om dan keponakan

Pamungkas menutup kancing jaketnya yang paling atas dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

" Dimana ada dingin sih om?" tanya Ratih heran melihat omnya itu, karena dirinya sendiri hanya menggenakan kaos lengan panjang dan kardigan tipis.

" Lebih dingin batu kan om?"

" sama sama dingin," jawab Pamungkas pendek, suara baritonnya terdengar menyenangkan di telinga Ratih.

" Om payah.. padahal tentara.." ejek Ratih sembari terus berjalan,

" kau bicara seperti suamimu bukan tentara saja.." sahut Pamungkas asal saja, ia tak menyangka kalimatnya itu telah membuat mood Ratih rusak,

perempuan itu tiba tiba menghentikan langkahnya dan tertunduk.

Perempuan itu susah payah datang ke tempat ini, ingin mengusir rasa sakit hatinya karena tindakan tidak terpuji suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,

tapi om nya ini, laki laki yang sesungguhnya cukup pendiam itu, malah mengucapkan kata kata yang benar benar tak ingin ia dengar untuk sekarang,

entah sengaja atau tidak sengaja.

" Om kembali ke hotel saja, aku ingin jalan jalan sendiri" ujar Ratih dengan suara tidak ramah tiba tiba.

Pamungkas terhenyak, ia baru sadar.. bahwa kata katanya sudah membuat keponaknnya itu kembali mengingat lukanya.

Ratih kembali berjalan, ia tak perduli dengan Pamungkas yang tetap mengikuti langkahnya.

" Bukan maksud om mengingatkanmu tentang hal hal buruk itu..

itu hanya.. hanya keluar begitu saja dari mulut om,

om minta maaf.." ucap Pamungkas sembari mengikuti langkah Ratih yang cepat.

Laki laki berusia tiga puluh lima tahun itu tiba tiba saja resah melihat sikap yang di tunjukkan oleh keponakannya itu.

Keduanya memang bukan om dan keponakan yang cukup dekat, karena Pamungkas menghabiskan masa sekolahnya di asrama dan pergi ke luar jawa setelah lolos pendidikan.

Bertahun tahun ia hidup di luar jawa, apalagi semenjak ibunya meninggal, tiga tahun lebih ia tak pulang, rasanya seperti tak ada lagi yang harus ia datangi di tempat kelahirannya ini.

Hanya saja ia sering merasa tidak enak pada Adi, Adi adalah saudara tiri yang baik dan mengayomi.

Ia masih berusia 14 tahun saat datang kerumah Adi, sedangkan adi sendiri sudah dewasa dan berkeluarga, beda usia mereka cukup jauh.

Begitu juga dengan Bapak tirinya, usia bapak tiri dan ibunya sekitar dua puluh tahun, karena itu sosoknya sangat dewasa dan bertanggung jawab.

Berbeda jauh dengan ayah kandungnya yang tempramen, kurang bertanggung jawab dan seorang pemabuk.

Bisa di katakan.. Pamungkas termasuk beruntung, ia mendapatkan keluarga yang lebih menghargai dan menyayanginya.

Namun trauma atas kekerasan yang di terimanya sejak kecil membuatnya menjadi sosok yang kaku dan kurang terbuka,

Pamungkas hanya bicara seperlunya dan menjaga jarak,

meski bapak dan kakak tirinya sangat tulus menjaganya.

" Om kan sudah minta maaf..?" Pamungkas mengejar langkah Ratih, namun Ratih tetap berjalan dengan langkah cepat.

" Ratih..?!" Pamungkas menarik lengan keponakannya itu agar menghentikan langkahnya.

Ratih menghentikan langkahnya dan berbalik,

" Om tidak ada niat menyakiti hatimu.." ucap Pamungkas kikuk melihat wajah penuh kecewa di hadapannya.

Wajah yang tadinya sumringah sekarang mendadak suram hanya karena satu kalimat dari Pamungkas.

Tentu saja Pamungkas di sergap rasa bersalah, bagaimana ini.. keluhnya dalam hati.

" Om harus bagaimana untuk mengembalikan senyummu??" tanya Pamungkas dengan tatapan khawatir.

Keduanya saling berpandangan, yang satu khawatir, yang satu redup.

Om dan keponakan itu seperti dua pasangan yang sedang bertengkar saja, keduanya tak sadar kalau mereka sedang di perhatikan oleh mata para pedagang dan pejalan kaki lainnya.

" Om tidak salah bicara, aku saja yang terlalu sensitif.." jawab Ratih pelan,

" ya sudah.. kita beli apa yang kau mau.. bagaimana kalau kita ke toko oleh oleh..??" Pamungkas membujuk Ratih, baru kali ini Ratih melihat raut wajah yang berbeda dari omnya, seumur umur ia belum pernah melihat omnya itu terlihat secemas sekarang,

mendengar itu Ratih tersenyum tipis.

" Om benar benar ya.. om kira aku anak kecil yang gampang di bujuk?"

Pamungkas menghela nafas, memperpanjang kesabarannya.

" Ayolah.. kita beli apapun yang kau suka.." Pamungkas menarik tangan Ratih tanpa bertanya,

menggenggamnya di sepanjang jalan yang di penuhi pedagang dan kios itu, Ratih tak bisa menolak karena Pamungkas begitu cepat menarik tangannya, ia hanya patuh seperti anak yang di tuntun kesana kemari.

Dari kejauhan terlihat si pak sopir sedang makan di salah satu kios pecel pincuk, si sopir tak sengaja melihat Ratih dan Pamungkas.

" Nah kan.. masa om dan keponakan jalan bergandengan seperti orang pacaran begitu.." gumam si sopir tersenyum sembari mengangkat gelas tehnya.

" Ada apa mas, senyum senyum sendiri.. jadi takut saya.." si pemilik kios bercanda,

" Ah.. mboten pak.. ada yang lucu saja.." sahut si sopir.

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

Baru nanya terjawab di episode ini, Om n Suami Tentara ternyata

2023-10-20

2

Yuyum Maryum

Yuyum Maryum

asliii seneng saya, ada karya baru mbak Ayu lagi..👍👌

2022-10-29

3

Murni Zain

Murni Zain

o ya om pamungkas tentara ☺️ mengapa sih sosok tentara selalu kaku tp manis🤭😂

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Setelah tiga tahun
2 Om mau kemana?
3 ronde atau bakso
4 om dan keponakan
5 aku akan baik baik saja
6 speed boat
7 Demam
8 Yang tegar
9 Rahmat
10 sehari lagi di sarangan
11 tidak ada niat menikah
12 Hal yang tidak wajar
13 Sadar
14 Tak saling bicara
15 setahun lebih
16 Setahun lima bulan
17 urusan
18 itu Ratih
19 Mengacuhkan
20 keluhan
21 lupakan
22 termenung
23 kado
24 Sinta
25 foto SMA
26 kurang sopan
27 Menemani kalian
28 yang terbaik
29 kesal
30 mengakulah
31 ini salah
32 jika itu maumu..
33 Sudahi
34 buku buku lama
35 tau diri
36 Hercules
37 pindah
38 om ku,
39 perabot
40 pasar
41 pengurus rumah tangga
42 kost
43 rujuk
44 bukan adik kandung
45 sejak kapan
46 siapa yang menyakitimu?
47 kau bukan adikku lagi
48 menantu
49 bengkel
50 siapa yang kau khawatirkan?
51 kau tetap saja cantik
52 apa aku perlu ganti motor?
53 Tias
54 dengan Pamungkas
55 apa aku tidak pantas untukmu?
56 uring uringan
57 peningset
58 yang sabar..
59 hari sakral
60 tenanglah
61 perjuanganmu
62 jinak jinak merpati?
63 apa boleh?
64 makan dirumah
65 Om?
66 sayang
67 yang..
68 pendapatmu,
69 jangan terlalu baik
70 Mas
71 pulang malam
72 makan siang
73 mantanmu?
74 jatuh
75 aku melihatmu tumbuh
76 kau kan temanku?
77 kunjungan sekar
78 bayi Arga
79 orang jahat
80 goyah
81 andaikan ibu ada
82 berubah
83 bohong
84 sakit kepala
85 bimbang
86 olahraga
87 ayo pulang..
88 kau istriku
89 enggan
90 tidak lagi perduli
91 amarah
92 tentu tidak
93 kata kata Arga
94 aku atau dia
95 pelukan
96 maafkan aku
97 Tamu tak diundang
98 ayahmu Rahmat
99 aku bersyukur
100 ibu
101 keluarga
102 bus
103 langit abu abu
104 Laki laki itu
105 sulit
106 tidak rela
107 butuh waktu
108 mencintai ibumu
109 karena itu?
110 salahpaham membunuhmu
111 berat
112 kami keluargamu
113 kabar
114 perasaan Ratih
115 khawatir
116 masih ingin
117 kekesalan Ratih
118 sogokan
119 keruh
120 terburu buru
121 apa kau baik baik saja?
122 sakit hati
123 Haru
124 kunjungan
125 bicara
126 kue rangin
127 perasaan dan pikiran
128 aku mencintaimu
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Setelah tiga tahun
2
Om mau kemana?
3
ronde atau bakso
4
om dan keponakan
5
aku akan baik baik saja
6
speed boat
7
Demam
8
Yang tegar
9
Rahmat
10
sehari lagi di sarangan
11
tidak ada niat menikah
12
Hal yang tidak wajar
13
Sadar
14
Tak saling bicara
15
setahun lebih
16
Setahun lima bulan
17
urusan
18
itu Ratih
19
Mengacuhkan
20
keluhan
21
lupakan
22
termenung
23
kado
24
Sinta
25
foto SMA
26
kurang sopan
27
Menemani kalian
28
yang terbaik
29
kesal
30
mengakulah
31
ini salah
32
jika itu maumu..
33
Sudahi
34
buku buku lama
35
tau diri
36
Hercules
37
pindah
38
om ku,
39
perabot
40
pasar
41
pengurus rumah tangga
42
kost
43
rujuk
44
bukan adik kandung
45
sejak kapan
46
siapa yang menyakitimu?
47
kau bukan adikku lagi
48
menantu
49
bengkel
50
siapa yang kau khawatirkan?
51
kau tetap saja cantik
52
apa aku perlu ganti motor?
53
Tias
54
dengan Pamungkas
55
apa aku tidak pantas untukmu?
56
uring uringan
57
peningset
58
yang sabar..
59
hari sakral
60
tenanglah
61
perjuanganmu
62
jinak jinak merpati?
63
apa boleh?
64
makan dirumah
65
Om?
66
sayang
67
yang..
68
pendapatmu,
69
jangan terlalu baik
70
Mas
71
pulang malam
72
makan siang
73
mantanmu?
74
jatuh
75
aku melihatmu tumbuh
76
kau kan temanku?
77
kunjungan sekar
78
bayi Arga
79
orang jahat
80
goyah
81
andaikan ibu ada
82
berubah
83
bohong
84
sakit kepala
85
bimbang
86
olahraga
87
ayo pulang..
88
kau istriku
89
enggan
90
tidak lagi perduli
91
amarah
92
tentu tidak
93
kata kata Arga
94
aku atau dia
95
pelukan
96
maafkan aku
97
Tamu tak diundang
98
ayahmu Rahmat
99
aku bersyukur
100
ibu
101
keluarga
102
bus
103
langit abu abu
104
Laki laki itu
105
sulit
106
tidak rela
107
butuh waktu
108
mencintai ibumu
109
karena itu?
110
salahpaham membunuhmu
111
berat
112
kami keluargamu
113
kabar
114
perasaan Ratih
115
khawatir
116
masih ingin
117
kekesalan Ratih
118
sogokan
119
keruh
120
terburu buru
121
apa kau baik baik saja?
122
sakit hati
123
Haru
124
kunjungan
125
bicara
126
kue rangin
127
perasaan dan pikiran
128
aku mencintaimu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!