APA AKU SALAH ORANG

"Ibu aku mau mainan yang itu ibu," ucap Tio menunjuk mainan yang dia suka.

"Yang ini sayang," tanya Almira dengan lembut.

"Iya ibu Tio suka mainan ini," jawab Tio dengan senang.

Setelah membeli mainan untuk Tio mereka berkeliling di mall sambil menunggu Deni datang.

"Apa kamu sudah lapar Tio," tanya Almira

"Nanti aja makannya ibu kita tunggu ayah datang dulu, biar makan bareng sama ayah," jawab Tio penuh harap.

"Baiklah kalau Tio masih belum lapar, kita keliling lagi yuk," ajak Almira

"Semoga kamu bisa memenuhi janjimu kali mas, aku tidak tega melihat Tio terluka lagi," ucap Almira dalam hatinya.

Di tempat lain.

"Aku pergi dulu ya sayang, aku sudah buat janji dengan anakku," ucap Deni kepada perempuan yg dipeluknya yang bernama Dina.

"Apa kamu tega meninggalkan aku sendiri demi anak dan istrimu," tanya Dina memelas.

"Dari awal kita sudah sepakat kalau hari Minggu adalah waktu aku bersama mereka," jawab Deni.

"Oh kamu sekarang sudah berani ngomong seperti ini kepada aku ya mas, apa kamu lupa siapa yang membantu kamu sampai sekarang, apa kamu juga lupa bagaimana kamu yang dulu sebelum mendapat jawaban seperti sekarang, atau kamu sudah bosan dan ingin kembali hidup miskin seperti dulu, iya mas," tanya Dina dengan sinis.

"Bukan seperti itu sayang, kenapa kamu ngomong seperti ini, aku tidak mungkin bisa meninggalkan kamu, aku cuma tidak ingin kalau sampai istriku curiga, apa kamu mau itu ," tanya Deni.

"Ya bagus dong, kamu tidak perlu capek-capek ngasih dia penjelasan, kamu bisa langsung meninggalkan istrimu yang jelek dan tidak berguna itu", jawab Dina dengan senyum mengejek.

"Tidak seperti itu juga sayang, aku harus cari alasan yang masuk akal", jawab Deni membujuk kekasihnya.

"Alasan apalagi mas, bukannya kamu pernah bilang kalau kamu sudah tidak cinta lagi sama istrimu itu, apa itu semua bohong," jawab Dina marah.

"Beri aku waktu untuk memikirkan ini sayang, aku belum siap, ini terlalu mendadak," ucap Deni.

"Seharusnya kamu berfikir sebelum kamu mendekati aku mas, kalau kamu masih ingin bersama mereka silahkan, aku tidak akan mencegah, apa kamu sudah siap hidup seperti dulu lagi dan turun jabatan," ancam Dina.

"Beri aku waktu aku pasti akan menyelesaikan masalah ini, tolong jangan lakukan itu aku tidak ingin semua orang menghina aku seperti dulu lagi, sudah cukup aku diperlakukan seperti itu oleh mereka," jawab Deni.

"Satu bulan," jawab Dina

"Apa satu bulan," tanya Deni tidak percaya.

"Iya, kenapa? apa terlalu cepat atau terlalu lama," jawab Dina tersenyum misterius.

"Baiklah, aku sudah capek seperti ini terus, aku akan melepas mereka demi kamu sayang," jawab Deni sambil mencolek dagu kekasihnya.

"Apa setelah itu kita bisa menikah, aku sudah tidak sabar untuk segera meminang mu, apa setelah itu aku bisa menggantikan posisi papamu di perusahaan," tanya Deni dengan bahagia.

"Tentu, kamu bisa menggantikan posisi itu, asal kamu meninggalkan mereka, aku akan bicarakan masalah ini dengan papa," jawab Dina dengan manja dan mereka berpelukan.

"Ayo aku antar sampai ke depan, aku tidak bisa mengantarmu pulang, tadi istriku kasih kabar kalau mereka ditempat ini juga," ucap Deni.

Tanpa Deni sadari dari arah belakang ada yang melihat mereka berdua bergandengan mesra.

"Apa itu mas Deni ya, sepertinya itu mas Deni aku masih ingat baju dan celana sama persis seperti yang mas Deni pakai tadi pagi, ya Allah apa ini semoga itu bukan orang yang sama," ucap Almira pelan.

"Ibu kenapa?" tanya Tio

"kenapa sayang," tanya Almira

"Ibu kenapa melamun, Tio dari tadi manggil ibu, tapi ibu diam saja tidak mau jawab, ibu lihat apa di sana?" tanya Tio penasaran.

"Tidak ada apa-apa sayang ibu tadi seperti melihat ayah keluar, mungkin ibu cuma salah lihat," ucap Almira.

"Itu pasti benar ayah ibu, ayah kan sudah janji sama Tio," ucap Tio senang.

"Semoga ayah bisa datang kita bisa makan bareng ayah dan kita ajak ayah keliling mall lagi," ucap Almira.

"Itu ayah ibu, hore ayah sudah datang," ucap Tio sambil melompat lompat kegirangan.

Almira langsung menoleh kearah yang ditunjuk Tio, jantung Almira berdetak dengan sangat cepat, "ya Allah baju dan celana ini sama persis seperti yang aku lihat tadi, mas Deni belum ganti pakaiannya, apa tadi yang aku lihat juga mas Deni, tapi siapa wanita itu? kenapa mereka begitu mesra." ucap Almira pelan.

"Ayah," panggil Tio berlari kearah ayahnya.

"Tio jangan berlari seperti ini kalau jatuh bagaimana," tegur Deni.

"Kenapa kalian ada disini? apa kalian sudah selesai belanjanya," tanya Deni.

"Tadi ibu bilang melihat ayah keluar apa benar ayah?" tanya Tio dengan polos.

Deni langsung menoleh kearah Almira berdiri, Deni terlihat tegang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!