CURIGA

"Masakan Ibu memang paling enak," jawab Tio memuji ibu.

"Terima kasih sayang, ibu jadi curiga tumben Tio muji masakan ibu, ayo Tio mau minta apa sama ibu," tanya Almira kepada Tio yang tersenyum karena ibunya bisa menebak kalau Tio menginginkan sesuatu.

"Tio mau beli mainan baru ibu, mainan yang sama seperti teman Tio," jawab Tio menyampaikan keinginan nya.

Almira melamun, merenungkan permintaan Tio, ya memang sudah lama Tio tidak pergi bersama kedua orang tuanya, namun Deni suaminya tidak bisa memenuhi keinginan anak semata wayangnya.

"Bagaimana setelah sarapan ini kita pergi membeli mainan yang Tio inginkan," ajak Almira.

"Tapi Ayah tidak bisa pergi ibu," jawab Tio

"Bagaimana kalau kita berdua saja yang pergi, kita beli semua mainan yang Tio sukai bagaimana?" ajak Almira.

"Mau...mau...." jawab Tio dengan antusias.

Melihat Tio kembali ceria Almira merasa senang, apa sebenarnya yang terjadi samamu mas,kenapa akhir-akhir ini kamu banyak berubah, kamu bukan suami dan ayah yang kami kenal dulu, suara hati Almira.

Lagi menikmati sarapan pagi mereka tiba-tiba Deni turun dari atas dengan berpakaian rapi dan wangi. Deni melewati mereka begitu saja tanpa menegur bahkan menyapa anaknya.

"Mau kemana mas, apakah mas sudah selesai istirahat nya? apakah mas mau ngajak kami jalan jalan? tunggu sebentar ya mas kami siap siap dulu," jawab Almira dengan antusias.

mendengar itu Deni langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke asal suara, barulah Deni tau kalau di situ juga ada Tio yang tersenyum lebar karena mendengar kalau ayahnya akan mengajak pergi jalan-jalan.

Deni mendekati anaknya dan berjongkok didepan anaknya sambil tangannya memegang wajah Tio.

"Ayah belum bisa sayang, ayah masih banyak kerjaan, ayah minta maaf ya nanti kalau kerjaan ayah sudah selesai ayah pasti akan ajak Tio sama ibu jalan jalan," bujuk Tio

Mendengar penolakan ayahnya Tio kecewa, tanpa sadar Tio meneteskan air matanya, melihat itu Deni langsung memeluk anaknya.

"Maafkan ayah sayang, ayah janji setelah kerjaan ayah selesai kita pergi jalan-jalan, gimana kalau Tio sama ibu pergi duluan ayah janji setelah itu ayah akan menyusul Tio," tambah Deni.

Mendengar ayahnya akan pergi bersama mereka, Tio berhenti menangis dan tersenyum ceria.

"Ayah janji akan menyusul kami nanti, ayah tidak bohong kan", jawab Tio sambil menghapus air matanya.

"Ayah janji sayang ayah nanti akan langsung menyusul begitu kerjaan ayah selesai," jawab Deni.

"Tio sayang ayah," jawab Tio memeluk ayahnya.

"Sudah bisakah ayah pergi kerja, biar kerjaan ayah cepat selesai ayah harus pergi sekarang," jawab Deni sambil melepas pelukan Tio.

Deni langsung berdiri dan melangkah kearah pintu keluar.

"Mas tunggu sebentar," panggil Almira sambil melangkah tepat didepan Deni berdiri.

"Mas aku mohon, sekali ini tepati janjimu, apa mas lupa sudah berapa kali mas buat janji sama Tio," ucap Almira mengingatkan Deni.

"Akan aku usahakan, seandainya aku tidak bisa memenuhi janjiku, aku harap kamu bisa memberi penjelasan sama Tio," jawab Deni.

"Bukan jawaban seperti ini yang ingin aku dengar mas," jawab Almira dengan kecewa.

"Apa yang kamu harapkan dariku," jawab Deni dengan datar.

"Aku ingin kita seperti dulu mas, makan bareng, ngobrol ngobrol bersama kalau hari libur kita pergi jalan-jalan,"jawab Almira sambil mengenang saat-saat mereka masih harmonis.

"Apa maksudmu kamu ingin kita kelaparan seperti dulu, diusir pemilik rumah karena tidak bisa membayar kontrakan, kerja menjadi staf biasa bahkan gajinya sudah habis sebelum akhir bulan, ingin seperti itu maksudmu," jawab Deni dengan nada tinggi.

Tanpa mereka sadari Tio mendengar pertengkaran mereka dari arah dapur, Tio menangis sambil memeluk dirinya sendiri, karena bukan sekali ini saja Tio mendengar orang tuanya bertengkar.

"Kalau dengan kemiskinan membuat kita bisa bersama lagi, saling berbagi dan membuat kita bahagia kenapa tidak," jawab Almira.

"Apa kamu bilang? bahagia, adakah orang di dunia ini bahagia karena hidup miskin," tanya Deni dengan mengejek.

"Uang tidak menjamin hidup bahagia mas, tidak semua bisa dibeli dengan uang," jawab Almira.

"Oh ya apa kamu tidak butuh uang untuk biaya hidupmu, apa kamu bisa membeli sesuatu tanpa uang," jawab Deni.

"Apa mas sadar, setelah mas mendapatkan semua kemewahan ini mas mulai berubah, mas tidak ada waktu untuk kami, bahkan kita sering bertengkar mas," jawab Almira.

"Apa pernah aku tidak pulang ke rumah, kamu jangan selalu menyalahkan aku, aku kerja juga untuk kalian," jawab Deni.

"Tapi tidak harus mengacuhkan kami juga mas," jawab Almira.

"Sudahlah aku capek ngomong sama kamu, tidak ada gunanya, kamu selalu merusak mood ku," jawab Deni sambil melangkah keluar rumah menuju mobilnya.

"Apa ada orang yang kerja dihari libur seperti ini, aku harap kamu tidak membuat aku tambah kecewa mas, semoga apa yang aku pikirkan itu salah, kalau sampai itu terjadi aku akan pergi dari kehidupan mu mas, selamanya," ucap Almira pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!