Malam minggu 2

Tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya menghampiri frans dan berkata, "aduh nak ganteng jangan pandangi nak jean seperti itu", ucap bapak itu terkekeh.

Frans kaget dan reflek tersenyum kecil mendengar ucapan bapak itu. Lalu bapak itu bertanya ke pada frans, "nak ganteng ini siapanya nak jean?".

"Oh itu pak, saya temennya jean di kampus ,kita sama-sama jadi dosen di sana", ucap frans dengan ramah.

"Loh saya kira pacarnya nak jean, Lagian saya gak pernah ngeliat nak jean bawa temen laki-laki kesini kecuali nak bara, jadi saya kira nak ganteng ini pacarnya", ucap bapak itu tersenyum.

"Ngomong-ngomong nak ganteng ini siapa namanya?", tanya bapak itu. "Nama saya frans pak", jawab frans. "Wah namanya bagus yak frans",ucap bapak itu. "Iyak terimakasih pak, kalo bapak siapa namanya?", tanya frans.

"Nama saya bagas nak frans", jawab pak bagas.

"Oh pak bagas salam kenal, lalu frans menjabat tangannya dan tangan pak bagas". "udah kaya ketemu presiden saja nak frans ini jabatan tangan", ucap pak bagas sambil tersenyum.

"Nak frans sudah lama mengenal nak jean?", tanya pak bagas penasaran.

"Iya sudah hampir 5 tahun kira-kira pak, saya mengenal jean", kata frans. "Berarti sudah lama yak nak frans", ucap pak bagas. "Iya walaupun kita gak terlalu dekat pak bagas", ucap frans seperlunya.

(Sepertinya frans tertarik dengan jean sampai iya bertanya kepada pak bagas, bagaimana bisa jean begitu akrab dengan warga disini dan tak terlepas dari penampilannya selalu modis di kampus walaupun naik sepeda motor kalo di ingat-ingat frans).

"Pak bagas dan warga disini sudah lama mengenal jean?", tanya frans. "Kami sudah hampir 8 tahun mengenal nak jean, Dari mana yak harus bercerita nak frans. Mungkin dari tempat tinggal kami yg mau di gusur ini oleh pemilik tanah yang kami tempati saat ini.

Dulu nak jean ini suka mengajar anak-anak kami kalo lagi senggang, nak jean juga suka memberikan baju baru dan buku-buku untuk anak-anak pemukiman tempat pemulung ini".

"Yak singkat cerita kami di gusur dari tempat ini dan mba jean yg menebus tanah ini, dan membersihan tempat ini jadi seperti ini, dia memberikan kami edukasi untuk memperbaiki pola pikir kami dan memberi tempat yang layak untuk anak-anak kami belajar seperti saat ini".

"Mba jean juga masih membantu membiayai sekolah anak-anak kami sampai saat ini agar mereka mengerti menulis, membaca dan berhitung. Yang tadinya kami tidak percaya padanya sampai kami menyadari bahwa anak-anak kami tidak boleh tumbuh sebagai pemulung seperti kami, mereka harus lebih maju dari pada kami. Akhirnya kami menerima semua bantuan dan pengajaran yang nak jean berikan kepada kami, agar kami tidak di lihat rendah di mata orang lain yang melihat kami sebagai pemulung", ucap pak bagas tersenyum.

Frans hanya terdiam saat pak bagas bercerita.(dalam pikirannya frans ternyata jean yang sekarang di lihat sangat berbeda dengan jean yang ada di kampus).

"Dari mana uangnya jean untuk menebus tanah ini dan memberikan bantuan untuk anak-anak disini?", tanya frans penasaran.

"Oh... kalo itu sebenernya sebelum nak jean menjadi dosen, dia seorang manajer di salah satu bank ternama di kota ini. Entah kenapa dia mengundurkan diri dan menjual aset-asetnya yang dia telah miliki hanya untuk menebus tanah ini demi kami".

"Lalu pada saat itu nak jean berkata hidupnya lebih baik mengajar dan tanpa perlu harus membuat laporan-laporan yang membuat hidupnya tidak tenang setiap bangun pagi hari", kata pak bagas tertawa lucu.

Disela-sela cerita pak bagas dan frans, datang jean menghampiri mereka berdua dan mengagetkan mereka berdua.

