~Cita-cita~
"Bagus sekali Cyra hiasan kue ini!" puji teman yang kebetulan satu kelompok dengannya.
Mereka mendapat tugas kelompok membuat kue oleh guru di sekolahnya.
"Kali ini kita pasti akan menang" semangat Killa sahabat baik Cyra semasa duduk dibangku SMEA.
Cyra sekolah di SMEA dan memilih jurusan tata boga, dia sangat ingin memiliki toko kue sejak kecil dan ini salah satu usahanya untuk memulai karirnya dimasa mendatang.
Cyra lulus sekolah dengan nilai terbaik, kedua orang tuanya mendukung bakat Cyra dan menyekolahkannya di bidang memasak.
Namun ketika menyekolahkan Cyra ternyata ayahnya banyak terlilit hutang demi agar anak mereka mendapatkan sekolah terbaik.
setelah lulus kuliah, barulah dia tau kalau kedua orang tuanya memiliki banyak hutang kepada keluarga Prawiro. orang tua Cyra tidak bisa membayar hutang-hutangnya, karena keluarga Bayu juga di desak agar anaknya menikah, mau tak mau dia meminta Cyra untuk dinikahkan dengan putra kedua mereka yang sakit berat sejak kecil.
******
"Cyra" ketuk nya sambil memanggil Cyra.
Cyra tidak bersuara sedikitpun, dia juga tak mau beranjak dari ranjangnya, dia tidak mau bertemu siapapun, dia hanya ingin keluar dari rumah ini dan melupakan semua kenangan itu, cukup berat beban rindu yang dia pikul sendirian.
"Bu, biarkan dia sendirian dulu, aku juga ingin bicara dengan Ibu sebentar" kata Pras menghampiri ibunya yang sedang berdiri di depan pintu kamar adik iparnya.
.
.
.
Pras dan ibunya duduk di taman depan rumah mereka.
"Bu, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Pras.
"Boleh, Nak"
"Pras bukan ingin menggurui Ibu, tapi saat ini Cyra butuh ruang untuk berpikir, dia menikah di usianya yang masih sangat belia, dan dia di tinggal suaminya disaat sudah jatuh cinta, aku yakin dia mengalami guncangan yang sangat dasyat" papar Pras
Lasmi mengangkat wajahnya dan menatap putra sulungnya.
"Apa kamu menyukai Cyra?" tanya Lasmi.
"Bu, bagaimana aku bisa menyukainya, aku bahkan hanya sekali bertemu dengannya" elak Pras yang menutupi perasaannya.
"Maafkan Ibu" ucap Lasmi.
Mereka mengakhiri pembicaraan dan Lasmi meninggalkan Pras yang masih ingin duduk di bangku taman.
"Maafkan aku Bu, aku harus menyembunyikan perasaanku saat ini!" batin Pras.
******
"Maafkan Cyra, Bu" gumam nya sambil menatap kearah pintu kamar yang dia kunci.
"Aku belum siap untuk menikah kedua kalinya! hati ini masih remuk karena kepergian suamiku, apa Ibu harus setega itu memintaku menikah dengan anakmu yang lainnya?"
Cyra mengurung diri dikamarnya, dia tidak perduli dengan orang-orang yang ada di rumah ini, dia ingin menenangkan diri sejenak.
tok tok tok
"Cyra, ini aku, Pras"
Pras mengetuk pintu kamar Cyra, dia ingin berusaha bicara dengan adik iparnya itu.
"Cyra!" panggil Pras dengan suara yang agak keras.
"Pergi dari kamar ku, aku tidak mau menikah dengan mu!" teriak Cyra yang sudah yakin kalau Pras tau masalah tradisi dikeluarga Prawiro.
"Cyra, aku tau kamu tidak bisa menerimanya, tapi jangan menyiksa dirimu sendiri, keluarlah dan makan agar kamu tidak sakit" kata Pras mencoba membujuk Cyra.
Cyra tidak mau menjawab perkataan Pras, baginya menerima lelaki lain dalam hidupnya dengan keadaan dipaksa itu sudah sangat meruntuhkan dunianya.
Pras akhirnya mengalah kali ini, dia pergi dari depan kamar Cyra.
"Kau pikir, aku mudah dibujuk?" jerit Cyra sambil menitikkan air matanya lagi.
"Ryan, kenapa kamu tidak pernah cerita tentang tradisi di dalam keluargamu, jika aku tahu, saat kau meninggalkanku, mungkin aku juga akan mengakhiri hidupku dan dikubur bersamamu"
Kini Cyra bukan hanya bersedih karena menahan rindu, tapi juga bersedih karena kejadian satu tahun lalu terulang lagi, perjodohan yang sangat dibencinya, dulu mungkin Cyra bisa menerimanya karena belum ada pria lain dihatinya, kini, dihatinya tersemat nama Ryan, akan sulit baginya menikah dengan pria yang tidak dicintainya.
*****
"Gadis ini akan sangat sulit untuk aku bujuk, aku sebenarnay tidak ingin memaksakan Cyra, tapi Ryan sudah menitipkannya kepadaku, dan aku juga sebenarnya menyukai gadis seperti Cyra" Pras menopang dagunya dengan satu tangan sambil berdiri.
Pras memikirkan bagaimana cara bicara dengan Cyra, gadis keras kepala itu akan sangat sulit untuk diajak bicara olehnya.
"Apa, aku minta Jasmine untuk membantuku? Semoga dia mau membantuku" gumam Pras.
*****
"Jasmine" panggil sosok pria yang sudah dia tunggu di taman kampus.
"Max" Jasmine membalas memanggilnya.
Maxime, pria blasteran Indonesia dan Jerman. Pria yang sangat bisa diandalkan oleh Jasmine. Selama dua tahun mereka menjalin pertemanan, Jasmine dan Max satu fakultas kedokteran.
"Lama, banget sih?" kata Jasmine.
"Sorry, tadi agak macet di jalan"
"Macet di jalan, apa macet di tempat tidur, yang bener kalo ngomong!" kata Jasmil sambil bercanda.
"Ooo ... Ooo ... Tebakan anda sungguh jitu" kata Max dengan menegerlingkan satu matanya.
"Udah ketebak, enggak usah didramatisir deh, dasar *****" Jasmine sedikit menoyor Maxime dan Max mengusap kepalanya seakan itu sebuah pukulan keras.
Ting Ting Ting
"Sebentar, Mas Pras telepon" kata Jasmine dan agak meyingkir dari Max.
"Halo mas" sapanya
"Oh, soal itu, nanti aku carikan waktu yang pas"
"Iyah tenang saja, serahkan semua kepadaku!" Jasmine mengakhiri panggilan telepon.
Jasmine berjanji akan membatu kakaknya agar bisa bicara dengan Cyra, baginya Cyra bukan hanya sekedar kakak ipar tapi sudah seperti kakak kandungnya sendiri, dia selalu merasa nyaman bersama Cyra dan saat bersama cyra dia bebas mengungkapkan perasannya.
"Kenapa?" tanya Max.
"Enggak apa-apa kok, biasa Mas Pras hanya menanyakan posisiku ada di mana," jelasnya sambil menyimpan kembali ponselnya.
"kita kerjakan tugasnya sekarang?" ujar Max.
Mereka berdua janjian untuk mengerjakan tugas dari dosen killer yang paling menyebalkan, jika terlambat mengumpulkan mereka bisa terkena maslah.
*****
"Semoga kali ini, jasmine bisa aku andalkan" Pras kembali bekerja.
Pekerjaannya di Indonesia cukup padat, dia juga harus mengatur ulang semua jadwalnya, karena dalam waktu dekat ini akan melangsungkan pernikahan.
"Aku harus segera menyelesaikan proyek ini, mau tak mau minggu depan, aku harus kembali ke Australia sebelum menikah, banyak hal yang harus aku kerjakan" kata Pras.
Praskembali menyalakan laptopnya dan dia mulai melakukan meeting virtual dengan beberapa timnya, Pras yang masih merintis usahanya, mau tak mau terjun langsung demi memuaskan keinginan cliennya, terkadang dia harus bergadang menyusun design yang sempurna.
Pras mengerjakan semua ini, bukan semata sebagai pekerjaan saja, tapi memang hobbynya adalah mendesign, sejak kecil Pras sangat suka menggambar dan mewarnai, bahkan saat usia lima tahun dia sudah sering mengikuti lomba-lomba mewarnai dan menggambar, Pras juga kursus melukis dan akhirnya kuliah di jurusan Design Interior.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Defi
Baru aja berduka sudah dipaksa nikah lagi dengan saudara ipar, tentu saja sangat berat buat Cyra
2022-12-18
0