Sejak pertemuannya dengan pria bernama Josh dua bulan yang lalu, Freesia lebih sering datang ke toko bunga, dia berharap bisa bertemu lagi dengan pria pujaan hatinya.
Seperti siang ini, setelah bel pulang sekolah di bunyikan, Freesia segera berlari keluar kelas, namun langkahnya terhenti saat dia merasa ada seseorang yang menarik tas ransel di punggungnya. Freesia berbalik, gadis itu memutar bola matanya malas saat melihat siapa yang telah menarik tasnya dari belakang.
“Lepasin tas gue Kaily!” seru Freesia seraya menatap tajam gadis bernama Kaily, gadis keturunan Indonesia-China yang memiliki tubuh bongsor dengan pipi gembul yang menggemaskan. Kaily dan Freesia bersahabat sejak mereka baru masuk di sekolah mereka.
“Lo mau ke mana sih Frey, beberapa bulan terakhir lo selalu buru-buru pulangnya?” tanya Cia, gadis tomboi yang juga merupakan sahabat Freesia.
“Bilangin Kaily suruh lepasin tas gue, abis itu gue ceritain semuanya!” pinta Freesia karena Kaily masih setia menahan tas ranselnya.
“Lepas Ndut,” titah Cia seraya melirik Kaily, tanpa menunggu lama Kaily langsung melepaskan tas Freesia.
“Ayo ceritain SE-MU-A-NYA!” Cia menagih janji Freesia, bahkan Cia sampai menekankan setiap kata-katanya agar Freesia menceritakan semuanya.
Freesia menarik kedua sahabatnya penuju parkiran sekolah, Freesia celingukan ke kanan dan ke kiri, dia ingin memastikan jika tak ada yang mendengarkan cerita konyolnya selain kedua sahabatnya.
“Gue jatuh cinta,” jujur Freesia dengan wajah tersipu.
“What?” pekik Kaily dan Cia secara bersamaan.
“Jangan berisik. Jadi dua bulan yang lalu ada pilot tampan yang beli bunga di toko bibi Anne, dan saat itu juga gue yakin kalau gue jatuh cinta sama pilot itu,” jelas Freesia.
“Pilot? Artinya dia lebih tua dari kita dong?” tebak Cia tepat sasaran.
“Umur itu hanya masalah angka saja. Lagian apa salahnya menyukai pria yang lebih dewasa?” Freesia kini tersenyum seperti orang bodoh, saat mengingat wajah pilot tampan itu membuat wajah Freesia bersemu merah.
Kaily dan Cia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Freesia yang sedang senyum-senyum sendiri.
“Cabut Kai, nanti kita ketularan gila juga,” ejek Cia seraya menarik tangan Kaily, sayangnya yang di tarik tak bergerak sama sekali. “Astaga, berasa narik gajah,” gumam Cia sambil menepuk dahinya.
“Gue duluan ya,” pamit Freesia, gadis itu mengayuh sepedanya dengan kecepatan penuh. Hari ini dia memiliki feeling akan bertemu dengan pilot tampannya.
Setibanya di Anne Florist, Freesia langsung duduk di belakang meja kasir. Setiap lonceng berbunyi Freesia segera berdiri, namun hingga sore tiba, pria pujaannya tak kunjung datang.
“Ramalan Zodiak kamvret,” gerutu Freesia, pasalnya pagi tadi dia membaca ramalan, dan di dalam ramalan itu di sebutkan jika Freesia akan bertemu belahan jiwanya hari ini.
“Bi, Frey pulang,” pamit Freesia dengan lesu, namun belum sempat dia bergerak, lonceng angin lebih dahulu berbunyi dan detik selanjutnya pintu terbuka menampilkan sesosok pria yang di tunggu-tunggu oleh seorang Freesia.
“Gue enggak mimpi kan?” Freesia membatin, untuk membuktikannya dia sampai mencubit lengannya sendiri. “Sakit. Jadi ini nyata,” pekiknya dengan wajah berseri-seri.
Derap langkah kaki pilot tampan itu semakin mendekat, Freesia merapikan rambutnya dan memakai lipstint agar bibirnya tidak terlihat pucat. “Selamat datang di Anne Florist, ada yang bisa di bantu?” sapa Freesia dengan ramah dan senyum semanis mungkin.
“Aku butuh seratus tangkai bunga mawar merah. Tolong rangkai secantik mungkin,” pesannya dengan wajah datar, sayang sekali padahal pria itu akan semakin tampan jika tersenyum.
“Baik tuan, mohon tunggu sebentar,” Freesia lalu menghampiri Anne yang tengah sibuk merawat tanamannya.
“Bi, seratus tangkai bunga mawar merah dan harus di rangkai secantik mungkin,” ucap Freesia mengulangi pesanan pria yang di ketahuinya bernama Josh.
“Hem,” Anne hanya bergumam, wanita itu lalu sibuk menyiapkan pesanan pelanggannya.
Sementara Anne sibuk dengan bunga-bunganya, Freesia justru sedang sibuk mengamati wajah tampan milik pilot tampannya.
“Ponsel, di mana ponsel gue?” Freesia kelabakan mencari keberadaan gawai cerdasnya, setelah ponselnya ketemu Freesia segera memotret pilot tampan itu meski tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Mencuri foto bukan tindakan kriminal kan? Ah sudahlah, kalaupun harus di penjara gue ikhlas,” ucapnya bermonolog, dia lalu kembali mencuri foto pilot tampan sang pujaan hati.
Freesia segera menyimpan ponselnya saat Anne datang, gadis itu cukup pintar menyembunyikan perasaannya.
“Pesanan anda tuan,” Anne meletakkan rangkaian bunga mawar merah di atas meja kasir. “Bagaimana dengan kartu ucapannya?” tanya Anne kemudian.
“Love you Lynda,” ucap pria itu dengan suara tegasnya.
“Lalu nama pengirimnya?
“Josh.”
Setelah membayar pesanan bunganya, Josh segera keluar dari toko milik Anne sambil memeluk seratus tangkai bunga mawar merahnya. Sementara Freesia tampak lesu memikirkan kartu ucapan yang di pesan oleh Josh.
“Jadi dia sudah menikah,” batin Freesia sedih. Namun detik selanjutnya dia tersenyum saat hal lain terlintas di pikirannya. “Mungkin saja itu untuk ibunya, atau untuk pacarnya. Selama janur kuning belum melengkung pantang bagi Freesia untuk mundur, sekalipun janurnya sudah melengkung maka aku akan meluruskannya lagi,” gadis itu tersenyum geli mengingat perkataannya yang terdengar konyol.
“Ya Tuhan kenapa Kau kirimkan gadis gila ini sebagai keponakanku,” sindir Anne saat wanita itu menyadari Freesia sedang senyum-senyum sendiri.
“Aku bukan gila, aku hanya sedang jatuh cinta bi,” ucap Freesia membela diri.
“Jatuh cinta?” ulang Anne penuh penekanan. “Hahaha, kau ini masih bau kencur, lebih baik fokus sekolah dan masuk ke perguruan tinggi favorit!” tegas Anne seraya menatap keponakannya. Sebenarnya Anne bukanlah tipe wanita kolot yang akan melarang anak muda untuk jatuh cinta dan pacaran. Namun, sepeninggal kedua orang tua Freesia sepuluh tahun silam mengharuskan Anne memikul beban berat di pundaknya. Bayangkan saja, seorang gadis berusia 20 tahun harus merawat keponakannya yang baru berumur 8 tahun.
Anne selalu menekankan pada Freesia agar gadis itu belajar dengan giat, Anne memiliki harapan tinggi pada ponakannya. Anne berharap Freesia bisa kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan begitu, Anne tidak perlu khawatir lagi jika dia harus pergi meninggalkan keponakannya yang cantik. Namun selama Freesia belum sukses, Anne akan tetap mendampingi gadis kecilnya.
“Kak, bantu aku untuk menjaga putri kalian yang keras kepala itu.”
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Jayy
mungkin yang namanya lynda sudah meninggal
2024-08-31
0
Mukmini Salasiyanti
Lynda lagi...
. sabar, Free
2024-07-30
0
Sakura_Merah
nah loh...
2023-01-21
0