Seharian ini gadis itu tak ada kabar dan tak menampak kan batang hidungnya, ponselnya pun di tinggal bersama Ariza di rumah sakit dan banyak sekali panggilan telepon dari Mira. Ariza tak berani mengangkatnya karna itu privasi seseorang lebih baik mengabaikan, itulah di pikiran Ariza.
Tepat pukul 20.00 WIB, Vita kembali dengan muka tak berseri seperti menahan sesuatu tapi tak di ungkapkan. Vita merebahkan tubuhnya di sofa, sejenak memejamkan matanya munkin efek lelah Ia tertidur.
"Apa dia begitu lelah?" gumam Ariza namun tak berani mendekat karna takut jika Vita mengamuk lagi dan pergi tengah malam.
Ia hanya asik memandangi wajah Vita yang lelah polos tapi membuat hati tenang jika di pandang, Ariza sedikit menarik sudut bibirnya Ia tak menyangka akan terjadi kecelakaan seperti ini dan malah di pertemukan dengan gadis SMA yang cantik dan lugu.
"Apa kau butuh sesuatu?" tanya Vita saat merasa Ariza terus memandanginya, namun yang ditanya menggeleng dan malah fokus pada benda pipihnya.
Vita bangun dari tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lupa Ia juga membawa baju gantinya ke dalam kamar mandi karna ada laki-laki di ruangan tersebut.
Selesai sudah membersihkan diri Vita keluar dengan handuk di kepalanya, Ia berjalan ke sofa yang sudah terdapat makanan.
"Apa dia yang memesankan?" batinnya bertanya.
Tak ambil pusing lagi Ia menyantap makanan yang tersedia dengan lahap, sayur hijau dan lauk pauk nya, ah sebenarnya Vita itu lelah dan selera makan pun tak ada jadi apapun makananya Ia akan makan.
"Apa kau begitu lapar?" tanya Ariza yang melihat Vita sudah menghabiskan makananya dengan waktu yang cukup singkat.
"Mungkin," jawab Vita singkat.
"Cepat habiskan makanan mu juga setelah itu kau istirahat," imbuh Vita lagi, memaksakan makan membuatny sulit sekali mencerna rasanya dia ingin muntah perutnya serasa bergejolak meminta sesuatu di dalamnya minta di keluarkan.
"Aku tak selera makan," sahut Ariza Ia sangat jenuh dengan makana rumah sakit, apalagi bubur sudahlah Ia sangat tak suka sekali dengan bubur.
"Kau pikir aku berselera makan begitu?" tanya Vita kesal kenapa laki-laki ini sangat sulit sekali untuk makan, apakah dia tidak ingin sembuh tak ingin bertemu keluarganya kembali.
"Cepat habiskan makananmu!" singkat tapi terlihat tegas.
"Apa begini cara mu merawat orang yang sakit?" tanya Ariza, tak habis vikir dengan Vita yang sama sekali tak peduli dengannya seperti tak merawat orang sakit.
"Lalu aku harus bagaimana? menimang mu? menyuapi mu seperti bayi? mendongengkan mu?" Cerocosnya, tidak tau apa hari ini tenaganya harus terkuras habis untuk menghindari pertanyaan dari orang tuanya karna tak pulang semalam.
Flash back on
Vita mengendarai mobil menuju rumah, untunglah mobilnya cepat jadi di bengkel dekat rumah sakit sehingga Ia tak perlu lagi menggunakan kendaraan umum.
Sesampainya di rumah Ia merasakan perasaan tak karuan, Vita pun melangkah masuk ke dalamnya.
"Dari mana saja kamu?" tanya seorang laki-laki yang sedang menikmati kopi serta membaca koran di ruang tamu.
"Eh! ayah? ak.. aku habis dari apartemen." Jawabnya sedikit kiku, pasalnya Ia sama sekali tak pernah tinggal di apartemen setelah kejadian waktu itu.
"Hmmm, tumben apa kamu sedang menyembunyikan masalahmu dari kami?" tanya sang Ayah lagi membuat Vita kaget, apakah Ayahnya mengetahui.
"Tidak Yah, aku berfikir untuk belajar mandiri. Ayah tau kan aku mau kuliah di luar kota jadi aku harus bisa mandiri maka dari itu aku mau belajar hidup mendiri satu bulan ini di Apartemen, dan lagian ujian ku telah usai jadi tak akan menggangguku sama sekali." Alasan Vita, Ayah hanya mengangguk dan Vita bernafas lega Ia pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Karna efek lelah Ia pun tertidur pulas hingga pukul delapan belas empat puluh tujuh Vita terbangun, Ia terperanjat kaget lalu segera bangun mengambil koper mengemasi beberapa lembar baju dan seragamnya karna Ia masih harus sekolah walaupun tak ada mata pelajaran sama sekali.
"Ayah Bunda, Vita pamit mau pulang ke Apartemen." Ucap Vita bersaliman dengan orang tuanya.
"Loh! menginaplah untuk semalam," ucap Bunda Vita, Vita menggeleng dengan senyum terbaiknya tak mungkin kan Ia harus meninggalkan laki-laki itu sendiri yang sedang sakit dan Ia malah berenak-enakan di rumah.
"Assalamualaikum," pamitnya Ia segera memasukan koper itu ke bagasi mobil, Ia juga sudah menyiapkan baju ganti di paper bag untuk nanti di rumah sakit.
"Maaf ayah, Bunda Vita sudah berbohong untuk masalah sebesar ini pada kalian." batin Vita sakit hatinya, sebelumnya Ia tak pernah berbohong pada orang tuanya apa yang terjadi pada dirinya tapi untuk kali ini ia akan mencobanya dan tak akan membuat kedua orang tua hawatir.
Flash back off
Bagitulah ceritanya, Vita berusaha sabar Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. Ia berdiri berjalan mendekati ranjang Ariza, Ia mengambil alih mangkuk yang semula ada pada Aeiza kini berada di tangannya.
"Cepat buka mulutmu," ucap Vita tanpa basa basi Ia segera menyuapi Ariza yang menjengkelkan ini.
Vita menyuapinya dengan sangat sabar karna beberapa kali Ariza menolaknya, tapi Vita selalu menatap tajam Ariza seperti memarahi anak kecil.
"Selesai cepat istirahat setelah meminum obat mu!" perintah Vita, Ariza langsung menurut saja dari pada Ia merusak mood gadis ini.
"Siapa namamu? selama ini kau tak pernah menyebutnya," Ariza memberanikan diri untuk bertanya pada Vita yang masih duduk di bangku samping ranjangnya.
"Vita," singkat padat dan jelas.
"Hmmm, hanya Vita saja?" tanya lagi Ariza.
"Novita Anggraini," seperlunya lagi.
"Aa...."
"Sudah cepat istirahat!" ucap Vita sebelum manusia di depannya bertanya lagi, Vita mengambil ponselnya di atas meja dekat ranjang Ariza.
Ia sudah duduk manis di sofa dengan fokusnya pada ponsel, tiba-tiba ponselnya berbunyi panggilan dari Mira pun masuk.
"Halo, Assalamualaikum Mir." Salamnya Setelah menggeser icon hijau ke atas.
"Vit lo di mana? kata orang tua lo di apartemen tapi setelah gua ke sini lo tetep gak ada, sebenarnya lo di mana?" tanya Mira hawatir pada sahabat sudah dua hari ini Ia tak bertemu dengan sahabat dan tanpa kabar mula.
"Aku..." glep ponsel Vita mati karena kehabisan baterai, Ia lupa tidak mengisi daya ponselnya selama dua hari ini.
Vita pun berjalan ke stop kontak yang berada di samping ranjang Ariza, Ia dengan cepat mengisi daya pada ponselnya.
"Vita.." Ucap Ariza memegang tangan Vita, Vita melirik ke tanganya dengan tatapan sulit di artikan.
Dengan cepat Ia menghempaskan tanganya, berjalan menuju sofa tanpa peduli Ariza yang sedang menahan sakit.
"Vita.. a tolong..."
Jangan lupa berikan jempol mu dan ketikan tangan mu di kolom komentar😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Delila Ila
klw 4 thn lalu berarti msh SMP
2021-02-11
1
Atika Mustika
semangat ya kk
2021-01-01
0
Sekapuk Berduri
like
2020-12-30
0