BAU PARFUM

"Apa benar yang aku lihat tadi kamu mas," tanya Almira penuh selidik.

"Mungkin kamu salah orang, aku baru sampai disini," jawab Deni meyakinkan.

"Tapi bajunya sama seperti yang kamu pakai mas," jawab Almira.

"Sudahlah mungkin kamu salah orang, apa kamu meminta aku datang untuk bertengkar seperti ini," jawab Deni.

"Mas benar mungkin aku salah orang, mungkin baju kalian saja yang sama," jawab Almira mengalah, jangan sampai gara gara hal yang tidak jelas membuat mereka bertengkar kasihan Tio pikir Almira.

"Ayah aku lapar kita makan yuk," ajak Tio.

"Tio mau makan dimana? disini apa kita cari tempat lain saja," tanya Deni masih menggendong Tio.

"Disini saja ayah, aku sudah sangat lapar, aku nunggu ayah makan bareng," jawab Tio

"Baiklah jagoan ku kamu mau makan apa? ayah tau kamu pasti mau makan ayam goreng, " tebak Deni.

"Ayah curang, ayah benar ayah bisa menebaknya aku akan kasih ayah hadiah kalau begitu," jawab Tio.

"Oh ya kalau boleh tau kira kira hadiah apa yang akan Tio kasih sama ayah," tanya Tio.

"mmmaaaccchhh ", cium Tio

Deni langsung memanggil pelayan restoran dan memesan makanan yang mereka inginkan.

Selama menunggu makanan datang Deni sibuk dengan ponselnya, kadang Deni tersenyum dan tertawa kecil entah ada yang lucu di layar ponselnya sehingga Deni lebih tertarik memandangi ponselnya dari pada mengobrol dengan anak Dan istrinya.

"Mas makanannya sudah datang," panggil Almira.

Deni tidak mendengar panggilan Almira, Deni masih sibuk dengan ponselnya.

"Mas massss," panggil Almira dengan kencang.

"Iya," jawab Deni kaget.

"Mas lagi ngapain sih, dari tadi aku lihat senyum senyum sendiri kadang mas juga tertawa, mas lagi chat siapa?" tanya Almira curiga.

"Bukan siapa-siapa," jawab Deni dingin.

Apa yang kamu sembunyikan dari aku mas, apa benar orang yang aku lihat tadi itu kamu mas, lalu siapa perempuan yang kamu gandeng mas. isi hati Almira.

"Sekarang kamu yang melamun, dari tadi dipanggil sama Tio." jawab Deni.

"Kenapa sayang, sudah selesai makannya," tanya Almira.

"Sekarang Tio mengantuk ibu," jawab Tio.

"Pulang yuk sudah malam juga," ajak Almira.

Deni duduk sendiri di belakang setir sedangkan Almira dan Tio duduk di kursi belakang karena Tio tertidur di mobil.

Selama perjalanan pulang ke rumah tidak ada yang bersuara mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Bagaimana caranya ngomong sama Mira, apa yang harus aku katakan, bagaimana nasibnya setelah kami tidak lagi bersama, dia tidak ada lagi keluarga hanya orang tua angkat itupun jauh di desa terpencil." ucap Deni di dalam hati.

"Aku tidak mengerti mas apa yang telah terjadi di dalam rumah tangga kita, semakin hari semakin berubah, kamu semakin jauh sulit aku jangkau. Apabila di dalam rumah tangga kita ada orang ketiga aku undur diri mas, silahkan berbahagia dengan pilihanmu.Biar Tio aku bawa pergi bersamaku." suara hati Almira tanpa terasa Mira meneteskan air matanya karena membayangkan hal terburuk yang akan terjadi dalam rumah tangganya.

"Mira kita sudah sampai," ucap Deni mengagetkan Mira dari lamunannya.

"Tio tidur mas," jawab Mira

"Biar aku yang gendong." jawab Deni.

Deni keluar dari mobil memutar ke belakang dimana Almira dan anaknya berada. Deni mengambil Tio dari pangkuan Mira dan menggendong Tio masuk ke dalam rumah meninggalkan Mira sendiri di dalam mobil.

"Bau parfum siapa ini, Apa mas Deni ganti parfumnya, tapi ini bau parfum perempuan, aku tidak boleh menuduh mas Deni dulu siapa tau tadi mas Deni tidak sengaja bersentuhan dengan kliennya, aku harus memastikan parfum mas Deni dulu siapa tahu parfumnya memang sudah ganti." ucap Mira.

Setelah masuk rumah Mira masuk ke kamar Tio, Mira memandangi wajah anaknya yang polos Mira menangis membayangkan nasib anaknya kalau sampai orang tuanya berpisah. Itu pasti akan melukai hatinya Mira juga takut akan berpengaruh akan tumbuh kembang anaknya.

"Aku harus bergerak aku tidak bisa seperti ini terus aku harus cari kebenarannya biar semua jelas," ucap Mira menyemangati dirinya.

Mira keluar dari kamar Tio dan masuk ke kamar mereka. Ternyata Deni lagi mandi Mira memanfaatkan kesempatan untuk mencari bukti.

"Selagi mas Deni mandi aku harus mencari bukti semoga Allah memberi aku petunjuk." ucap Mira.

Mira langsung mencium parfum Deni dan mengambil baju kotor di keranjang.

"Mas Deni tidak mengganti parfumnya masih parfum yang sama disini juga tidak ada parfum yang lain dan ini jelas bukan bau parfum ku." ucap Mira.

"aku akan ingat bau parfum ini." ucap Mira mencium baju Deni.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!