Keesokan harinya, beberapa bus telah terparkir di halaman kampus. Seluruh MABA diabsen sebelum kemudian, diperbolehkan untuk naik ke bus sesuai regu masing-masing. Seorang fasilitator memandu doa bersama sebelum bus mulai berjalan. Saat itulah, senior Saka datang. Ternyata, untuk agenda ospek luar kampus, setiap regu memiliki dua fasilitator. Cilla sekuat tenaga menahan senyum di bibirnya. Namun, usaha itu sia-sia ketika senior Saka dengan sengaja menatap ke arahnya sekilas sembari mengulas senyuman. Hancur sudah dinding pertahanannya. Cilla tersenyum senang dan masih terlihat beberapa kali mengulas senyum lagi setelahnya.
...🍁🍁🍁...
Perjalanan menuju ke lokasi kurang lebih membutuhkan waktu tiga jam lamanya. Semua MABA merasa gembira. Perjalanan ini, tak ubahnya seperti rekreasi bagi mereka. Dimulai dari perkotaan yang padat dan telah ramai mall di mana-mana. Perlahan melaju ke pinggiran kota hingga benar-benar keluar dari sana. Bentuk-bentuk bangunan dan jumlah penduduknya, jauh berbeda. Pemandangan hijau pohon dan sawah mulai menyapa indra penglihatan hingga akhirnya, mereka pun sampai di tujuan.
Sesampainya di sana, lekas diumumkan perihal pembagian kamar. Senior mengatakan kalau para MABA akan diberikan waktu untuk beristirahat sejenak sebelum kemudian alarm akan dibunyikan. Jika alarm telah terdengar, semua MABA harus bergegas menuju ke aula utama untuk makan siang bersama-sama.
"Bisa dimengerti?" tanya senior di depan.
"Bisa kak," jawab para MABA.
"Ada pertanyaan?"
"Tidak."
"Baiklah, sekarang bubar!"
"Siap kak."
...🍁🍁🍁...
Tempat itu bisa dikatakan seperti lokasi yang biasa digunakan untuk melakukan outbond. Ada beberapa rumah joglo yang lumayan luas sebagai kamar para MABA. Dalam satu rumah joglo tersebut dapat ditempati sekitar tiga puluh orang. Longgar dan sama sekali tidak berdesak-desakan. Meski tidak ada ranjang tapi tetap terasa nyaman. Sekitar setengah jam kemudian, alarm dibunyikan tanda bahwa para MABA harus segera bergegas ke aula utama.
"Kalian lihat! di depan sini sudah tersaji beragam makan. Ambil sesuai porsi kalian! jangan berlebihan! setiap makanan yang sudah diambil, harus dihabiskan, mengerti?"
"Mengerti kak."
"Baiklah, silahkan mulai antri mengambil makanan mulai dari regu pertama!"
"Iya kak."
Agenda makan siang berlangsung dengan hikmat. Setelah semuanya selesai makan, para MABA dipersilahkan untuk kembali ke kamar masing-masing. Membersihkan diri dan beristirahat hingga selepas maghrib. Sekitar pukul setengah tujuh. Mereka diminta untuk berkumpul kembali di aula utama untuk makan malam bersama.
...🍁🍁🍁...
..."Beerrrrr"...
Dingin, beberapa MABA menggigil usai keluar dari kamar mandi.
"Dingin banget ya airnya?" tanya Cilla.
"Coba saja! kalau sekedar cuci muka atau buang air sih oke tapi untuk mandi.. hemm... dingin sekali."
Cilla menatap ke arah Nita dan Lina seolah bertanya dalam diam hendak mandi ataukah tidak mereka?
"Kita coba dulu saja! kalau memang tidak kuat, yang penting menyikat gigi," ucap Lina.
Cilla dan Nita pun menganggukkan kepala.
"Aku masuk dulu ya?"
"Iya Lin."
Cilla dan Nita masuk ke kamar mandi yang lain. Tujuh menit kemudian, satu persatu dari mereka bergegas keluar dan semuanya menggigil kedinginan.
"Dingin sekali ...." ucap Nita dengan suara bergetar.
"I-ya," jawab Cilla.
"Tahu gitu gak usah mandi," sahut Lina.
Ketiganya saling berpandangan dan saling menertawakan satu sama lain.
...🍁🍁🍁...
Hal serupa terjadi juga di asrama MABA laki-laki. Nyaris separuh MABA laki-laki memilih untuk tidak mandi tapi lain dengan Devano, sepertinya cukup percaya diri. Melenggang santai untuk mandi meski endingnya sama dengan yang lain. Tidak sampai sepuluh menit, ia sudah keluar dengan tubuh yang menggigil. Melihat hal itu, kedua teman sekamarnya menertawakan dirinya.
"Baru saja kami bangga padamu tapi ternyata.."
"Diam kalian!"
"Hahaha!"
Kedua temannya malah melanjutkan ledekan mereka.
...🍁 Bersambung.. 🍁...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments