5. FTS

Pagi ini tidak ada yang berubah di rumah mungil milik Senja, kesibukan, keributan selalu mewarnai riuhnya di pagi hari. Senja belum memutuskan apa yang akan Dia lakukan untuk masalah yang di hadapinya kali ini, Dia pun tidak berfikir jauh atas syarat yang di tetapkan oleh pihak Sky Company. Tidak ada pikiran buruk akan apa yang akan terjadi nanti.

Sedangkan di sebuah apartemen mewah, seorang laki-laki masih bergelung dengan selimut hangatnya. Menikmati rangkaian demi rangkaian mimpi di pulau kapuknya. Dialah Fajar sang CEO dingin yang mulai mencair bongkahan esnya karena satu wanita. Walau tidurnya sudah tak senyenyak sebelumnya namun manik pijarnya masih sangat lengket untuk di buka.

Terdengar sebuah notifikasi dari handphone milik Fajar, sebuah pesan di aplikasi hijau miliknya yang berhasil membuka manik kehijauan miliknya. Pesan dari seorang wanita yang menggebu ingin menaklukkan sang CEO tampan. Namun sayang pesan manis yang juga belum sempat di buka sudah masuk di kotak sampah di handphonenya. Dia hanya menunggu pesan dari wanita yang mulai membuatnya resah, tak enak makan dan tak juga nyenyak tidur.

Ahh.... Fajar terlalu berharap pastinya, karena sosok Senja bukanlah wanita gampangan yang dengan mudah melabuhkan hati pada pria. Apalagi pada Fajar, bisa jadi malah tidak ada daftar atau list di hati Senja untuk laki-laki seperti Fajar yang memiliki segalanya.

Pagi ini Senja mencoba menghubungi ibunya lewat telephone genggamnya, sudah dua kali sambungan namun tak ada jawaban. Senja mencoba untuk yang ketiga kalinya namun tetap saja hasilnya sama. Senja sendiri tidak faham dengan dengan sifat pilih kasih ibunya. Sejak Senja menikah dengan laki-laki yang hampir seumuran dengan ibunya, wanita paruh baya itu selalu menggunjing dan menggibahnya baik dengan tetangga ataupun dengan saudara. Senja pun menjadi orang yang krisis akan kepercayaan, mulai tertutup dan sangat menjaga dirinya agar tidak sembarangan cerita masalah pribadinya.

Ibunya sangat tidak suka dengan almarhum suami Senja, selain suami yang tidak bekerja juga karena kehidupan Senja yang terbilang sengsara bagi ibunya. Pasti... Semua orang tua tidak akan ada yang tega melihat kehidupan sang anak menderita terlebih seorang ibu. Namun Senja tetaplah Senja, baginya suaminya adalah surga dan juga nerakanya. Jika Dia tetap taat pada suaminya maka surgalah gantinya, hingga Dia sama sekali tidak pernah mengeluh akan kekurangan suaminya.

Lalu apa yang harus Dia lakukan, Dia tidak mau menambah masalah dengan menitipkan ke empat anaknya pada ibunya.

"Jika adek dibawa bisa ga ya? Lalu uni sama abang di titipkan sama Ustadzah Afni?"batin Senja, "Tapi apakah nanti tidak menggangu selama kegiatan?" Senja semakin pusing di buatnya, "Aku harus bagaimana ya Allah....."

Ting

Sebuah pesan masuk, di aplikasi hijau miliknya, Senja mengernyitkan alisnya merasa tidak mengenal dengan nomor sang pengirim pesan dan juga nomornya pun belum tersimpan di handphonenya. Senja pun membacanya....

TO : My Love Sunset

"Bagaimana ibu Senja.... Sudah ada keputusan apa yang akan di ambil?"

DEG

Senja bingung harus menjawab apa? Belum ada niatan untuk segera menjawabnya, karena memang belum ada solusi untuk anak-anaknya.

Tring

Tring

Tring

Karena lama tidak ada balasan, hingga Fajar memutuskan untuk memvideo call langsung Senja.

"Kenapa harus video call sikh?" Dengan berat hati senja akhirnya menerima panggilan itu. Terlihatlah wajah tampan seorang laki-laki yang dati kemarin menekannya.

"Bagaimana ibu Senja, sudah Anda putuskan apa yang akan Anda ambil?" Fajar menyerocos seketika setelah sambungan video call itu di terima, hingga membuat Senja tercengang.

"Assalamu'alaykum pak...."

"Ohh... Maaf... Wa'alaykumsalam" jawabnya dengan sedikit tersindir, grogi dan salah tingkah juga menjadi satu. Dan satu lagi Fajar sedang mencoba menahan deguban jantungnya yang semakin menggila.

"Maaf pak, saya tidak keberatan jika nantinya saya harus hadir sebagai perwakilan dari lembaga tempat saya bekerja. Namun saya belum mendapatkan solusi untuk meninggalkan putra putri saya."

"Hmm... Saya akan menyiapkan orang dan pengasuh selama kamu pergi. Biaya saya yang menanggung, jangan di fikirkan lagi."

"Tapi... Saya tidak ingin ada hutang pada Anda pak."

"Kamu bisa membayarnya dengan hal yang lainnya!"

"Maksud bapak?"

"Bukankah kamu sudah pernah menikah pastinya kamu sudah tau bukan?"

"Maksud bapak apa? Saya bukan wanita yang dengan mudah menyerahkan diri saya ke laki-laki demi uang. Saya lebih baik kelaparan dari pada merendahkan diri saya. Dan juga, terima kasih atas tawaran anda tadi. Saya rasa anda tidak perlu repot memikirkan saya. Saya pastikan akan datang, tanpa bantuan anda, tanpa berhutang dengan anda. Maaf, wassalamu'alaykum..." Senja segera mematukan sambungan video call tersebut.

"Sungguh tidak mudah menaklukannya, dengan keadaan yang mendesak seperti ini saja dia tetap menjaga kehormatannya. Ku harap Dialah wanita yang ku impikan selama ini. Selamat bertemu Senja, Aku menantimu."ucap Fajar setelah sambungan video callnya di putus sepihak oleh Senja.

"Dasar orang kaya, Dia fikir semua bisa selesai dengan uang. Mentang-mentang kaya, harga diri orang miskin dipermainkan dan ingin di belinya. Astaghfirullaah.... Ya Allaah berilah jalan yang terbaik atas masalah yang sedang saya hadapi ini ya Allaah...."

Sedangkan Fajar, Dia merutuki apa yang sudah Dia Katakan tadi. "Bodoh! Sudah tau wanita itu susah di gapai malah bikin masalah. Yang ada Dia ilfeel sama gue."Fajar terus merutuki kebodohannya. Fajar segera bangkit menuju kamar mandi, karena sebentar lagi Dia harus berangkat ke kantor. Setelah selesai, baru saja Dia keluar dari kamarnya sudah di sambut senyum hangat sang Bunda.

"Loh... Bunda di antar siapa? Kok ga bangunin kakak Bund?"

"Bunda di antar mang Karso kak, udah buruan sarapan dulu. Kamu pagi ini buru-buru ga sayang? Ada yang mau bunda bicarakan."

"Ga bund, kakak ada meeting nanti siang. Pagi ini free, kalaupun ada meeting bakalan kakak cancel bunda lebih penting dari segalanya.''

"Terharu bunda, sudah sarapan dulu bunda masakin kesukaan kamu."

"Wahhh.... Makasih bund, udah lama rasanya kakak ga makan sarapan yang bunda buat."

"Gimana ga lama kak? Kamunya aja jarang pulang, ga tau apa bunda kangen."

"uluh uluh cinta pertama kakak merajuk nikh ceritanya...."

CUP

Kecupan manis di pipi bundanya, dengan pelukan yang Dia eratkan membuat sedikit masalah dengan Senja tadi sedikit terobati.

"Maafkan kakak ya Bund.''

"Iya di maafkan, sambil makan ya kak."

"Iya bund..."

"Kak boleh bunda tanya, tapi kakak jangan marah lo ya sama bunda.''

"Apa sih bund, mana bisa kakak marah sama bunda."

"Kali aja kan, lagian bunda belum ngomong sama kakak jadi bunda kan perlu persiapan klo kakak marah nanti.

"Iya iya.... Bunda mau bicara apa?''

"Kapan kakak nemuin bunda sama Senja? Eh benerkan namanya Senja Kak? Lagian kok bisa kebetulan gtu sihk, sunset and sunrise.''

"Jodoh mungkin bund.''

"Bagaimana perasaan kakak sama Senja?"

Fajar mendongakkan kepalanya sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya sambil menatap wajah ayu yang belum juga pudar oleh umurnya. Setelah menelan makanannya baru Fajar bicara...

"Apa yang kakak rasakan beda banget waktu dengan Akira ma. Serasa ingin memiliki lebih besar dan takut kehilangan."

"Bukan obsesi kan kak?"

"Bukan Bund, setiap waktu kakak ingin mendengar suaranya ingin melihat wajahnya rasanya pengen cepet-cepet waktu itu segera tiba."

"Waktu apa kaka?"

"Kegiatan tali asih yang di adakan perusahaan bund.''

"Kapan itu kak?"

"Kurang seminggu lagi bund."

"Benarkah? Jika Senja sudah di Jakarta jangan lupa ajak pulang ke mansion kak. Bunda sama Ayah mau kenalan sama calon menantu bunda."

"Bunda sama ayah ga masalah dengan status Senja?"

"Apa bedanya sama Kamu kak, kan Kamu juga duda. Lupa sama status sendiri?"

"Bukan gtu bund, Senja ada anak 4 lagi bund masih kecil-kecil juga.''

"Itu bonus buat bunda, biar rumah bunda rame nanti. Toh kalau sudah nikah kan akhirnya jadi anak kamu juga kak."

"Beneran bunda sama ayah ngerestuin Fajar sama Senja bund."

"Iya Kami merestui, berjuanglah mendapatkannya sepertinya ga mudah kak."

"Iya bund, Dia memang berbeda dengan wanita pada umumnya."

"Itu tantangannya kak, dan bunda suka dengan wanita seperti Senja. Sederhana tapi pandai menjaga kehormatannya."

"Benar bund, makasih ya bund."

"Sama-sama sayang."

"Ya sudah setelah ini bunda mau pulang, jangan lupa tukh bunda siapain bekal juga. Fi bawa ya kak!"

"Siap Bu Bos!"

Begitulah kedekatan ibu dan anak itu, walaupun mereka dari keluarga serba ada tapi attitudenya sangat bagus. Tidak membedakan orang lain dari segi stratanya, Fajar cukup lega dengan restu yang sudah di dapat dari kedua orang tuanya. Kini tinggal Dia berjuang mendapatkan cinta senja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

..."Cobalah jadi malam agar kau tahu rasanya rindu, dan jadilah senja sesekali agar kau tahu artinya menanti."...

Terpopuler

Comments

Uswatul Khasana

Uswatul Khasana

lanjut

2022-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!