****
Echa berbalik dan melihat Tika yang sedang menyapanya.
"Cha... Gimana semalam ketemuan ama kak Adit?".
" Ehmm.. Aku gak jadi Tik ketemuan ama kak Adit. Waktu aku nyampe, aku liat kak Adit lagi ngobrol bareng kak Mutia. Jadi aku langsung pulang aja."
"Yaahh.... Aku kira kamu jadi ketemuan sama kak Adit." Ucap Tika.
Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi, semua siswa segera masuk ke kelas masing-masing.
____
Waktu berjalan terasa cepat, tidak terasa bel pelajaran terakhir telah usai. Semua siswa-siswi merapikan peralatan sekolah.
Saat Echa sedang merapikan bukunya, Echa terkejut dengan kehadiran Adit di kelasnya. Adit datang dan langsung duduk di bangku depan Echa.
"Kak Adit.... " Ucap Echa yang masih kaget.
"Haii Cha... ! Kenapa semalam kamu gak jadi nemuin aku? Aku lama banget loh nungguin kamu disana semalam !"
"Maaf kak, aku gak mau mengganggu kakak dengan kak Mutia."
"Mutia... Jadi kamu melihat aku dan Mutia disana dan kamu tidak menemuiku?" Tanya Adit.
"Iya kak... Aku melihat kakak dengan kak Mutia sedang asyik mengobrol. Karena aku tidak mau mengganggu, jadi aku memilih untuk pulang ke rumah."
"Ck... "
Adit pun berdecak kesal. Dia kesal karena Mutia, dia tidak bisa bertemu dengan Echa.
"Emang ada apa kakak memintaku menemui kakak..?" Tanya Echa.
"Hmmm aku cuma mau tau pendapat kamu, apa sikap dinginku selama ini sudah keterlaluan ya? Dan kamu, kenapa kamu tidak terlihat seperti siswi yang lainnya? Yg selalu menempel kemana pun aku pergi?" Tanya Adit panjang lebar.
Echa yang mendapat pertanyaan tersebut pun merasa bingung harus menjawab apa. Karena dari dulu Echa memang tidak tertarik dengan para idola di sekolah. Dia malah lebih sering menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan atau sekedar mengobrol dengan temannya.
"Sebenarnya aku tau sifat kakak yang dingin karena mendengar teman-teman sekelasku yang sering menceritakan kakak. Hampir setiap hari kakak menjadi topik pembicaraan mereka."
"Karena penasaran aku bertanya pada Tika, sahabatku. Siapa sih yang mereka bicarakan tiap hari? Dan ternyata itu kakak si ketua OSIS."
"Kalo kakak tanya pendapatku sih, jujur sikap dingin kakak itu terlihat sombong dan angkuh. Terlebih lagi waktu kakak pernah menolak salah satu kado pemberian siswi sekelasku. Aku begitu heran, kenapa ada orang yang begitu dingin dan sombong seperti kakak." Terang Echa.
Perkataan jujur Echa begitu membekas pada Adit. Ternyata selama ini dia seperti orang yang tak memiliki perasaan dan kejam.
"Jadi gitu ya Cha?" Tanya Adit kembali.
"Maaf ya kak kalo perkataan Echa menyinggung perasaan kakak. Echa gak bermaksud kak."
"Ehh.. Gak kog Cha, justru seneng kamu udah jujur sama aku." Adit tersenyum pada Echa.
Echa merasa lega mendengar jawaban Adit. Tadinya dia mengira bahwa Adit akan marah padanya, ternyata sebaliknya.
"Ternyata kak Adit tidak sedingin yang aku fikirkan, mungkin karena selama ini aku tidak pernah kenal dan mengobrol dengannya." Batin Echa.
"Ehmmm... Kak Adit, Echa pamit pulang duluan yaa." Pamit Echa.
"Cha tunggu..! Terimakasih banyak ya kamu udah jujur tentang aku. Selama ini aku kira sikap ku tak akan pernah menyakiti siapapun. Jujur aku juga kecewa dan menyesal untuk sikap dingin yang selalu aku tampilkan." jawab Adit lirih.
"Echa kamu mau gak......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments