HATE

Wanita Pengganti Bagian 8

oleh Sept

Farel kemudian memutuskan tidur, bukan di ranjang yang sama dengan Aira. Namun, malam ini ia memilih tidur di sofa. Menjaga jarak dengan Aira agar kejadian seperti tadi tidak terulang. Bagi Farel, itu adalah sebuah kesalahan yang besar.

Tidur dengan Aira adalah sesuatu yang tidak pernah ada dalam benaknya, meskipun mereka sudah menikah, dan meskipun Nita mendesak. Dia masih waras, rasanya menyentuh Aira, adalah sesuatu yang mustahil. Sayang, sekarang ia terlanjur terjebak.

***

Esok harinya. Matahari mulai meninggi, malam yang gelap sudah berganti. Sinar mentari sudah menyinari sebagian bumi. Aira pun sudah terbangun, dia sudah bangun beberapa saat yang lalu. Sedangkan suaminya, pria itu masih tidur di sofa. Farel masih belum bangun.

Kini, raut wajah Aira terlihat amat sendu, tatapannya pun sayu. Matanya sembab, depertinya ia menangis semalaman tanpa Farel tahu. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya pagi itu, terlihat dari kelopak matanya yang sudah bengkak karena menangis semalaman.

Beberapa waktu kemudian. Tidak terasa, jam terus berputar dan waktu terus berlalu. Farel yang semalam lembur dan tidur sampai larut malam, baru terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi mau siang. Pria itu mengerjap, kemudian menatap langit-langit kamar.

'Jam berapa ini?' gumam Farel.

Ia kemudian menoleh, dilihatnya Aira yang tidak ada di kamar. Sambil mengumpulkan nyawa, ia kemudian menatap ke sekeliling kembali. Rupanya wanita muda yang ia cari sedang duduk di balkon.

"Kenapa tidak membangunkan saya?" ketus Farel. Ia beranjak, kemudian mengusap wajahnya dengan berat. Masih mengantuk, dan kepalanya juga terasa pusing.

Aira lantas menoleh, dilihatnya Farel yang baru bangun. Baru bangun saja masih kelihatan tampan. Aira pun kemudian meminta maaf. Karena tidak membangunkan pria itu sampai menjelang siang.

"Maaf, Tuan." Aira menundukkan wajah.

Farel membalas dengan tatapan dingin. Pria itu kemudian ke kamar mandi. Dia akan check out hari ini. Tidak mau lama-lama satu ruangan dengan Aira. Meskipun itu adalah istrinya sendiri. Entah mengapa, ia merasa kesal saja kalau dekat dengan Aira.

Benar saja, setelah selesai mandi. Dia meminta Aira membersihkan semua barang-barangnya. Meminta Aira membawa koper. Dia memperlakukan istri barunya itu seperti pembantu, bukan sebagai istri.

Saat di mobil pun, Aira duduk di belakang seorang diri. Sedangkan ia, duduk di depan di balik kemudi. Farel terlihat sangat angkuh, padahal tadi malam dia yang sudah merenggut mahkota Aira. Entah apa yang dia pikirkan, sikapnya masih sama. Dingin dan tak tersentuh. Seolah semalam tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua.

Sepanjang perjalanan keduanya pun tidak saling bicara. Suasana sangat hening, sepi dan terasa sangat dingin, sedingin hati Farel untuk Aira. Ia merasa sudah dijebak oleh dua wanita, Nita dan Aira. Karena ini bukan maunya, menyentuh dan berhubungan dengan Aira, adalah kesalahan terbesar bagi Farel.

Rasa kesal Farel belum berakhir, saat ia pulang dan melihat rumah sepi, tidak ada Nita, ia kembali uring-uringan. Hingga sama sekali tidak peduli pada Aira yang jalannya saja terlihat menahan perih di belakangnya.

"Letakkan itu di sana! Suruh bibi pindahkan ke kamar!" titahnya kemudian ke kamarnya. Masih ketus, padahal semalam dia begitu garang saat di ranjang.

Sedangkan Aira, ia berjalan menuju kamarnya sendiri. Kamar tamu, kamar yang sudah disiapkan Nita untuknya selama ia tinggal di sana. Lumayan besar, jauh dari kamar di rumahnya yang ada di kampung.

Beberapa jam berlalu. Aira yang belum makan, hingga sore menjelang, hanya bertahan di dalam kamarnya. Ia mau makan pun tidak enak, karena tidak ada yang menyuruhnya makan. Perutnya sudah keroncongan, tapi ia tahan. Hanya minum air putih yang ada di dalam kamar. Sampai pukul tujuh malam, ada yang mengetuk kamar.

"Ra ... Aira ...!" suara bibi memanggil.

Aira lantas turun dari ranjang, ia kemudian membuka pintunya.

PYARRR

Baru membuka pintu, baik Aira dan ART di rumah itu sangat terkejut mendengar suatu yang pecah.

"Apa itu, Bik?" tanya Aira penasaran.

"Sepertinya tuan sama nyonya sedang ribut besar," jawab bibi sambil menoleh ke belakang.

Aira menelan ludah, kemudian tidak bertanya lebih dalam.

"Kamu belum makan sejak datang, ayo makan!" kata bibi mengajak Aira keluar.

Aira yang memang lapar, langsung mengangguk. Ia pun keluar dari kamar menuju dapur. Saat ke dapur, ia langsung berhenti jalan ketika melihat Farel yang gusar sambil membuka air mineral dingin dari kulkas. Ia minum dengan gusar sembari menatap istri mudanya dengan tatapan penuh benci. BERSAMBUNG 

Baca juga, Rahim bayaran, kekasih Bayaran, crazy Rich, dinikahi Milyader, suamiku Pria Tulen, suami Satu Malam, dan banyak lainnya.

Terpopuler

Comments

Nur Aini Sipayung

Nur Aini Sipayung

jahat kamu Farel...

2023-02-23

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

ya mengapa marah juga sama Aira...itu nita jalang nya yang harus di marahin dong Aira ga salah apapun..😚😚😚😚

2023-01-25

0

yosya

yosya

ku tunggu bucin mu farel... semoga bucin abis ke aira

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!