"Hayo ngapain mojok berduaan ni", tanya jean. "Tidak ada nak jean hanya obrolan antara pria saja", jelas pak bagas. "Yah gak asik banget", ucap jean.

"Oh iya sampai lupa, ayok pak bagas dan pak frans kita makan bakso, ada bakso mang sehun lo dateng ", ajak jean. "Iya boleh juga nak jean", kata pak bagas bangkit berdiri dan mengikuti jean dari belakang dan mengajak frans agar ikut juga. Frans yang tadinya ingin menolak lalu mengikuti juga dari belakang.

"Mang sehun 2 mangkok lagi yak baksonya", teriak jean yang di iyakan mang sehun.

mang sehun membawa 1 mangkok bakso dan bertanya pada jean, "ini baksonya mau di bawa kemana mbak jean 1 mangkok lagi soalnya yg 1 sudah di ambil pak bagas?".

"Oh... iya kasih teman saya ya mang", menunjuk frans di sampingnya.

Mang sehun menghampiri frans dan dengan polosnya berkata, Waduh mang sehun kaget akan kegantengan wajah frans dan berkata, "aduh mbak jean ini kok temennya kaya mamang masih muda yak".

Di iringi tawa dari anak-anak, "aduh-aduh mang sehun bangung atuh mang ucap rion tertawa", dan di bales mang sehun "yak gak papa kali rion mamangkan mencoba bermimpi sambil tertawa".

"Ada-ada aja mang sehun ucap jean", sambil geleng-geleng kepala dan tanpa sadar netra kedua mata frans dan jean saling bertemu membuat mereka memandangi satu sama lain cukup intens.

"Deg deg deg ... perasaan apa ini", batin frans dan jean langsung memalingkan wajahnya saat menatap dalam mata frans. "Aduh kenapa gua jadi grogi ini", ucap jean dalam hati.

Selesai makan jean menanyakan ke mang sehun total harga bakso itu semua. "Mang berapa atuh semuanya?", tanya jean. "300 ribu semuanya nak jean", jawab mang sehun.

"Oke tunggu sebentar yak mang", ucap jean sedang mencari-cari dompetya tapi sepertinya dia lupa membawa dompetnya, (jadi dia ingin menanyakan mang sehun punya e-bangking atau tidak).

"Mang punya e-bangking atau tidak?",tanya jean pada mang sehun.

"Ya ampun mba jean, mana ada atuh mamang punya e-bangking", jawab mang sehun.

"Hehe... maaf yak mang", kata jean tak enak hati. "Ya gak papa neng besok aja bayarnya kata", mang sehun.

"Ah gak enak atuh kan mang sehun juga uangnya buat di puterin besok buat modal lagi, yasudah mang sehun tunggu sebentar ya mang, saya mau ambil uangnya dulu jangan pergi kemana-mana", ucap jean. "Iya mbak jean", jawab mang sehun".

Jean menghampiri frans dan berharap frans membawa uang cash, "eh itu ... permisi pak frans saya boleh bicara sebentar tidak", ucap jean kepada frans yang saat ini sedang mengobrol dengan bu lastri dan ibu-ibu lainnya. "Ibu saya pinjem pak fransnya sebentar yak", ucap jean dengan tersenyum dan menarik tangan frans untuk menjauh dari ibu-ibu itu".

"Ada apa", tanya frans. "Ehm... itu pak frans bawa uang cash tidak?", tanya jean. "Berapa?", jawab frans. "500 ribu ada tidak pak frans?", kata jean. Frans mengeluarkan dompetnya dan mengambil uangnya lalu memberikannya kepada jean, "ini ambilah kata frans". Jean menerimanya dan tersenyum sambil mengucapkan terimakasih kepada frans, kemudian meninggalkannya untuk membayar bakso mang sehun.

Jean menghampiri mang sehun dan membayar uang bakso yang tadi belum ia bayar menggunakan uang dari frans kepada mang sehun. "Ini ya mang uang bakso yang tadi", jean memberikan 5 lembar uang itu kepada mag sehun.

"Aduh mba jean ini kebanyakan "kata mang sehun", gak papa mang anggap aja rejeki jangan di tolak", pinta jean kepada mang sehun. "Terimakasih yak mba jean", ucap mang sehun sambil mengantongi uang itu.

"Kalo begitu mamang duluan yak mba jean", pamit mang sehun dan di iyakan jean "hati-hati yak mang".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!