Sudah satu bulan aku menjadi anak SMA, rasanya indah sekali yaa. Memang benar kata orang, masa - masa SMA itu menyenangkan dan tidak akan pernah terulang kembali. Aku menikmati hari demi hari ku menjadi siswi di SMA. Belajar menjadi ABG baru, belajar menjadi orang yang labil, penasaran tentang hal apapun, tempat belajar serius, tempat bermain maupun tempat untuk nongkrong dengan teman - teman.
"Duh rangkuman banyak banget sih ah. Paling males nulis deh." Keluh Lani sambil mengomel kepadaku.
"Ih jangan marah - marah Lan. Udah kerjain ajaa, biar pinter kita." Jawabku sambil menulis rangkuman yang tak kunjung usai.
"Tulisan lo bagus banget sih sist, rapih lagi. Udah sebanyak itu masih aja bagus. "
"Iyaaa karna gue suka nulis Lan. Dulu waktu SMP kan gue jadi sekertaris 1 hahaha makanya gue heran sekarang malah jadi bendahara nih."
"Ih pantesan.. Tulisin doong punya gue sist." Jawab Lani. Capek ah tulisin punya lo." Jawabku sambil mencubit pipinya.
"Ah peliiit."
"Jangan males - males dong, yukkk. Baru sebulan kita jadi anak SMA. " Timpal Pipit teman di bangku depanku.
***
Setelah kegiatan sekolah usai. Seperti biasa, aku dan Lani jalan bersama menuju ruang drumband untuk mengambil alat - alat musiknya dan berlatih di lapangan sekolah. Aku dan Lani berpisah saat latihan, Lani mencari - cari bendera dan tongkatnya, sedangkan aku mencari pianika di dalam lemari.
"Aduuuh berantakan banget deh ah." Gumam Lani.
"Kenapa Lan?" Tanyaku sambil memencet - mencet tombol pianika yang kupilih tidak rusak.
"Ini loh Ri, kok berantakan banget yaa benderanya. Kan jadi susah nyarinya..ih." Jawab Lani kesal.
"Sabar... sini aku bantu cari."
Saat aku dan Lani sedang sibuk mencari dan merapihkan bendera - bendera yang berantakan. Tiba - tiba Yori dan Bani datang sambil berteriak - teriak sambil bernyanyi. Entah apa lagu yang mereka nyanyikan, kurang begitu jelas liriknya. Yang pasti aku kurang mengenal lirik lagunya.
"Ehhhh ada Riri. Eh ada Lani." Kata Bani sambil tersenyum kearahku.
"Ehhh ada Bani. Eh ada Yori." Kata Lani lagi ikut - ikutan Bani.
"Sibuk amat lu berdua, lagi ngapain sih?" Tanya Yori sambil tersenyum kearahku.
"Eh oh I ini. Si Lani lagi bantu beres - beres ruangan drumband. Hehehehe..." Jawabku gugup setelah dapat senyuman dari Yori.
"Ih baik banget loh Lani, sekalian bantuin gue dong. Beresin rumah gue tuh Hahahahaha." Ledek Bani sambil tertawa terbahak - bahak.
"Yehhh gila lo. Lo kira gue pembantu lo. Sialan." Jawab Lani sambil tertawa juga.
Setelah kami akhirnya berbasa basi di dalam ruangan drumband, dan beberapa teman - teman kami lainnya masuk dan mengambil alat untuk latihan. Kami pun keluar dan menuju lapangan untuk berlatih.
"Ayoooo semangat adik - adik. Kita akan tetap rutin latihan setiap hari yaa. Apalagi kita akan ada event nantinya, daan yang paling penting setiap sabtu kita latihan lagu untuk upacara hari Senin yaa." Kata pelatih drumband kita yang bernama Fero.
"Baik ka Feroooo." Jawab kami serempak.
Setelah satu lagu kami selesai dimainkan, kami beristirahat sebentar. Lalu tiba - tiba Yori menghampiriku terang - terangan di depan semua orang.
"Ri. Lo laper gak? atau haus?" Tanya Yori dan langsung duduk di sebelahku.
"Hah? Oh gak Yor, gue udah makan kok tadi. Masih kenyang. Paling gue haus aja sih hehehe. Kenapa?" Jawabku dan mataku seakan tidak berani untuk menatapnya. Mataku berlari.
"Mau gue beliin minum?" Tanya Yori lagi.
"Ih gak usah Yor, gue ada minum kok. Nanti gue ambil." Jawabku sambil melotot terkejut. "Yaudah yuk. Gue temenin."
Aku hanya terdiam saat Yori mengajakku, entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat saat itu dan gemetar. Bagaimana bisa Yori begitu terang - terangan berbicara seperti itu, seakan - akan dia adalah pacarku.
"Ri. Ayo." Yori masih menungguku berdiri dan segera bergegas mengikuti ajakannya.
"Ihhhhhh Yori modusin Riri yaaaa? Yaampun. Tiba - tiba Pipit menyambar di sebelahku dengan agak sedikit berteriak dan membuat semua orang disitu jadi melihat kearah ku dan Yori.
"Ih apasih Pit. Ehm udah ah, yaudah yuk Yor. gue haus nih." Aku hanya memalingkan wajahku yang pastinya memerah dari Yori dan berjalan menuju ruangan drumband untuk mengambil minum. Dan Yori mengikuti langkahku juga sambil memainkan stick drum yang dia bawa, lalu sambil bersiul. Begitu santainya dia setelah kejadian tadi.
"Yor." Aku menoleh dan mencoba memanggil namanya dengan suara pelan.
"Ya? Kenapa Ri?" Jawab Yori sambil tersenyum.
Aku suka sekali senyumnya, aku terpesona melihat lesung di kedua pipinya. Begitu manis. Lalu begitu cepat aku tersadar bahwa aku sedang memandangnya untuk beberapa detik.
"Hmm ada yang aneh gak sih sama lo?" Tanyaku sambil berbisik.
"Gue emang gini sih Ri. Aneh. Oh iya, kemarin gue minta nomer lo sama Lani. Tapi kata Lani gue disuruh minta sendiri ke orangnya. Boleh minta nomer lo?" Tanpa basa - basi Yori terus saja berbicara.
"Hah?" Aku begitu terkejutnya tiba - tiba saja Yori langsung to the point minta nomer hpku. Aku tidak berani untuk memastikan apa maksudnya, aku tidak begitu paham awal pertama pendekatan. Apa mungkin Yori akan jadi cinta pertamaku di SMA yaa..
"Heyy, Ri. Boleh?" Tanya Yori lagi sambil menyodorkan HPnya.
"Oh, iya boleh." Jawabku, lalu mengambil handphonenya.
Dan setelah aku mengetik nomer handphone ku di handphonenya, aku langsung bergegas pergi mengambil minum, sedangkan Yori tetap menungguku sampai aku selesai. Dan kami berdua kembali ke lapangan untuk berlatih lagi.
Apa mungkin setelah ini kami semakin intens berkomunikasi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments