03. Ayah?

H A P P Y    R E A D I N G

****

Tampak seorang lelaki paruh baya menghembuskan cerutu di tangannya. Ia melihat ke arah seseorang yang baru datang. Bibirnya tersenyum saat melihat –orang yang baru saja datang itu– dari dekat.

"Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat mu nak..." Ujar lelaki itu.

"Iya memang sudah lama karna wanita mu selalu memberi jarak untuk kita berdua paa..." Ujar seseorang yang ternyata anaknya. Mereka memeluk satu sama lain melepas rindu yang tak mudah di ungkapkan.

"Bagaimana dengan kuliah mu putra ku...?" lelaki itu kembali menghisap cerutunya yang tinggal setengah.

"Baik, bahkan sangat baik..." Ujar sang anak.

"Mana mama mu Jevan ?" Tanya lelaki itu kepada anaknya yang di panggil Jevan.

"Biarkan saja dia menyambut para tamunya paa. Mungkin dia akan menemukan pengganti mu untuk yang ke dua kalinya...." Jevan mengatakan seperti itu dengan sinis.

"Hahaha... sudahlah nak, sampai kapan kamu seperti itu dengan mamamu, bukannya kamu tinggal dengan mama mu...? Dengan semua fasilitas yang telah ia berikan apa kamu akan tetap seperti ini ?" Ujar lelaki itu menasehati anaknya.

"Hmm iya juga sih paa tapi aku benar-benar merindukanmu, bagaimana dengan wanita mu itu paa?" Tanya Jevan dengan nada yang menyindir.

"Wanita ku itu sudah besar nak dan dia akan menikah dengan pria yang di pilihnya nak..." Ujar lelaki itu.

"Jadi dia bukan untuk menjadi istri mu paa?" Tanya Jevan penasaran dan terkejut atas ucapan papanya.

"Hahahaha kau pikir aku akan menikah dengan gadis belia seperti dia... tentu tidak Jevan, aku membawanya ke rumah karna dia anak dari adik ku Farel, om mu . . ." jelas lelaki itu sambil tertawa kecil melihat ekspresi Jevan.

"Aku- paa maaf aku sudah salah menilai mu..." Ujar Jevan kembali memeluk papanya.

"Sudah lah nak... lebih baik kamu ke tempat mama mu karena ini acara mu sebenarnya..." Ujar lelaki itu sambil mematikan cerutunya dan bangkit dari duduknya.

"Papa mau kemana ?" Tanya Jevan

"Aku harus pulang Karena masih ada yang harus ku kerjakan... aku hanya berjanji dengan ibu mu untuk datang saja, bukan untuk menikmati pesta sampai habis nak..." Ujar lelaki itu sambil menepuk bahu anaknya pelan dan melangkah pergi. Jevan hanya menatap kepergian papanya yang sangat ia sayangi.

"Papa..." lirih Jevan.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Jevan lembut. Seorang perempuan yang penuh kelembutan menatapnya sendu.

"Andin..." Jevan terkejut seakan tak percaya dengan perempuan yang di hadapannya adalah nyata.

"Ya kak Jevan ini aku... Andin..." Ujar perempuan yang mengatakan dirinya Andin.

"Kamu kembali ?" Tanya Jevan dengan semua yang tidak ia ketahui.

"Nanti tanya-tanya kak. Soalnya mama kak Jevan suruh manggil kakak ke tempatnya sekarang" jelas andin yang menggandeng Jevan menuju mama Jevan.

"Peduli apa dia!"Gerutu Jevan.

****

"Hei ANDRE!!!" andre –papa Maura– mengedarkan matanya keseluruh penjuru untuk mencari sumber suara yang memanggilnya.

"RIZAL ? Kau... apa kau Rizal? Teman ku?" Tanya Andre yang tak percaya dengan sosok yang memanggilnya.

"Iya ini aku Rizal ndre... bagaimana kabarmu ?" Tanya orang yang bernama rizal itu.

"Kabarku sangat baik zal tapi kau? Bukankah kau sudah bercerai dengan sandi? Kenapa kau masih datang dengan acaranya ini?" Tanya andre dengan hati-hati.

"Ini bukan acaranya tapi acara anakku Jevan, jadi dia mengundang ku untuk putraku jadi apa salahnya aku untuk datang..." Ujar rizal yang sedikit murung.

"Begitu rumitkah rumah tangga kalian sehingga kamu terlihat sangat tersiksa temanku?" Tanya Andre yang benar-benar sedih melihat kehidupan teman lamanya ini.

"Ya begitulah dan aku hanya menginginkan yang terbaik untuk mereka"Ujar rizal sambil tersenyum paksa di depan sahabatnya.

"Kata mu ini acara anak mu zal, memangnya acara apa ?"Tanya Andre yang sangat penasaran.

"Acara ulang tahun anakku yang hanya tinggal beberapa menit lagi dan sepertinya dia akan memberikan sesuatu yang menyedihkan untuk putra ku..."Ujar rizal yang sedih mengingat akan hal yang akan terjadi.

