Cyra menyiapkan makan siang untuk seluruh anggota keluarga. keseharian Cyra memang membantu Mbok Tar mengurus rumah.
"Cyra setelah makan, ikut Ibu, ada yang ingin Ibu bicarakan," kata Lasmi tanpa menatap Cyra.
Cyra merasa ini juga kesempatannya untuk bicara kepada Ibu mertuanya, tentang apa yang dia rencanakan untuk kedepannya.
Mereka semua menikmati makan siang yang disajikan di meja makan, sebagian besar masakan ini adalah buatan Cyra, wanita yang jago memasak ini dulu bercita-cita membuka toko makanan, namun karena harus menikah, semua cita-citanya sirna begitu saja.
"Hmmm ... masakan Mbok Tar sepertinya sudah semakin baik, rasanya begitu mengesankan saat makanan ini masuk ke dalam mulutku." puji Pras sambil terus mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.
"Ini masakan Mbak Cyra, Mbok Tar masakannya masih sama ... datar...,"kata Jasmin sambil terus melahap makanan yang ada di atas piringnya.
Semua orang memang sangat menikmati apa yang dimasak oleh Cyra, namun kedua mertuanya selalu menyembunyikan kekagumannya kepada Cyra.
"Masakan yang biasa saja, sama seperti yang biasa dimasak Mbok Tar!" tegas ibu mereka.
"Tapi memang masakan Mbak Cyra enak, Bu!" bela Jasmin.
"Sudah hentikan! makan saja tidak perlu mengomentari masakan yang ada dihadapan kita!" Bayu kesal melihat anaknya dan istrinya berdebat soal rasa masakan.
Sejak awal Bayu dan Lasmi menikah, memang Lasmi tidak pernah bisa memasak, maka Lasmi tidak pernah berkomentar tentang rasa masakan siapapun, sedangkan Bayu demi menjaga perasaan istrinya, dia tidak pernah juga berkomentar tentang rasa masakan siapapun. Kedua suami istri ini memang memiliki rasa saling menghormati yang sangat tinggi, namun sayang mereka masih membesarkan ego dan gengsi masing-masing.
Pras yang melihat kedua orang tuanya selalu akur, selalu saling support dan selalu saling mencintai membuat dirinya juga ingin membina rumah tangga yang seperti itu, tapi sayangnya dia harus menikahi istri dari mendiang adiknya. Pras tidak tau bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti.
*****
Cyra dan Lasmi kini sudah berada di kamar Cyra, mereka berdua berbicara empat mata di sana.
"Bu, Cyra juga ada yang ingin di bicarakan dengan Ibu," ujar Cyra dengan takut-takut.
"Kamu bicaralah lebih dulu!" perintah Lasmi.
"Tapi, Bu," kata Cyra.
"Aku bilang, kamu bicaralah lebih dulu!" desak Lasmi kepada menantunya.
"Ba-baiklah." Cyra menghela nafas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan.
"Bu, sebelumnya Cyra ingin meminta maaf dan berterima kasih Ibu sudah menjadi mertua yang baik untukku, Cyra minta maaf jika selama ini banyak sikap keras kepala yang kutunjukan," kata Cyra sambil menunduk.
"Masa Iddah Cyra akan segera selesai, Cyra mohon izin untuk hidup mandiri diluar sana ...,"
"Tidak bisa!" sergahnya ketika mendengar perkataan menantunya, Lasmi tahu kemana arah pembicaraan Cyra kali ini.
"Tapi, Bu ... Dengarkan Cyra dulu" Cyra berkata dengan putus asa.
"Cyra, apa Ryan tidak pernah memberitahumu, kalau dalam keluarga ini ada sebuah tradisi yang dilakukan turun-temurun?" tanya Lasmi.
"T-tradisi? turun-temurun?" Cyra menggeleng tidak mengerti apa yang mertuanya bicarakan.
"Harus kau tahu Cyra, kami akan menikahkan kamu dengan Pras, setelah masa Iddah mu selesai!" papar Lasmi.
Cyra bagaikan tersambar petir di dadanya, Ryan dan dia benar-benar tidak pernah membicarakan masalah tradisi di dalam keluarganya.
"Tapi Bu, Cyra ingin hidup mandiri dan menenangkan diri, kehilangan pria yang begitu aku cintai tidak mudah jika terus berada di rumah ini" bibir Cyra mulai bergetar, hatinya bergemuruh bak hujan besar sedang bersemayam di dalam sana.
Cyra bersimpuh di kaki Lasmi, memegang erat kedua tangan ibu mertuanya itu, Cyra menangis dengan keras, kini wajahnya sudah dibanjiri air mata.
"Bu, kali ini lepaskanlah Cyra" pintanya dengan suara yang sangat berat.
"Maaf Cyra, aku tidak bisa mengabulkan keinginanmu!" Lasmi bicara dengan keras.
"Bu, aku seorang wanita, Ibu juga, aku yakin Ibu tahu betul rasanya jika kehilangan seseorang yang kita sayangi, aku juga yakin, Ibu pasti sering terbayang kehadiran Ryan yang mengisi setiap sudut kenangan di rumah ini!" Cyra mencoba membuat luluh hati mertuanya.
Cyra benar-benar sudah tak sanggup hidup dalam bayang-bayang mendiang suaminya yang selalu terlihat jelas di pelupuk matanya.
Kenangan itu terasa menyiksa batinnya, dia sudah tak sanggup menangis lagi setiap malam menahan kerinduan.
"Aku bilang, TIDAK!" Lasmi membentak Cyra dan menghempaskannya hingga menantunya tersungkur ke lantai.
Lasmi berjalan keluar kamar Cyra dengan menahan sesak di hatinya.
Pras melihat ibunya keluar dari kamar Ryan, dia melihat wajah sendu ibunya.
"Aku tahu Bu, hatimu pasti sakit meminta Cyra untuk menikah denganku, aku tau Ibu menyayangi Cyra tapi menutupinya" Pras memperhatikan sikap ibunya, Lasmi dengan kedua tangan diletakkan di dada menahan rasa sedihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
The Biggest
Simak terus kelanjutannya kak,,, happy reading
2022-12-18
1
Defi
Pada dasarnya ibu mertuamu baik Cyra tapi tetap saja harus patuh pada tradisi.. Nyesek lihat Cyra 😥
2022-12-18
1