Kemarahan Farel

Wanita Pengganti Bagian 3

Oleh Sept

"Mas, kenalin ini Aira. Dia yang aku ceritakan waktu itu." Nita memperkenalkan wanita yang akan menggantikan dia hamil.

Sementara itu, Aira tertunduk tidak berani menatap lagi. Sedangkan Farel, pria itu langsung duduk di di salah satu kursi yang ada di sana.

"Aku sudah ceritakan semua syarat yang harus ia lakukan. Dia juga sudah menandatangani persetujuan untuk kontak pernikahan ini. Untuk mempersingkat waktu, semuanya akan segera aku atur."

Farel menatap tidak suka, ia ingin menolak seperti sebelumnya. Tapi Nita sangat gigih, baginya tubuh sempurna jauh lebih penting dari pada punya anak.

"Sudah? Aku lelah, aku mau istirahat!" ucap Farel ketus. Kemudinya meninggalkan dua wanita beda status tersebut. Istri sah dan calon istri kontrak yang hanya digunakan untuk ibu pengganti saja.

Setelah Farel pergi, Nita kemudian bicara pada Aira.

"Itu tadi suamiku, ganteng kan ... tapi ingat. Jangan pernah jatuh cinta. Jangan pernah ada rasa sama suamiku itu. Kalau tidak, aku tuntut kamu!" ancam Nita.

Aira yang lugu dan polos, hanya mengangguk. Ia paham, tidak boleh ada hati, meskipun akan hamil anak pria tersebut.

"Ya sudah, sekarang kamu ke kamar kamu. Pasti bibi sudah siapain. Istirahat yang cukup, besok jadwal kita padat," terang Nita kemudian beranjak meninggalkan Aira, ia pun masuk kamarnya. menyusul Farel yang sepertinya kesal dengan rencananya ini.

"Sayang," sapa Nita kemudian merangkul suaminya yang berdiri di balkon. Ia memeluk Farel dari belakang, mecoba merayu Farel agar melakukan apa yang ia mau.

"Bagaimana? Sekarang kamu puas membawa gadis itu ke rumah ini?" sindir Farel. Ia menyesap benda yang diapitnya dengan jari. Jelas sekali ia mempunyai beban pikiran yang berat saat ini.

"Ayolah Farel, jangan marah ... kemarin kamu sudah setuju. Lusa akan aku urus pernikahan siri kalian."

Farel langsung menepis lengan Nita yang melingkar di pinggangnya. Sepertinya dia benar-benar marah pada istrinya.

"Terserah, terserah kamu!" cetus Farel kemudian berbalik. Dengan gusar ia masuk kamar kemudian berbaring di atas ranjang.

"Kenapa dia sangat kesal sekali? Dia pikir hamil 9 bulan mudah, dengan segala gejala yang ada, ditambah lagi tidak bisa bebas ini itu, emang enak? Belum lagi sakitnya pas mau lahiran, hadeh ... mending sewa rahim." Dengan santai Nita berbalik, melepaskan semua pakaian dan pergi ke kamar mandi.

***

Di kamar tamu.

Malam ini Aira tidak bisa tidur di ruangan yang besar itu, apalagi hawa dingin karena AC. Mungkin besok pagi ia akan terserang flu karena kedinginan. Tidak biasa tidur di ruangan ber AC, ia pun mencari remote dari benda putih yang dipasang di atas pintu tersebut. Setelah mendapat remot, ia mencoba menekan tombol di sana.

Aira merasa lega, setelah bisa mematikan benda yang bisa mengontrol suhu ruangan tersebut. Namun, matanya masih belum bisa terpejam. Berkali-kali ia ganti posisi tidur. Miring kanan miring kiri, tapi matanya enggan diajak kompromi. Semakin mencoba untuk tidur, semakin ia terjaga. Sampai akhirnya hanya rebahan sambil menatap langit-langit kamar.

Beberapa jam kemudian, gadis itu akhirnya terlelap. Aira tidur sambil memeluk guling. Gadis itu tidur tidak nyenyak, terlihat dari wajahnya yang gelisah, dahinya mengkerut. Pasti dia kepikiran, karena sebentar lagi perjanjian akan dilaksanakan. Sesuai permintaan Nita, lusa ia akan dinikahi oleh suami dari model cantik tersebut.

***

Pagi hari, Nita menyuruh bibi membangunkan gadis yang kemarin dia bawa dari kampung.

"Bik, tolong bangunin si Aira."

"Aira sudah bangun, Non. Tadi bantu saya masak juga."

"Oh ... terus mana dia sekarang? Suruh ke sini."

"Baik, Non."

"Suruh cepat!" titah Nita Gunawan.

Tap tap tap

Bibi langsung bergegas, sebelum nonanya itu marah. Tidak mau dipanggil Nyonya, katanya terkesan tua, Nita lebih suka dipanggil Nona. Karena ia merasa masih muda, dan juga seorang model top.

Tok tok tok

'Siapa yang mengetuk pintu?' tanya Aira dalam hati. Ia yang baru masuk kamar karena bingung mau apa, lantas berjalan ke arah pintu.

KLIK

"Lan, sicari non Nita."

"Iya," Aira mengangguk kemudian keluar bersama bibi.

Gadis itu berjalan sangat hati-hati, banyak pernak-pernik mahal di rumah tersebut, guci besar setinggi badan, membuat Aira berjalan penuh waspada. Ia yakin, semuanya pasti harganya mahal. Sampai di meja makan, Nita langsung memberikan sebuah paper bag besar pada Aira, calon madunya.

"Pakai ini untuk pernikahan besok."

Gadis itu menelan ludah, kemudian mengulurkan tangan untuk meraih pemberian dari Nita.

"Terima kasih, Nyonya."

"No! Jangan panggil saya nyonya, saya tidak  suka."

Nita bingung, terus harus memanggil dengan sebutan apa.

"Panggil saja Nona, seperti mereka," tambah Nita sembari melirik bibik yang masih di sana.

"Sekarang kamu coba baju itu, tapi sepertinya sih pas," kata Nita lagi sembari memperhatikan body Aira.

"Baik, Non. Permisi."

Tap tap tap

Dari belakang mereka, muncul sosok pria yang sudah memakai setelan jas yang rapi. Farel hendak sarapan bersama istrinya. Masih marah karena semalam, Farel makan tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Sayang, kamu masih marah?"

Farel tidak menggubris, tetap makan. Seolah istri di depannya tak kasat mata.

"Masss!!!" Panggil Nita yang kesal karena Farel yang cuek.

Melihat istrinya memanggil dengan nada keras, Farel langsung meletakkan sendok dan garbu yang tadi ia pegang.

PRANGGGGG. Dua benda itu sampai membentur piring.

Bersambung

IG Sept_September2020

Fb Sept September

Terpopuler

Comments

mahda ilvi

mahda ilvi

heleh farel sok jual mahal🤭🤣

2023-06-02

1

neng ni_sa

neng ni_sa

nanti jadi bumerang buat dirinya sendiri

2023-05-29

0

nokdenok

nokdenok

kalau bnr ada di dunia nyata,,tipe bini si farel ini,,mending tombokin aja ke psr,,,

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!