"Aku turut bersedih teman tapi jangan lah kau fikirkan, aku rasa kau bukan orang yang seperti ini?" Tanya andre

"Ya memang benar dan aku akan berjuang demi kebahagiaan putra ku..." Ujar rizal.

"Aku sangat senang mendengar hal itu rizal semoga kerukunan keluarga mu cepat kembali, dan mudah-mudahan akan seperti keluarga ku langgeng... eh iya hampir aja aku lupa, aku membawa anak dan istri ku zal..." Ujar andre yang tersenyum sumringah sambil memperkenalkan anak dan istrinya.

"Aku masih ingat dengan istri mu ndre, Aulia kan ?" rizal berjabat tangan dengan Aulia yang juga sudah lama tak berjumpa.

"Iya aku Aulia yang juga teman mu bodoh..." ketus Aulia kepada sahabatnya.

"Hahahaha kau masih sama ganasnya Aulia pantas saja suami mu ini masih tertantang dengan mu..." Ujar rizal yang mengundang tawa andre dan juga aulia. Maura hanya diam karena ia tidak mengerti dengan pembicaraan orang tuanya.

"Hei~ apa ini Maura kecil yang manis itu ndree..." Tanya rizal yang memandang Maura dengan tatapan terpesona.

"Iya dia princess cilik kita zal..." Ujar aulia yang sangat bahagia menjadi mamanya Maura.

"Kau sangat cantik princess cilik dan sepertinya aku tidak salah pilih untuk menjadikan dia istri pangeran ku..." Ujar rizal membuat Maura bingung.

"Sudahlah jangan kau fikirkan apa kata ayah mu ini princess, apa kau lupa dengan ayah rizal mu ini?" Ujar andre kepada anaknya –Maura–.

"oh jadi ini ayah rizal? Ayah aku merindukan mu..." sekelebat kenangan indah di masa kecil Maura teringat kembali saat ia mengetahui lelaki di depannya adalah ayah rizal yang dulu sempat mengasuhnya. Maura berhambur peluk kepada ayah rizalnya membuat orang tuanya tertawa kecil.

"Ya princess cilik ku... aku juga merindukan mu sayang..." Ujar rizal kepada princess ciliknya.

"Sudah lah lebih baik kalian kembali ke pesta dan aku juga harus mengerjakan sesuatu ndre jadi aku pergi dulu yaaa.. andre... aulia.. dan princess cilik ku..." Ujar rizal.

"Oke rizal hati-hati" Ujar andre kepada temannya sebelum berpisah sedangkan aulia dan Maura hanya tersenyum.

****

Maura  P . O . V

Ting... Ting... Ting...

Suara ketukan sendok pada gelas kaca terdengar menandakan adanya sebuah pengumuman di pesta oleh tuan rumah. Semua orang termasuk aku mengalihkan pandangan kepada seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik untuk wanita seumurannya.

"Perhatian semuanya... malam ini saya mengadakan pesta ini karena saya ingin merayakan ulang tahun pangeran ku yang sangat tampan ini Jevan..." seorang pria dengan jas hitam dengan sangat tampannya ia mendekat ke arah wanita itu. Pria itu hanya memamerkan senyumannya yang sangat rupawan.

Wait....

Sepertinya aku mengenal pria tampan itu. Dimana ya? Aku berusaha berfikir keras dan AHA ! dia pria yang waktu itu menabrak pohon karena kaleng yang aku tendang. Duh bagaimana jika dia melihat dan mengenali ku. Aku berusaha untuk pura-pura tidak mengenalinya.

"Pangeranku sekarang genap berumur 20 tahun dan saya juga sudah menyiapkan kado istimewa untuk Jevan, sebelum itu mari Jevan tiup lilin terlebih dahulu." Ujar wanita yang tampak anggun itu.

Acara tiup lilin pun di mulai setelah memotong kue, apa aku hanya di ajak ke pesta ulang tahun oleh papa? Dan haruskah ini menjadi syarat ku untuk meraih apa yang ku ingin kan ? ya sudah lah kadang aku tak mengerti dengan jalan fikiran orang dewasa seperti mereka dan kapan aku akan dewasa ? –Ujar ku dalam hati.

Suara dentuman musik pun berbunyi, ini bukan bertema classic tapi ini adalah DJ. Aku berjalan menjauh dari mereka yang membicarakan tentang bisnis dan aku tidak punya bisnis. Di sana aku hanya di jadikan patung pameran oleh orang tua ku. Aku tahu malam ini aku sangat cantik tapi jangan menjadikan aku seperti pameran saja. Aku duduk di pekarangan rumah ini, hey aku lihat ada ayunan di sana untuk duduk santai. Aku menikmati malam yang indah di luar karena aku juga tidak biasa ikut orang tua ku yang berpesta dengan koleganya.

BUGH

Seseorang duduk di samping ku dan firasat ku buruk. Apa jangan-jangan ini mahluk halus karena dari tadi aku tak melihat siapapun keluar –fikir ku. Keringat dingin ku mulai bercucuran, kepala ku seakan tak bisa menoleh. Rasa takut ku mulai merayapi aku. Entah mengapa sifat penakut ku datang di saat yang tidak tepat.

