Hari ini bisa jadi hari bersejarah bagi Fajar dan juga orang yang melihatnya. Setelah sekian lama gunung es itu mulai mencair, bahkan tidak akan ada yang percaya jika hari ini mereka melihat Fajar bak orang yang sedang kasmaran. Senyum-senyum sendiri, jantung berdebar tiada henti, fikiran selalu menerawang ke wajah yang tadi di lihat di video singkat yang di putar di laptopnya.
"Pagi setengah siang duda tampan..."teruak Mentari sang adik kesayangan.
"Ck... Mau apa lo kesini dek?"
"Ish ish ish.... Sinis amir, amir aja ga sinis amat, makanya amat suka sama amir."
"Sudah Mentari.... Mau apa lo kesini?"geram Fajar
"Kakak bisa ga lembut dikit, makanya ga dapat-dapat jodoh. Udah kaku kayak kanebo kering, dingin kayak freezer gimana ada cewek mau deket sama kakak!"
"Udah Mentari kakak lagi sibuk, mau apa cepet!"
"Bunda suruh kakak pulang, entar malam ada acara makan malam sama kak Agnes dan keluarganya."
"Agnes? Ngapain sih!"
"Mau di jodohin kali!"
"Ck... Bunda maunya apa sih?"
"Udah kak pulang aja, hanya sekedar makan malam. Klo ada tujuan lain tetep stay cool aja, Aku juga ga bakalan dukung kakak sama kak Agnes."
"Tumben....?"
"Kayak ga tau aja, udah sering kali, Aku ketemu sama Dia sering keluar masuk hotel sama cowok."
"Hah.... Bunda tahu ga dek?"
"Tentu.... Ga tau! Kan Dia seperti rubah, di depan Mommy seperti wanita yang baik-baik."
"Cari buktinya dek, biar kakak ga di jodoh-jodohin lagi sama Bunda."
"Tapi kasih tau dulu, wanita yang sudah berhasil menggetarkan hati kakak gue yang udah lama ngebeku!"
"Hehh... Lo tau dari mana?"
"Bayu, sang assistent tertampan seperusahaan.... Siapa lagi."
"Ck... Ember tuh anak!"
"Siapa kak cepetan penasaran nikh!"
"Lagian sok tau aja Dia tukh!"
"Ya taulah... Sampek segitunya langsung meluncur cari bionya...."
"Hmm udah diem dek... Nikh lihat sendiri!" Fajar menyodorkan laptopnya memperlihatkan videonya. Mentari melihat dengan sesekali mengerutkan alisnya, sesekali terpesona dengan senyuman yang di hiasi lesung pipit di sebelah pipinya.
"Wahhhhh.... Gue dukung 1000% kak, manis banget teduh lihatnya."
"Heem... Baru kali ini kakak merasakan getaran itu, rasanya juga berbeda ketika dengan Akira dulu."
"Ya bedalah Akira tukang selingkuh gimana bisa getarin hati, yang Dia bisa cuma getarin pulau kapuk doang!"
"Hush!"
"Gue dukung 1000% Bunda pasti seneng banget."
"Doain dek, semoga jodoh kakak."
"Aamiin... Kak gue cabut jemput pasukan bodrex.... Minta uang sakunya!"
"Emang suami elo sudah bangkrut ga bisa kasih duit?"
"Suami gue kaya, tapi gue maunya minta saku sama kakak gue yang tampan sedunia TITIK!"
"CK... NIKH, DASAR TUKANG PALAK!"
"Biarin wleeeee.... Bye, Duda tampan...."
"Dasar, udah punya buntut juga masih aja kayak anak kecil!"
"BOMAT!!"ucap Mentari sambil berlalu
Begitulah Fajar bersama adiknya, tidak pernah akur sedari kecil. Hingga kini sudah dewasa pun masih saja tetap sama adu mulut tak pernah berhenti saling ejek sudah jadi hiasan setiap kali bertemu, namun mereka saling mendukung, saling menjaga saling menyayangi satu sama yang lainnya. Apalagi Fajar, Dia sangat menjaga adiknya melebihi apapun.
Jam kantor telah usai, Fajar enggan sekali untuk beranjak dari kursi kebesarannya. Apalagi mengingat jika malam ini Dia diminta untuk pulang ke rumah ibunya. Dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi nanti. Semakin malas rasanya untuk pulang, namun tidak ada alasan yang akan di berikan pada bundanya.
