ronde atau bakso

Mobil itu menembus jalanan dengan kecepatan normal.

Pamungkas sesekali melihat wajah Ratih melalui kaca tengah,

perempuan itu terlihat masam sedari tadi,

rupanya ia kesal sekali karena Pamungkas mengikutinya.

Pamungkas membuang pandangannya keluar menembus kaca mobil.

Mereka melewati tol ngawi untuk mengambil jalur tercepat ke madiun.

" Berapa jam perjalanan yang kita tempuh untuk sampai kesana?" tanya Pamungkas pada si sopir.

" Empat jam an mas, kalau kita lewat tol terus.." jawab si sopir yang sepertinya usianya sepantaran dengan Pamungkas.

" Belum pernah ke sarangan mas?" tanya si sopir, sembari menyetir.

" Kebetulan belum pernah sama sekali.." jawab Pamungkas masih melihat jalanan.

" Wah.. sarangan sekarang sudah ramai mas, tidak seperti dulu.. tapi makin bagus..

banyak hotel juga jadi tidak perlu repot untuk menginap.." ujar si sopir,

" kalau dari sarangan ke tawangmangu jauh tidak pak?" tanya Ratih menyela.

" Dekat mbak, kurang dari sejam, tiga puluh empat puluh menitanlah.. mau lanjut tawangmangu?? atau menginap di sarangan saja?" tanya si sopir,

" Lihat saja nanti pak.. saya mau menikmati udara di sarangan dulu.." jawab Ratih.

" Oh.. nggih mbak.. tenang saja saya siap kemanapun kok mbak, asal jangan melebihi kota solo..

kalau mau tempat yang lebih indah untuk bulan madu ke tawang mangu saja.." ujar si sopir membuat wajah Ratih berkerut,

" Siapa yang mau bulan madu pak? saya tidak sedang bulan madu." sahut Ratih dengan nada menahan kesal.

" Lho, saya kira ini dalam rangka bulan madu.." kata si sopir meringis,

" dia itu om saya pak..!" tegas Ratih,

" Owalahhhh.. ngapunten ( maaf )lho mas, mbak?? di kira suami istri.. habisnya berdua saja.." si sopir meminta maaf, namun terlihat senyumnya yang aneh sekilas, seperti tak percaya bahwa keduanya adalah keluarga.

Di jaman sekarang ini banyak pasangan kekasih yang tidak mau mengakui bahwa keduanya memang berhubungan di hadapan orang lain,

entah karena mereka sedang bertengkar, atau memang sedang dalam hubungan yang terlarang.

" Kami benar benar satu keluarga mas.." ujar pamungkas dengan suara serius membuat si sopir mengangguk canggung.

Langit sudah gelap ketika keduanya sampai di Magetan.

Si sopir menambahkan kecepatan mobilnya karena jalanan mulai sepi dan menanjak.

" Pelan pelan saja, kita tidak sedang di kejar waktu,

mengutamakan keselamatan lebih baik." Suara Pamungkas mengingatkan,

" baik mas..." jawab si sopir.

Pamungkas menoleh ke belakang, keponakannya itu sudah terlelap sedari tadi, sayang sekali dia melewatkan pemandangan sekitar yang luar biasa.

Pamungkas diam diam senang, tidak percuma juga dia menjadi pengasuh Ratih sementara, ternyata pemandangan menuju sarangan amat memanjakan matanya,

jalanan menanjak dan perbukitan yang selalu mengikuti sepanjang matanya memandang sungguh mengusir rasa lelahnya.

" Mas? kita sudah sampai di jalan raya sarangan mas, telaganya sudah dekat.." ujar si sopir setelah menyetir dengan jalan menanjak cukup lama.

Jalanan memang sudah mulai datar, terlihat juga beberapa villa dan hotel di sekitar jalan.

Ramai sekali, lampu lampu terlihat riuh bersinar, kios kios di pinggir jalan pun masih ramai.

" Kita cari hotel dulu saja.." Pamungkas ingin segera mandi, tapi dirinya tiba tiba ingat, kalau tidak membawa baju ganti.

" Oh, ke toko pakaian terdekat ya?" ucapnya mengubah tujuan,

" tidak bawa baju ganti mas?"

" saya tidak sempat karena buru buru.."

" tapi, toko pakaian disini biasa biasa mas.. apa tidak masalah?" tanya si sopir takut salah membawa ke toko pakaian yang tidak sesuai karena penampilan Pamungkas cukup baik dan barang barangnya terlihat cukup bermerk.

" Saya tidak pilih pilih, yang penting pakaian pria dan pantas..

pakaian pakaian santai saja, toh sedang liburan.." sahut Pamungkas.

" Cari makan dulu..?!" ucap Ratih yang baru saja terbangun dari tidurnya.

" Aku lapar om.." imbuh Ratih menutup matanya kembali.

" Hemm.. ya sudah, kita cari makan dulu mas.." ujar Pamungkas mengalah.

" Mau makan apa mas?" tanya si sopir,

" terserah pak, yang penting tidak mengecewakan.. bapak kan sering kesini, pasti tau..?"

sahut Ratih dengan mata masih terpejam,

" benar ya terserah saya mbak?"

" iya terserah bapak saja".

Setelah makan dan mencari baju, keduanya langsung ke hotel yang di rekomendasikan oleh si sopir.

Hotel yang mereka pilih berlantai tiga, dan mempunyai banyak jendela.

Tidak semodern bangunan hotel hotel di malang, namun Pamungkas merasa hotel yang ia pilih adalah yang paling lumayan dari pada lainnya.

Pamungkas bukan orang yang rewel, namun ia wajib memilih tempat ternyaman untuk keponakannya.

" Aku tidak rewel om, karena yang terpenting bagiku adalah suasananya," ujar Ratih saat Pamungkas melihat kamar yang Ratih tempati.

" Aku disini menjadi pengganti orang tuamu.." tegas Pamungkas,

setelah ia mengecek semua jendela dan kamar mandi, ia segera pergi

menuju kamarnya sendiri yang berada di samping kamar Ratih.

Dingin menusuk kulit Pamungkas, rupanya jaket yang ia beli tadi kurang tebal, semenjak pindah keluar jawa, ia tak begitu kuat udara dingin,

meski Ratih berkata hawanya biasa biasa saja, namun tidak dengan Pamungkas.

Di buka tirai jendela kamarnya, ia berdiri disamping jendela sembari merokok.

Tak lama HPnya berdering,

" Kenapa?" tanya Pamungkas langsung,

" aku mau keluar om, cari yang hangat hangat sebentar.." suara Ratih terdengar,

" jam berapa ini?"

" masih jam sepuluh malam om, lagi pula kita sedang liburan, kulihat di luar masih ramai..

aku keluar sebentar ya om?"

" hemm.. tunggu sebentar.." Pamungkas mematikan sambungan telfon Ratih,

mengambil dompet dan rokoknya, memasukkannya ke saku jaket, lalu segera keluar dari kamarnya untuk mengikuti Ratih.

Pamungkas mengikuti Ratih dari belakang,

Pamungkas terlihat menonjol karena tubuhnya yang tinggi, sementara Ratih terlihat kecil disamping pamungkas.

Keduanya berjalan menyusuri jalan, dan Ratih semakin mendekat ke arah telaga.

" Wahh.. dulu beberapa tahun yang lalu, tidak seramai ini..?!" ujar Ratih terlihat senang melihat orang ramai berjualan di sekitar telaga.

" Mau lihat telaga apa orang jualan?" tanya Pamungkas datar.

" Karena telaganya tidak terlihat, jadi kita kulineran saja malam ini om," jawab Ratih terus berjalan menyusuri kios kios dan pedagang pedangan disamping telaga.

Lampu lampu dan gerobak yang menjual berbagai macam makanan mengundang Ratih untuk terus berjalan dan mendekat.

" Om mau ronde? atau kita makan bakso??" tanya Ratih berbalik dan memandang omnya itu.

Pamungkas yang tidak fokus dan melihat kanan kiri sembari merokok menghentikan langkahnya dengan cepat karena hampir saja menabrak Ratih.

" Wahh.. yang susah aku kok om yang melamun.." Ratih tersenyum lebar.

" Mau ronde atau bakso om?" tanya Ratih lagi lebih dekat,

" ah.. terserah kau saja.." jawab Pamungkas mundur karena Ratih di rasa terlalu dekat.

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

Om Pamungkas iku kerjanya apa ya, sepintas kayak polisi atau tentara, suami Ratih juga kayaknya aparat ya....

2023-10-20

2

Murni Zain

Murni Zain

lg hadiri acara maulid nabi dr baca ya sepotong" jd enggak fakus..🤭😊 masih penasaran dengan om pamungkas 🤔 beliau warga sipil apa aparat ya mbk ayu ☺️🙏 .ttp semangat Mbak Ayu 💪😘🥰😍🤗🌹❤️

2022-10-29

3

Yuyum Maryum

Yuyum Maryum

ku tunggu selalu up nya Thor .
terima kasih..
semangat..💪💪💪

2022-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 Setelah tiga tahun
2 Om mau kemana?
3 ronde atau bakso
4 om dan keponakan
5 aku akan baik baik saja
6 speed boat
7 Demam
8 Yang tegar
9 Rahmat
10 sehari lagi di sarangan
11 tidak ada niat menikah
12 Hal yang tidak wajar
13 Sadar
14 Tak saling bicara
15 setahun lebih
16 Setahun lima bulan
17 urusan
18 itu Ratih
19 Mengacuhkan
20 keluhan
21 lupakan
22 termenung
23 kado
24 Sinta
25 foto SMA
26 kurang sopan
27 Menemani kalian
28 yang terbaik
29 kesal
30 mengakulah
31 ini salah
32 jika itu maumu..
33 Sudahi
34 buku buku lama
35 tau diri
36 Hercules
37 pindah
38 om ku,
39 perabot
40 pasar
41 pengurus rumah tangga
42 kost
43 rujuk
44 bukan adik kandung
45 sejak kapan
46 siapa yang menyakitimu?
47 kau bukan adikku lagi
48 menantu
49 bengkel
50 siapa yang kau khawatirkan?
51 kau tetap saja cantik
52 apa aku perlu ganti motor?
53 Tias
54 dengan Pamungkas
55 apa aku tidak pantas untukmu?
56 uring uringan
57 peningset
58 yang sabar..
59 hari sakral
60 tenanglah
61 perjuanganmu
62 jinak jinak merpati?
63 apa boleh?
64 makan dirumah
65 Om?
66 sayang
67 yang..
68 pendapatmu,
69 jangan terlalu baik
70 Mas
71 pulang malam
72 makan siang
73 mantanmu?
74 jatuh
75 aku melihatmu tumbuh
76 kau kan temanku?
77 kunjungan sekar
78 bayi Arga
79 orang jahat
80 goyah
81 andaikan ibu ada
82 berubah
83 bohong
84 sakit kepala
85 bimbang
86 olahraga
87 ayo pulang..
88 kau istriku
89 enggan
90 tidak lagi perduli
91 amarah
92 tentu tidak
93 kata kata Arga
94 aku atau dia
95 pelukan
96 maafkan aku
97 Tamu tak diundang
98 ayahmu Rahmat
99 aku bersyukur
100 ibu
101 keluarga
102 bus
103 langit abu abu
104 Laki laki itu
105 sulit
106 tidak rela
107 butuh waktu
108 mencintai ibumu
109 karena itu?
110 salahpaham membunuhmu
111 berat
112 kami keluargamu
113 kabar
114 perasaan Ratih
115 khawatir
116 masih ingin
117 kekesalan Ratih
118 sogokan
119 keruh
120 terburu buru
121 apa kau baik baik saja?
122 sakit hati
123 Haru
124 kunjungan
125 bicara
126 kue rangin
127 perasaan dan pikiran
128 aku mencintaimu
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Setelah tiga tahun
2
Om mau kemana?
3
ronde atau bakso
4
om dan keponakan
5
aku akan baik baik saja
6
speed boat
7
Demam
8
Yang tegar
9
Rahmat
10
sehari lagi di sarangan
11
tidak ada niat menikah
12
Hal yang tidak wajar
13
Sadar
14
Tak saling bicara
15
setahun lebih
16
Setahun lima bulan
17
urusan
18
itu Ratih
19
Mengacuhkan
20
keluhan
21
lupakan
22
termenung
23
kado
24
Sinta
25
foto SMA
26
kurang sopan
27
Menemani kalian
28
yang terbaik
29
kesal
30
mengakulah
31
ini salah
32
jika itu maumu..
33
Sudahi
34
buku buku lama
35
tau diri
36
Hercules
37
pindah
38
om ku,
39
perabot
40
pasar
41
pengurus rumah tangga
42
kost
43
rujuk
44
bukan adik kandung
45
sejak kapan
46
siapa yang menyakitimu?
47
kau bukan adikku lagi
48
menantu
49
bengkel
50
siapa yang kau khawatirkan?
51
kau tetap saja cantik
52
apa aku perlu ganti motor?
53
Tias
54
dengan Pamungkas
55
apa aku tidak pantas untukmu?
56
uring uringan
57
peningset
58
yang sabar..
59
hari sakral
60
tenanglah
61
perjuanganmu
62
jinak jinak merpati?
63
apa boleh?
64
makan dirumah
65
Om?
66
sayang
67
yang..
68
pendapatmu,
69
jangan terlalu baik
70
Mas
71
pulang malam
72
makan siang
73
mantanmu?
74
jatuh
75
aku melihatmu tumbuh
76
kau kan temanku?
77
kunjungan sekar
78
bayi Arga
79
orang jahat
80
goyah
81
andaikan ibu ada
82
berubah
83
bohong
84
sakit kepala
85
bimbang
86
olahraga
87
ayo pulang..
88
kau istriku
89
enggan
90
tidak lagi perduli
91
amarah
92
tentu tidak
93
kata kata Arga
94
aku atau dia
95
pelukan
96
maafkan aku
97
Tamu tak diundang
98
ayahmu Rahmat
99
aku bersyukur
100
ibu
101
keluarga
102
bus
103
langit abu abu
104
Laki laki itu
105
sulit
106
tidak rela
107
butuh waktu
108
mencintai ibumu
109
karena itu?
110
salahpaham membunuhmu
111
berat
112
kami keluargamu
113
kabar
114
perasaan Ratih
115
khawatir
116
masih ingin
117
kekesalan Ratih
118
sogokan
119
keruh
120
terburu buru
121
apa kau baik baik saja?
122
sakit hati
123
Haru
124
kunjungan
125
bicara
126
kue rangin
127
perasaan dan pikiran
128
aku mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!