"Ternyata ada juga yang gak suka pesta gue?" saat orang itu mulai bicara perlahan kepala ku menoleh padanya.

Hei dia adalah orang yang ulang tahun pada hari ini dan aku tidak tahu namanya. Dia orang yang telah menjadi korban ku malam itu, aduh gawat ini dan jangan sampai dia mengenaliku –gugupku.

"Aku lebih senang menikmati angin sepoi-sepoi di luar dari pada pendingin di rumah mu..." Ujar ku sepertinya aku salah bicara.

Dia tersenyum pada ku dan mulai berbicara kembali. "Ya... Ada benarnya juga." dia menatap ku lekat. Aku melihat keningnya mulai berkerut seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Apa kita pernah bertemu ? Muka lo kayak gak asing..." Ujarnya membuat jantung ku mulai berdegup tak menentu.

"Mungkin kita pernah berpapasan aja kali." Ujar ku berusaha untuk tetap tenang.

"Ya mungkin... Oh iya, Gue Jevan dan lo?" tanyanya lagi yang membuat ku ingin cepat-cepat melarikan diri.

"Aku Nandita..." jawab ku karena nama ku Maura Nandita Schnapper Dalcon.

"Cantik... namanya..." ucapnya yang kurasa dia menggoda ku.

"terima kasih..." balas ku.

"Woi Jevan! Di cariin dari tadi malah di mari. Nyokap lo mau ngasih kadonya sekarang." Tiba-tiba Seseorang memanggil pria di samping ku.

"Iya bentar!" Ujar pria bernama Jevan itu dan orang itu pun kembali masuk.

"Lo gak masuk juga?" dia bertanya pada ku.

"Enggak..." aku lebih memilih untuk di sini dari pada merasakan hal yang tidak ingin aku rasakan.

"Ya udah, gue duluan. Hati-hati angin malem gak bagus." Ujar Jevan yang tersenyum pada ku.

Senyuman yang sangat manis dan aku menyukainya tapi tidak dengan sikapnya yang kemarin malam karena itu menambah nilai minus di mata ku tentangnya. Ternyata dia juga bisa bersikap manis seperti tadi. Dari pada sendirian di sini bikin merinding, lebih baik masuk ke dalam saja.

Saat ku melangkah masuk ke dalam suara tepuk tangan dan sanjungan pun terdengar. Aku belum tahu apa sebabnya, ku lihat pria bernama Jevan tadi dengan wanita yang berstatus ibunya dan ada seorang gadis cantik juga yang menjadi pusat perhatian orang-orang di sini.

"selain ulang tahun anak ku di sini aku juga akan mengumumkan sesuatu yang sangat penting dan akan menjadi kado terindah untuk anak ku Jevan.." Wanita cantik itu tersenyum penuh kelicikkan.

Aku mencium sesuatu yang akan meledak sepertinya tapi aku belum tau pasti.

"Andin mendekatlah sayang..." Ujar wanita itu lagi.

"Hari ini saya akan sekalian mengumumkan pertunangan antara Jevan dan Andin..." aku melihat perubahan wajah Jevan dari terkejut sampai tak terbaca ekspresinya sedangkan gadis yang bernama Andin tersenyum senang.

"Jevan sekarang kamu pasangkan cincin ini di jari andin..." wanita itu terus tersenyum penuh kemenangan.

"Maaf ma, ini bukan hal indah bagi Jevan. Permisi..."semua hening sama seperti aku setelah melihat drama oleh tuan rumah.

Ku lihat Jevan pergi dengan semua kekesalannya. Sebelum iya benar-benar pergi aku masih memperhatikannya dan dia kembali menoleh ke belakang, sesaat kemudian dia menatap ku dan tersenyum manis seperti tadi. Aku gugup dan tak tahu harus apa, aku hanya bisa membalas senyuman itu.

Aku melihat wanita itu membisikan sesuatu di telinga putranya namun hanya di abaikan oleh putra kesayangannya itu.

"Maaf semuanya, silahkan kembali nikmati pestanya..." wanita itu terdengar sangat malu dengan semua yang sudah di lakukan anaknya dan Andin, gadis itu menangis dan menjauh.

Aku menilai pesta ini kali ini buruk dan gagal. Aku mencari ke dua orang tua ku untuk mengajak mereka pulang karena sudah jelas pesta ini BERANTAKAN.

"Maura! kamu dari mana saja? Papa mu sudah dari tadi mencari mu ... ayo cepat kita harus pulang..." Ujar mama ku yang datang mengejutkan ku.

"Maaf maa.." Ujar ku karena hanya kata itu yang bisa aku ucapkan.

"Ya sudah lebih baik kita menyusul papa mu yang sudah ada di parkiran..." Ujar mama ku.

Kami segera pergi menyusul papa dan pergi dari pesta teman papa itu dan yang aku tahu itu rumah ayah rizal ku yang dulu.

.

.

.

.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!