Tringggg
Tringggg
Tringggg
Handphone Fajar berdering, dilihatnya nama cinta pertamamya yang tertera. Sang Bunda selalu saja begitu akan selalu memastikan dirinya pulang.
"Halo..."
"Assalamu'alaykum, Sayang.... Bisa ga salam klo nerima dan telp?"
"Iya Bund... Wa'alaykumussalam...."
"Mentari sudah bilang ke kamu kan sayang...."
"Sudah Bund...."
"Klo gtu bunda tunggu ya, jangan sampek telat!"
"Iya Bund...."
Tutttttt
"Hufft.... Harus tegas dari awal, agar wanita itu nantinya memilih mundur. Aku akan memperjuangkan rasa baru yang menyapa hatiku.... Senja Lazuardi Permana, Hatiku mulai terpaut pada wanita itu."monolog Fajar
Diapun bergegas pulang dan menuju kediaman orang tuanya. Tak membutuhkan waktu lama, karena sore ini jalanan cukup lengang tak se macet biasanya. Kini mobil Fajar sudah memasuki halaman luas di mansion keluarga Praditya. Setelah memarkirkan mobilnya, Fajar segera masuk ke dalam rumah dan menemui bundanya...
"Eh anak Bunda sudah datang...."sosok paruh baya itu menyambutnya dengan hangat, senyumannya tak pernah berubah selalu mempesona di pandang. "Yuk... Bunda kenalin seseorang, pasti kamu kaget nanti!"
"Bund...."
"Sudah nurut!"
"Fajar mau ngomong dulu sama bunda bisa... Sebentar saja?"
"Ada apa? Apa yang mau kamu omongin sama bunda sayang?"
"Boleh..."sengaja Dia menjeda apa yang ingin di ucapkannya takut Bundanya tersinggung, "Fajar boleh menolak niat bunda, walau Fajar belum tau niatan bunda apa, mengenalkan Fajar sama seorang gadis."
"Kenapa sayang, apa kamu masih belum bisa move on?"tanya Bunda
"Bukan masalah sudah atau belum move on bund, hanya Fajar sedang mencari seseorang yang tepat mengisi hati Fajar berikutnya. Dan itu Fajar pastikan, adalah wanita yang tepat sebagai pemilik hati Fajar nantinya."
"Lalu apa kamu sudah menemukannya?"
"Doakan Fajar bund, sebentar lagi Fajar akan membawa calon istri Fajar ke depan bunda. Bersabarlah...."
"Jika demikian bunda bisa apa?"
"Terima kasih Bund!" Pelukan hangat Fajar berhasil meluluhkan sang bunda, merekapun berjalan ke ruang keluarga yang di sana sudah ada pak Roland Fray Praditya ayah dari Fajar, ada juga papa mama Agnes dan juga Agnes.
"Akhirnya yang di tunggu-tunggu sudah datang... Ayo Fa kenalkan ini om Darwin dan tante Nella. Dan di sebelahnya adalah Agnes putrinya, kamu pasti ingatkan dengan Agnes?" Sebelum menjawab pertanyaan ayahnya Fajar terlebih dahulu menyalami tamunya satu per satu.
"Bagaimana kabarnya Om.... Tante...."
"Baik, Kami baik seperti yang kamu lihat."
"Hai gimana kabarnya?'' Fajar menyalami gadis bernama Agnes yang akan di jodohkan dengannya.
"Baik..."
"Inilah putra kami pak Darwin, kalau putri saya sudah menikah dan juga sudah punya anak. Kemungkinan sebentar lagi sampai."
"Gimana Fa sudah ingat dengan Agnes?"
"Lupa-lupa ingat yah."
"Dia dulu sering main sama kamu waktu kecil, malah kalian berdua lengket banget. Ya ga pak Darwin?"
"Iya benar pak Roland, mereka dulu sangat menggemaskan. Namun takdir baru mempertemukan mereka sekarang.''
"Apakah nak Fajar sudah ada kekasih?"
"Sudah om..."
"Hah.... Sejak kapan? Kenapa ayah ga tau Fa!"
"Hanya adek yang tau yah, ya ga bro!" Suara siapa lagi klo bukan Mentari si penyelamat kali ini.
"Kok adek ga bilang sama ayah sama bunda?"
"Surat izin belum turun bund, jadi masih wajib di jaga kerahasiaannya."
"Kalian berdua selalu sekongkol!"
"Baru tau bund?"
"Kamu hutang cerita sama bunda dek!"
"Siap sendiko dawuh kanjeng ratu."
Agnes gadis yang awalnya datang penuh dengan kebahagiaan kini seketika wajahnya berubah muram. Bagaimana tidak seakan impian yang hampir tercapai kini terhempas sirna dalan sekejap mata.
"Hai kak.... Gimana kabarnya, Aku Mentari... Kak Agnes kan?"
"H...Hai... Iya Aku Agnes."
"Klo ga salah Aku sering lihat kakak di hotel XY kakak kerja disana kah?"
Seketika Agnes menegang, tidak pernah terbayangkan jika ada orang pernah melihatnya berada di hotel.
"Hanya kebetulan saja sedang ada meeting atau acara dengan teman atau client disana."
"OH...."
"UTI AKUNG MAKAN YUKKK!"
"Kakak adek ga sopan nak..." Tegur suami mentari Dharma Kuncoro, yang biasa di panggil Dharma.
"Iya Dad..."
"Mom..." Panggil Dharma pada istrinya.
"Ashiaap darling.. I am comingggg yuhuuuuuu anak mommy time to madhang madhang (makan makan)."sungguh bar-bar wanita satu ini, namun cinta sang Dharma sangat besar berkali-kali wanita-wanita di luar hendak merayunya namun mundur dengan sendirinya.
"Mentari!" Tegur bunda sambil geleng-geleng dengan kelakuan bar-bar sang putri yang tak pernah terkikis walau sudah berumah tangga. Untung suaminya kalem dan bucin kalau ga perang brotoyudho bisa-bisa.
"Maaf jeng putri saya memang sedikit bar-bar, mari kita lanjutkan di meja makan."
Mereka semua menuju ruang makan, disana sudah tersedia berbagai macam masakan. Bunda Tiara memang jago masak, dan masakannya selalu di rindukan oleh seluruh anggota keluarganya. Mereka makan dengan hikmat, hanya sesekali ramai karena suara si kembar yang sedikit rewel karena sedikit picky dengan makanan. Acara perjodohan malam ini pun berhasil di gagalkan oleh kakak beradik. Beribu maaf di ucapakan oleh ayah dan bunda ke pada Agnes dan juga orang tuanya. Akhirnya merekapun pulang,menyisakan keluarga inti saja. Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Kak... Dek jelaskan semua kepada ayah dan bunda jangan ada yang di tutupi!"ucap bunda dengan sedikit nada yang di buatmya tegas.
"Hufft.... Bro ini tugas lo, gue cuci kaki."
"Cuci tangan yank..."
"Ishh... Plesetan darling biar ga tegang!"
Fajar mengeluarkan laptopnya, dan biodata yang sang wanita yang di berikan oleh Bayu tadi Siang.
"Bunda sama Ayah lihat saja videonya, di video itu ada wanita yang sudah berhasil menggetarkan hati Fa lagi. Fa baru lihat pertama kali namun serasa sudah sreg dihati. Sebelum Bunda baca biodatanya, fa kasih tau dulu. Dia janda 4 orang anak, janda mati bund, yah. Dari keluarga sangat sederhana, bahkan bisa di bilang kalangan bawah. Untuk detailnya bunda dan ayah bisa baca di biodatanya... Ini bund yah, kalau gtu Fa mandi dulu bebersih ya bund yah."
Fajar segera naik ke kamar pribadinya, segera melakukan ritual mandinya dan segera turun kembali. Tentu pasti akan banyak pertanyaan dari bunda dan ayahnya nanti. Makanya Dia ingin mendinginkan kepalanya sebelum di serbu omelan-omelan yang menyejukan dari sang Bunda.
Tidak tau apa yang akan terjadi nantinya, berharap orang tuanya tidak mempermasalahkan status wanita itu. Semoga gayung bersambut, hingga akan banyak kemudahan mendapatkan seorang Senja Lazuardi Permana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...~ *Cinta ia tidak memaksa namun senantiasa berusaha*. ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments