Vita duduk dengan cemas di depan ruang operasi, tiba-tiba dua petugas kepolisian datang ke hadapan Vita.
"Apakah anda keluarga korban?" tanya polisi tersebut.
"Bukan, saya orang yang telah menabrak mobilnya." Jawab Vita, Ia takut tapi ini sudah frekuensi berani berbuat berani pula bertanggung jawab.
"Apakah anda bisa menjelaskan detail kejadian dengan sebenar-benarnya?" tanya Polisi itu lagi, Vita menganggung Ia pun mulai menceritakan awal mula kejadiannya.
Flash back on
Vita yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan kecelakaan tersebut bermula, saat kejadian itu mobil yang Ia tabarak juga seperti dalam keadaan tak baik juga. Mobil yang di tumpangi sebenarnya tidak menyalahkan lampu send, dan juga sepertinya mobil yang di tumpangi korban juga melaju dengan cepat sehingga untuk menghindari pun juga sulit dan pada akhirnya mobil tersebut tertabrak olehnya dan oleng menabrak pohon besar yang ada di pinggir jalan.
Flash back off
Polisi mencatat semuanya, mereka juga tak bisa menahan Vita karna bagaimanapun mobil yang di tabrak Vita juga melaju kencang, mereka harus bertindak lebih lanjut setelah korban sadar dan bisa untuk di mintai keterangan.
"Baiklah, untuk saat ini pihat kepolisian belum bisa memutuskan ketapan kasus ini. kalau begitu kami permisi, selamat sore." Ucap polisi itu lalu pergi meninggalkan Vita di depan ruang operasi.
ting.... lampu operasi mati itu artinya operasi telah selesai. Dokter pun keluar dan mengucapkan operasi berjalan dengan lancar hanya menunggu korban melewati masa kritisnya.
Vita sedikit lega mendengarnya, Ia pun duduk untuk menghubungi orang tuanya agar tak hawatir terhadapnya, hanya saja Ia tak mengatakan kalau Ia menabrak sesorang hingga berada di meja operasi.
Setelah korban (laki-laki) itu di pindahkan ke ruang rawat, Vita mengikutinya dari belakang. Untunglah hari ini Ia memakai pakaian olahraga sehingga tak banyak kelihatan jika Ia anak sekolah.
"Tuhan jangan biarkan orang yang di dalam mengalami hal buruk, cepatkanlah Ia sadar dan jangan buat dia amesia jika itu terjadi maka bisa mati aku harus mencari ke sana kemari alamat dan keluarganya." Ucap Vita dalam hati sambil berjalan mengikutin para suster yang menuju ruang rawat inap.
"Mbak?" panggil seorang suster.
"Ah! iya ada apa?" tanya Vita begitu tersadar dari lamunanya.
"Ini ponsel miliknya," ucap suster tersebut menyerahkan ponsel android milik orang yang Ia tabrak, Vita pun segera menyautnya setelah itu suster itu keluar.
Vita membolak balik ponsel tersebut mencari sesuatu petunjuk yang dapat Ia lakukan, tapi sayang satupun tak ada ponsel tersebut mati mungkin lowbat karna kehabisan baterai atau karna terkena benturan.
"Ya tuhan sanggupkan saya menghadapi ini sendiri atau saya harus meminta bantuan orang lain?" gumamnya bertanya pada dirinya sendiri, namun dengan cepat Ia menggeleng Ia tak mau merepotkan orang lain.
Tepat pukul dua dini mata seorang laki-laki mengerjap tak sengaja Ia menangkap sosok wanita cantik sedang tidur di sofa, laki-laki itu turun dari ranjangnya Ia berjalan ke arah sofa hendak mendekati Vita.
"Cantik!" kata-kata itulah yang berhasil lolos dari bibirnya.
Ia pun kembali ke tempat tidur untuk tidur, namun rasa kantuknya seakan hilang begitu saja Ia terus memandangi Vita yang nampak polos menggunakan kaos olahraga.
"Dia masih sekolah?" gumanya.
...----------------...
Pagi hari tepat pukul tuju Vita mengerjabkan, tidurnya terganggu karna deringan ponselnya yang terus berbunyi.
"Halo Vit lo di mana!!!" teriakan di sebrang sana begitu nyaring sehingga Ia menjauhkan ponselnya dari telingannya, lalu mendekatkan kembali setelah orang si sebrang sana berhenti mengomel.
"Hari ini gua gak berangkat dulu," jawabnya.
Vita langsung mematikan ponsel lalu berjalan menuju ranjang melihat sekilas orang yang Ia tabrak, Ia pun memtuskan untuk keluar membeli pakaian ganti untuk dirinya.
Kembali dengan keadaan fress Ia di kejutkan dengan penampakan seorang laki-laki yang duduk ranjang memakan sebuah apel yang di potongkan oleh suster, Vita pun berjalan menuji ranjang.
"Kau sudah sadar?" tanya Vita.
"Hmmm, ya tapi kau siapa?" tanya laki-laki tersebut, pura-pura tidak tau padahal Ia sudah banyak bertanya pada suster di depannya.
"Saya orang yang sudah menyebabkan anda mengalami ini, maafkan saya." Jawab Vita sekaligus meminta maaf pada laki-laki itu.
"Tidak masalah saya juga salah karna tak fokus pada jalan dan malah sibuk pada hp saya," balas laki-laki itu sambil tersenyum.
"Baiklah, siapa namamu dan di mana keluargamu?" tanya Vita lagi.
"Aku Ariza Mahendra Eridra," jawabnya.
"Hmmm," Vita berlalu berjalan menuju pintu, Ia ingin mencari sarapan dan membiarkan Ariza di layani dan di periksa oleh suster.
Di kantin rumah sakit, Vita melamun memikirkan nasibnya kedepanya kelulusannya sebentar lagi dan tabungannya untuk membeli apartemen sudah habis untuk Ariza yang telah Ia tabrak.
"Seperti aku harus mencari tambahan uang tak mungkin kan aku meminta pada Ayah dan apa yang harus aku jawab jika mereka bertanya tentang uang itu?" gumamnya, sungguh musibah besar sekali baginya sebelumnya Ia sangat berhati-hati dalam melakukan apapun tapi entah kali ini sepertinya Ia sangat ceroboh.
Setelah sarapan selesai Ia kembali ke kamar ina Ariza, di lihat laki-laki itu tengah memainkan ponselnya atau lebih tepatnya mengotak atik. Pita yang cuek hanya berjalan menuju sofa lalu duduk dan mengeluarkan ponselnya.
"Hmmm, kau pinjamkan aku aku ponsel mu." Pinta Ariza tanpa menunggu lama Vita menyerahkan ponselnya pada Ariza, Ia kembali duduk melamu merenungi nasibnya.
Rencana yang sudah di persiapkan matang-matang harus mengulur karna ekonomi yang tiba-tiba sulit, entahlah Ia harus mendapatkan Uang itu dari mana.
"Akhrrrr....." Teriaknya tanpa sadar, Ariza yang melihat menjadi bingung ada apa dengan gadis itu.
"Kau kenapa?" tanya Ariza, namun Vita seperti tak perduli dengan pertanyaan Ariza lebih tepatnya tak mendengar karna terlalu fokus merenungi nasibnya.
Ariza turun dari ranjangnya berjalan menuju Vita yang masih melalum, melambaikan tangannya ke depan wajah Vita tapi tetap saja wanita di depannya tak bergeming.
"Hoeee!" serunya, salah satu cara agar gadis di depannya sadar dan benar saja gadis di depanya langsung tersadar dan menatapnya dengan tajam.
"Kenapa lo berdiri cepat balik ke tempat tidur lo!" bentaknya tanpa sadar, Ariza menurut saja mungkin mood gadis di depannya sedang tidak baik.
Vita kembali keluar dari ruang rawat Ariza, Ia ingin mencari udara segar pukirannya saat ini sedang tidak baik setidaknya Ia dapat mengindar untuk tidak mengamuk pada Ariza yang tak bersalah.
Ariza pov
Hai, Gua Ariza Mahendra Eridra putra sulung Eridra yang sedang mengalami kecelakaan karna kesalahan bersama.
Jadi pada saat kejadian itu saya dalam keadaan genting, saya mendapatkan kabar dari kantor pusat untuk segera kembali ke pusat saya saat itu sedang berbicara serius dengan seketaris saya sehingga tidak memperhatikan bahwa di depan ada pertigaan. Saat itu saya juga buru-buru dan menambah kecepatan kendaraan yang saya tumpangi dan saya baru menyadari ketika sudah sampai di hujung jalan dan saya juga lupa menyalan lampun send mobil saya.
Tapi naas dari belakang saya juga ada seorang pengendara yang melaju kencang dan menabrak mobil saya dari belakang, saya sudah berusaha untuk menyeimbangkan mobil saya tapi nasib tetap nasib mobil saya tetap oleng dan dengan terpaksa saya harus membanting stir alhasil saya menabrak pohon.
Sebelum saya benar-benar kehilangan kesadaran saya melihat mobil di belakang saya sudah dalam keadaan berhenti dan baik-baik saja, hanya saja kap mobilnya sedikit penyok akibat benturan.
"Alhamdulillah...." gleb.....
Makasih yang sudah mendukung saya😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
YonhiarCY (Hiatus)
semangat up nya kak❤ ditunggu kehadirannya lagi di novelku😍
salam manis dari My Destiny is Mr Zhao❤
2021-02-19
0
Yayuk Setyowati
visualnya donk
2021-02-12
0
Rindu Suci
nyimak dulu ya thor
2021-02-12
0