CEO karena kita sebagai mahasiswi magang kuliah di perusahaannya hanya patuh untuk mendapatkan nilai terbaik darinya.”
Sementara Reno yang berada diluar gedung hotel, ia menerima laporan dari tangan kanannya bernama Hans telah berhasil melacak keberadaan Yunma.
“Tuan muda Reno,” ucap Hans dengan menunduk hormat di hadapan Tuan mudanya.
“Panggil aku Pak Reno, lebih keren.” sahut Reno menatap intens menuju ke arah Hans.
“Mahasiswi magang bernama Yunma Adelia bersama kakaknya baru saja keluar dari lokasi gedung hotel ini Tuan muda. Maksud saya Pak Reno.” untung saja Hans membenarkan sebutan pada Tuan muda menjadi bapak kalau terlambat bisa marah besar Tuan muda.
Reno yang menerima laporan “Siapkan mobil untuk mengejar mereka, sekarang!” titah Reno dengan ekspresi wajah dinginnya.
“Baik tuan,” Hans pamit undur diri dari hadapan Reno dan ia melaksanakan tugas yang diberikan oleh tuan muda.
Tidak lama kemudian, mobil telah terparkir di hadapan Reno. Hans membukakan pintu untuk Reno yang terlihat melangkah masuk ke dalam mobil.
Reno melihat Hans mengitari tubuh mobil dan mulai mempersiapkan laju kendaraan mobil.
“Pak Reno,” ucap Hans yang membalikkan tubuhnya agar berhadapan langsung dengan
dirinya.
Reno menyerhitkan keningnya merasa binggung. Tidak biasanya Hans menampilkan wajah khawatir seperti itu.
“Katakan saja!”
Sebelum Hans memberitahu kepada Tuan muda perihal laporan dari bodyguard atas
suruhannya untuk mengikuti motor ditumpangi oleh Yunma. Hans menarik nafas dalam-dalam untuk mempersiapkan mentalnya.
“Sebelumnya saya mohon maaf, saya terlihat sangat lancang untuk melakukan tugas yang belum tuan berikan. Tadi saya menyuruh bodyguard untuk mencari keberadaan mahasiswi magang dan mengikutinya tanpa meminta izin pada tuan terlebih dahulu.”
“Tidak masalah, aku suka gayamu selalu efektif dalam segala hal.” sahut Reno tersenyum tipis.
“Terima kasih atas pujiannya, Tuan. Tapi, saya ingin menyampaikan kabar buruk mengenai mahasiswa magang bersama kakaknya mengalami kecelakaan. Motor mereka tertabrak oleh mobil.” jelas Hans dan raut wajah Reno yang tersenyum berubah menjadi masam.
“Apa? Kecelakaan? Tertabrak oleh mobil?” tanya Reno memastikan dan dibalas anggukan cepat oleh Hans.
“Bagaimana bisa mahasiswi itu terluka disaat pernikahanku yang darurat? Sementara Yunma mengalami kecelakaan?” Reno menghela nafas kasar dengan cobaan apa lagi yang dihadapinya.
“Tuan muda,” ucap Hans pelan.
Reno menoleh ke arah Hans yang terlihat takut mendapat hukuman darinya.
“Bagaimana kondisi Yunma sekarang?” tanya Reno.
“Beberapa bodyguard sudah membantu Yunma dan kakaknya menuju ke rumah sakit. Pelaku yang menabrak motornya sudah dibawa di kantor polisi.” jawab Hans jujur.
“Baiklah, kita langsung pergi ke rumah sakit saja. Aku ingin memantau kondisi Yunma itu
aku tidak tahan mengenakan pakaian pengantin seperti ini. Bila perlu buat Yunma
tunduk padaku dengan cara kotor sekalipun.”
“Baik Tuan.” Reno tersenyum misterius dikala ia merencanakan sesuatu pada Yunma
nanti.
Di ruangan bernuansa putih yang dipenuhi oleh peralatan medis, seorang wanita
cantik terbaring lemah dengan balutan putih menghiasi kepala dan tangan mulusnya
dipasang alat infus. Jangan lupakan dengan ruangan itu tercantum VVIP dan dapat
ditinggali oleh dua pasien.
Setelah kejadian kecelakaan di jalan xx tadi, Yunma dan kak Damian dilarikan menuju ke
rumah sakit oleh beberapa bodyguard Reno. Yunma terlihat tak berdaya dengan kedua bola matanya masih setia tertutup dan belum ada tanda-tanda pergerakkan apapun.
Dari samar-samar suara yang sedikit ribut membuat Yunma terbangun. Ia mengerjapkan
kedua bola matanya secara perlahan tapi pasti hingga membuka kedua bola matanya. Pandangan pertama yang dilihat oleh Yunma saat menetralkan cahaya yang masuk dari kedua bola matanya yaitu seorang pria tampan dan lebih tua darinya.
Yunma mengumpulkan kesadarannya disaat ia melihat ruangan di sekelilingnya terlihat
serba putih dan dipenuhi bau obat-obatan.
“Dimana aku?” Yunma terlihat rapuh dengan wajah pucatnya akibat kecelakaan tadi.
kepalanya Yunma menerima 8 jahitan untuk menutupi luka robek saat mencium aspal
hitam. Beruntung saja, Yunma tidak mengalami lupa ingatan dan alat di negara
Amerika serba canggih. Jadi, tidak perlu khawatir lagi untuk memeriksa kondisi
tubuh Yunma tidak mengalami luka serius lainnya.
“Rumah sakit.” jawab Reno menatap dingin pada Yunma yang terbaring lemah di hadapannya.
Yunma berusaha mengingat kembali, ada sesuatu membuat dirinya merasa binggung dengan kondisi dirinya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Ia terdiam sejenak untuk
memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.
Dari tatapan binggung Yunma, Reno memilih duduk di kursi yang bersebelahan dengan
kasur tidur pasien.
“Yunma, kamu mengalami kecelakaan tabrakan mobil tadi. Bodyguard aku membawa kamu dan kakakmu ke rumah sakit untuk mengobati luka serius di tubuhmu.” jelas Reno panjang lebar membuat Yunma mengerti.
“Benarkah Pak CEO? Dimana kakak Damian?”
“Di sebelah tirai itu.” Reno menunjuk jari manisnya menuju ke arah tirai hijau sebagai dinding pembatas ruangan.
“Bagaimana kabar kak Damian, pak?” Yunma berusaha bangun dari posisi baringnya berubah menjadi posisi duduk tapi dicegah cepat oleh Reno.
“Jangan banyak bergerak, tubuhmu butuh istirahat. Jangan merasa sungkan padaku untuk tidak terlihat sopan.” Reno merapikan tubuh Yunma agar tetap berbaring.
“Kakakmu belum siuman setelah dirawat dalam menerima beberapa jahitan di bagian kepala dan tangan kirinya.” itulah penjelasan Reno setelah menerima laporan singkat
dari dokter yang menangani Yunma dan Damian sebelum masuk ke dalam ruangan
VVIP.
“Alhamdulillah, aku harap semua akan baik-baik saja. Terima kasih banyak atas kebaikan hati bapak mau menolong aku dan kak Damian,” ucap Yunma terdengar tulus.
Reno menyipitkan matanya saat melihat paras cantik wajah Yunma yang terlihat pucat
tapi tetap cantik.
“Saya memang baik hati dan saya tidak begitu saja menerima ucapan terima kasih.” sahut Reno tersenyum penuh arti.
Perkataan Reno membuat Yunma tidak mengerti apalagi senyuman maut itu membuat Yunma ingin menculik Reno.
“Maksudnya?” tanya Yunma meminta penjelasan lebih.
“Menikahlah denganku sebagai ucapan terima kasih.” seketika membuat wajah Yunma semakin pucat dan ia menelan air salivanya dengan susah payah untuk mendengar perkataan Pak CEO.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Yuki Onna
narsis sekali anda bapak reno
2022-11-07
0