Raja Galak

Wanita Pengganti Bagian 15

Oleh Sept

'Sialll!' umpat Nita dalam hati. Ia mulai ketar-ketir.

"Hanya sedikit, gak enak sama yang lain," jawab Nita mencari alasan. Hal itu jelas membuat Farel yang sudah darah tinggi karena Aira, semakin jengkel dan geram.

Tap tap tap

Farel berlalu begitu saja, meninggalkan semua orang. Dan para ART dibuat tertegun karena Nita dicuekin oleh tuan muda mereka.

"Mass!" panggil Nita.

Ia bergegas menyusul ke lantai atas, naik tangga dengan high hills, hampir saja ia terjatuh. Untung pegangan besi para tangga.

"Dengerin aku, Mas."

Setelah berhasil menyusul, Nita mencoba meraih lengan suaminya. Namun, dengan galak Farel malah sengaja menghindar dan menepisnya.

"Aku janji, gak minum lagi!"

Farel hanya melengos, kemudian ke balkon. Bagaimana mau punya anak dan hidup damai? Kalau gaya hidup istrinya itu seperti ini?

Marah, jengkel, Farel hanya bisa menahan kekesalannya tersebut. Kini ia duduk di balkon ditemani kepulan asap.

***

Esok harinya, Farel pagi-pagi sudah bangun dan berangkat bekerja. Ia berangkat kerja ketika Nita masih tidur. Tidak lupa, saat berpapasan dengan Aira, Farel memasang muka paling jutek.

'Dua istri tidak ada bagus-bagusnya!' rutuk Farel. Secara tidak langsung, dia sudah mengakui kalau Aira itu istrinya. Ya, meksipun istri model tidak ada bagus-bagusnya.

Ketika siang menjelang, saat mau meeting. Farel butuh laptop di rumahnya. Ada beberapa file penting yang belum ia pindah semalam.

"Bik, suruh Udin ke kantor. Bawa laptop saya yang ada di kamar. Nanti katakan padanya untuk menunggu di lobby."

"Aduh, Tuan. Mang Udin sedang keluar."

"Ini hari apa? Kenapa dia tidak melakukan tugasnya?"

"Bukan itu, Tuan. Mang Udin ke toko alat, beli pemotong rumput yang baru, sama beli pupuk buat kebon. Nona Nita marah, katanya bunganya banyak yang layu."

"Hemm. Ya sudah, di rumah ada siapa sekarang? Raihan ada kan?"

"Non Nita barusan pergi sama Rehan, Tuan."

"Lalu di rumah sekarang ada siapa?" tanya Farel dengan nada yang sudah naik beberapa oktaf.

"Emm ... itu, ada Aira sama saya, Tuan."

"Ya sudah, suruh dia bawa laptop saya ke kantor. Kasih alamat kantor saya. Saya tunggu. Penting."

"Baik, Tuan."

Tut Tut Tut

Beberapa waktu kemudian. Aira sudah memakai baju yang lumayan. Tadi dia pakai daster, langsung dimarahi oleh bibi.

"Kamu mau dimakan tuan hidup-hidup?"

Aira yang memang polos, langsung ganti baju. Ia memakai baju pemberian Nita, lebih tepatnya baju bekas wanita tersebut. Nita ini tidak takut, setelah memeriksa suaminya meskipun untuk kontrak, sekarang ia memberikan pakaian yang tidak ia pakai lagi. Entah harus bersyukur atau bersabar, Aira selalu dapat barang sisa.

"Ini, berikan pada tuan. Beliau sudah menunggu. Ini ongkos taksinya, ini alamatnya," kata bibi sambil memberikan kertas dan beberapa lembar uang warna merah.

"Saya punya uang, Bi."

"Tidak apa-apa, ambil saja buat jaja!" ucap bibi yang kebetulan janda, tidak punya anak. Jadi ia kalau melihat Aira itu jatuhnya kasian.

"Makasih, Bi."

"Sudah, cepat sana. Nanti tuan marah-marah."

Aira mengangguk kemudian keluar rumah sambil memeluk tas laptop milik Farel.

Beberapa saat kemudian.

Aira mendongak, menatap gedung tinggi di mana Farel bekerja. Sikapnya yang katrok dan udik, membuat beberapa orang menatap aneh padanya. Sampai ia didatangi security.

"Mau minta sumbangan?" tanya security.

"Bukan!" Aira menggeleng keras.

"Lalu mau apa?"

Mata security memindai Aira dari atas sampai bawah. Kelihatan lugu, polos, sepertinya dari desa.

"Saya mau ketemu pak Farel."

Security tersebut langsung tersenyum.

"Maaf, Adek. Adek salah tempat. Pak Farel itu tidak bisa ditemui orang sembarangan."

Tap tap tap

"Ada apa ini?" tanya security yang lebih senior. Oh, rupanya tadi security maggang, yang baru kerja beberapa minggu. Namun, lagaknya belagu.

"Ini, ada yang mencari pak Farel," kata security maggang tersebut.

"Mbk Aira?" tebak security yang sudah lama dan terlihat lebih menghargai manusia.

"Iya ... bener, Pak."

"Mari, ikut saya."

Security maggang langsung bengong.

Aira yang sudah berjalan duluan, kemudian menoleh. Dengan sebal ia menatap sinis pada sang security, tidak lupa mengejek seperti anak kecil, yaitu menjulur kan lidahnya. Membuat security tambah bingung.

'Dia siapa?'

***

"Tunggu di sini," kata security yang baik pada Aira.

Wanita muda itu duduk sambil memangku tas laptop. Sembari matanya menatap sekeliling. Banyak wanita pekerja yang berpakaian modis dan sangat cantik-cantik.

Tidak lama kemudian, muncul sekretaris Farel. Pria muda yang cukup mempesona. Tidak kalah ganteng dengan Farel.

"Aira?"

Aira mengangguk.

"Apa itu laptop pak Farel?"

Aira mengangguk.

"Berikan pada saya, saya sekretarisnya pak Farel."

Bukannya langsung diberikan, Aira malah memindai pria tersebut. Seperti tidak percaya. Nanti kalau salah orang, bisa-bisa di rumah akan diomel oleh Farel.

"Maaf, Mas. Mas gak bohong?"

Dahi Romi langsung mengkerut. Sekretaris tersebut merasa heran karena dicurigai.

"Lihat, ini ID card saya!"

Aira belum sepenuhnya yakin, ini karena Farel itu suka marah-marah. Ia harus memastikan bahwa laptop ini jatuh ke tangan yang tepat. Kalau ternyata orang ini penipu, dan malah jual laptopnya, kan Aira lagi yang kena amuk gunung api si Farel.

Alhasil, dengan terpaksa Romi membawa Aira ke lantai atas. Menyerahkan sendiri laptop tersebut.

Tok tok tok

"Masuk!"

KLEK

Aira muncul dari balik pintu, kemudian mengangguk sopan.

"Kenapa kamu ke sini?" tanya Farel spontan.

"Kan Tuan yang suruh?"

"Saya suruh kamu antar sampai lobby, ngapain kamu masuk ruangan saya? Hemm?"

Aira menelan ludah, ia menoleh ke samping. Ditatapnya Romi yang diam tanpa banyak komentar.

'Apa tadi saya bilang juga apa!' gerutu Romi.

'Kamu sendiri yang memancing kemarahan bos!' batin Romi yang tidak mau ikut campur. Ia malah pamit pergi.

"Permisi, Pak."

"Tunggu! Bawa dia keluar!" usirnya galak.

Bersambung

Kurang kasih sayang, jadinya Farel ini gampang stroke. Hehehhe

Fb Sept September

IG Sept_September2020

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

sabar Aira...

2023-02-16

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

mengapa farel begitu percaya cinta nya terhadap nita...apa kah tidak merasa bahwa dirinya hanya di manfaatkan 🤭🤭lebih baik pilih yang udik di asah di poles bahkan akan lebih menarik... daripada yang seperti nita...justru lebih kotor bukan bodoh menurutku...

2023-01-25

0

Tua Jemima

Tua Jemima

aduh udik koq kelewat tamat sma tapi kq kekewat udikx ya

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!