HAPPY
READING :D
****
Suara tawa yang menyebalkan mendengung di telinganya usai ia menceritakan kesialannya di jalan tadi. Ia hanya bisa menghela nafas dan bersabar membiarkan teman-temannya terus mengejeknya.
"Hahahaha sekarang mobil lo udah rusak ! terus lo mau jemput adek gemes lo pakai apaan ?" Bukannya ngasih solusi malah nambah beban. Itulah pengertian dari teman lucknat pemirsa.
"Diem lo!!!" bentak nya yang sangat kesal.
"Opsss sorry teman, lagian kenapa bisa sampai kayak gini sih ???" Tanya salah satu di antara mereka yang tertawa.
"Gara-gara anak labil, udah tau dia salah eeeh malah gue yang disalahin bray, di bilang gue gak bisa bawa mobil, ****** gak tuh?" curhatnya dengan segala kekesalannya.
"Hahahahaha baru kali ini gue liat seorang Jevano Sebastian kalah sama cewek ! Apa lagi yang masih labih hahahaha Jevan~~Jevan... ada-ada aja loh..." Ujar temannya seraya menggelengkan kepalanya.
Pria yang di panggil Jevan itu tersenyum licik saat mengingat lagi kejadian tadi meski membuat amarahnya kembali memuncak.
"Gue emang gak bales dia tapi sebelum gue mau minta ganti rugi ... dia udah di culik sama sekelompok orang yang berpakaian sama dan gue biarin aja karna gue kesel ngeliat dia..." Ujar Jevan yang meraih ponselnya di atas meja.
Jevan dan ketiga temannya sedang asik berbagi cerita di rumahnya yang tampak sepi jika mereka tidak ada. Orang tua Jevan yang selalu saja meninggalkan rumah karena jangkauan bisnisnya yang sampai keluar negri membuat dirinya merasa kesepian. Keseharian Jevan hanya di temani para pelayan yang bekerja di rumahnya. Tio, Aksa dan juga Rama adalah teman Jevan sejak kecil. Mereka berempat selalu bertemu saat acara perkumpulan para kolega bisnis dalam suatu pesta. Mereka kuliah di universitas yang sama yaitu Universitas Green KM milik keluarga Jevan.
"Siapa tau itu suruhan orang tuanya! terus lo gak bisa bales dia..." ejek Aksa seraya menertawakan Jevan.
"Selow cuy. Kalau emang itu bener, bukan berarti gue gak bisa bales. Ada waktunya untuk itu dan gue pastiin kalau gue emang bisa bales dia, paham?!?" Jevan menunjuk temannya satu persatu setelah itu iya seperti membuat janji pada temannya.
"buktikan teman..." Ujar Tio menantang Jevan.
Jevan memang seorang cowok yang pantang menyerah, apapun yang di inginkannya pasti dia dapatkan. Hal itu telah terbukti kalau Jevan adalah orang yang sangat terpengaruh di kampus dan di sekitar pergaulannya. Well, sekarang Jevan terbayang-bayang dengan cewek pada malam itu. Entah mengapa ia merasa itu akan jadi permainan yang menarik.
"Sekarang yang gue perlu cuma dimana keberadaan gadis itu dan setelah itu START. Pembalasan di mulai. " Jevan tersenyum evil membayangi permainan apa yang akan di lakukan pada cewek itu.
.
.
.
.
"Huuufffttt~~~" dia menghela nafas beratnya dengan seluruh kekesalannya.
Perjalanannya yang penuh rintangan tadi itu hanya sia-sia. Orang tuanya berhasil membawanya kembali ke rumah oleh suruhannya. Hal itu membuat gadis ini terus menggerutu di dalam kamarnya yang terkunci. Sudah 2 hari ia mengurung dirinya di kamar. Bukan karna orang tunya mengunci pintu kamarnya dari luar tapi saat makan tiba ia juga tidak pernah keluar dari kamarnya. Mungkin dengan ia seperti ini orang tuanya akan mempertimbangkan keinginannya, fikirnya.
Tok... Tok... Tok...
Ketukan pintu itu selalu berbunyi dan kali ini ketukan-ketukannya terus berbunyi dengan suara lembut yang menyapa telinganya.
"Sayang... buka pintunya nak... ini mama sayang..." Ujar wanita paruh baya yang berstatus ibu kandungnya.
"Mama...? mama udah pulang..." gumamnya namun masih di tempatnya.
"Nak mama ingin kita membicarakan tentang keinginan mu nak... ayo keluar sayang..." suara lembut itu memang tidak bisa terabaikan dengan semua rayuannya akhirnya gadis ini pun memilih keluar.
"What,mom ?" dengan wajahnya yang gusar dan berantakan karna akhir-akhir ini ia kurang tidur. Ia terus memikirkan keinginannya yang belum juga terwujud.
"Hai princess sayangku .. kenapa kamu nak ? kenapa kamu bisa seperti ini? ESMERALDA!!" mamanya bertanya tentang keadaan gadis kesayangannya ini lalu memanggil nama pelayan yang bertugas mengurus gadisnya ini.
"Saya datang nyonya" Ujar wanita paruh baya itu yang baru saja datang karena panggilan yang tidak biasa untuknya.
"Kenapa kau membiarkan princess ku menjadi seperti ini? huh?" Nyonya Aulia terlihat sangat kesal dengan Esmeralda –pelayannya– tidak melakukan tugasnya dengan baik.
"Maaf nyonya tapi nona Maura mengurung dirinya saat nyonya dan tuan pergi untuk-"
"Jangan banyak alasan !! sekarang karena mu anak ku seperti ini !!" amarah Nyonya Aulia belum juga reda dan saat itu juga gadis cantik yang di panggil Maura ini mulai jengkel.
"STOP mom! You really make me crazy mom ! aku bisa gila kalau kayak gini terus, asal mama tau kalian yang udah buat aku seperti ini bukan karna Esmeralda atau siapapun tapi ini semua karna mama dan papa yang tidak mengacuhkan ku dan juga tidak menanggapi keinginan ku..."
BRAKS
Setelah mengungkapkan kekesalannya Maura kembali ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Mamanya hanya terpaku mendengar penuturan putrinya yang sangat ia sayangi. Rasanya ia ingin menangis jika putrinya ini merasa tersiksa atas perlakuan yang ia berikan.
"maafin mama nak..." lirih Nyonya Aulia dan bulir-bulir air matanya jatuh begitu saja.
.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments