william bersaudara

Dari arah kamar keluar dua orang paruh baya sekitar umur 45 tahun menghampiri devan yang memanggil papi maminya.

"Pi mi ini om frans udah aku ajak datang ke rumah", ucap devan dengan semangat. "Dimana om mu devan?", kata wildan.

"diruang tengah pih", jawab devan. "Oke terimakasih yak nak udah bantu papi", ucap wildan pada anaknya. "Siap pi tapi jangan lupa yak pi hadiah devan, devan butuh kerja keras ngajak om frans kesini hehe... sambil garuk-garuk kepala". "Iya papi ingat kok nak tenang saja", ucap wildan. "Oke deh pi mi devan ke atas dulu yak", pamit devan.

"Iya nak", di balas oleh liandra.

Frans yang duduk di ruang tamu sambil melamun dengan semua pikirannya di kepalanya. Tiba-tiba ada suara yang tak asing terdengar memanggil namanya, "frans".

Frans melihat ke sumber suara itu dan melihat kaka dan kaka iparnya merasa aneh karena kata devan papinya sedang sakit dan dirawat di kamar, tapi tanpa frans sadari dengan tatapan kakaknya wildan sepertinya di begitu marah saat melihat frans.

Dan tiba-tiba wildan dan frans saling berhadapan satu sama lain, ia kira mendapat pelukan tetapi tamparan begitu keras yang ia dapatkan dari kakaknya. liandra kaget dengan apa yang dilakukan suaminya pada frans, dan menghampiri mereka berdua.

"Sayang sudah jangan emosi seperti ini kita bisa bicarakan dengan baik-baik", ucapa liandra menenangkan dan memegang tangan suaminya lalu mengajaknya duduk.

Frans yang kaget lalu mengerti kenapa devan membohonginya.

Frans dan wildan sekarang duduk dengan saling berhadapan satu sama lain.

"Frans !!", panggil wildan dengan suara keras "pulanglah ke rumah".

"Aku tidak mau pulang kak",ucap frans.

"Kau tidak tau sudah beberapa kekacauan yang kau lakukan 10 tahun yang lalu, apakah kau ingin menjadi pengecut yang terus-terus bersembunyi dan tidak bangkit dari masa lalu mu", kata wildan dengan tatapan tajam.

"APA MAKSUD KAKA", membuat frans marah dan mulai meninggikan suaranya.

Dengan suara datar wildan berkata, "frans di saat kau pergi dari rumah ini, papa mencari mu sampai dia mengalami kecelakaan dan koma beberapa hari sampai akhirnya papa meninggal".

Frans kaget dan juga marah jika ia mengingat kejadian 10 tahun yang lalu, dimana dia di tuduh menggelapkan uang dan menjual saham perusahaan. Pada saat itu frans masih umur 20 tahun dan baru menjadi ceo sementara, untuk menggantikan kakaknya di perusahaan dan banyak oknum yang ingin menjatuhkannya dan pada saat itu. Sebab saat itu wildan sedang di jepang mengontrol kantor cabang di sana.

"Frans apa kau tau sebelum papa meninggal dia sempat siuman, berkata pada kakak untuk membawa mu pulang dan meminta mu memaafkan papa yang sudah mengusir mu dan mempermalukan mu pada waktu itu".

Frans mulai menangis mendengar cerita kakaknya dan bertanya pada kakaknya, "apa papah tau siapa yang sudah memfitnah ku dulu ka?", tanya frans.

"Iya papah mengetahuinya", kata wildan. "Siapa orangnya kak?", muka frans mulai mengeras di liputi amarah.

"PAK JEREMMY NICOLAS !!".

Frans kaget dengar jawaban kakaknya, "om jeremmy ?! bukannya dia sahabat papa tapi kenapa dia seperti itu kak?".

"Dia punya mata-mata yang bekerja di perusahaan papah, dan saat itu ada kesempatan dia menjalankan aksinya dengan halus. Seperti itulah persaingan bisnis banyak noda hitam di dalamnya, siapa yang paling kuat bertahan dia akan kokoh",ucap wildan sambil melipat tangannya.

"Aku akan membunuh tua bangka sialan itu", ucap frans dengan penuh amarah. "Tunggu frans", wildan menghentikan frans yang hendak bangun. "Jangan gunakan tangan mu untuk membunuh hama seperti jeremmy, kita harus membuat dia mendapatkan balasannya atas perbuatannya", ucap wildan.

"Dia telah membuat keluarga kita berantakan, menipu menggunakan nama frans dan membuat hancur perusahaan yang papa dirikan selama ini", ucap frans dingin dengan amarah. Akan ku balas kau jeremmy tunggu saja!!

Liandra yang melihat raut kemarahan antara adik dan kaka ini begitu takut, dengan berani liandra memecahkan suasana mencekam ini, "frans apa kau sudah makan? ini sudah mau jam makan malam lebih baik kau makan di sini saja ajak liandra dengan ramah".

Frans menolak ajakan kaka iparnya karna ada kerjaan yang harus dia selesaikan.

Wildan melihat wajah istrinya yang nampak kecewa karna frans menolak ajakannya dan dia langsung menarik frans tanpa basa basi dan mengajaknya kemeja makan.

Wildan tau istrinya sudah memasak banyak makanan untuk menyambut frans dia tidak ingin liandra kecewa.

"Kau tidak boleh menolak ajakan kaka ipar mu itu tidak sopan", ucap wildan sambil duduk di meja makan.

"Iya kak, tapi kenapa kau selalu memperlakukan ku seperti anak kecil", kesal frans dengan ulah kakanya.

Wildan dan liandra hanya tertawa sebab meraka masih melihat frans yang lucu dan menggemaskan.

"Berhentilah mentertawakan ku", dengan wajah cemberut frans berkata.

Seseorang menuruni tangga dan menghampiri mereka di meja makan, lalu berkata "kayanya asik bener yak, papi sama mami ketawain apa si?", dengan entengnya devan bertanya dan duduk di meja makan tanpa rasa berdosa pada frans".

Ngetawain om kamu lah kata kedua orang tua devan. "Om emang ngelucu apa devan mau denger dong", ucap devan.

"Gak ada", jawab frans dingin. "Waw cool banget om", balas devan.

membuat papi dan mami devan ketawa satu sama lain. Dan frans merasa terhianati oleh devan karena telah di tipu (yah mau gimana lagi omnya susah banget buat di ajak pulang).

Selesai makan malam frans dan wildan bercerita-cerita sedikit di ruang baca, tentang 10 tahun apa yang frans lakukan selama ini.

selesai bercerita frans ijin pulang karena sudah larut kepada wildan.

"kenapa tidak menginap disini saja?", tanya wildan. "Lain kali saja kak, banyak kerjaan yang harus aku selesaikan", ucap frans. "Baiklah jika itu mau mu", wildan tidak dapat melarangnya karena frans sudah dewasa.

"Frans tapi ingat apa yang kaka katakan pada mu tadi diruang baca, kapan pun kamu ingin kembali pintu ini selalu terbuka", ucap wildan.

"Pasti kak aku akan pulang sampai waktunya tepat, aku harus membereskan pekerjaan ku yang lain", ucap frans. Baiklah kalo seperti itu, mereka saling berpelukan satu sama lain.

Wildan mengantar frans ke depan untuk pulang, "kak terimakasih untuk makan malamnya", ucap frans. "Kau ini yak sudah sana pergi, hati-hati jangan ngebut-ngebut", balas wildan. "Siap kapten", ucap frans sambil hormat masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin mobil meninggal kediaman william.

"Ada-ada aja anak itu", dengan geleng-geleng kepala wildan berkata.

Wildan masuk kemar dan melihat istrinya masih terbangun dan duduk di tepi kasur sambil membaca. "Kau belum tidur sayang?",tanya wildan. "Belum aku menunggu mu papinya devan", ucap liandra sambil menutup buku dan menaruhnya dia atas meja samping tempat tidur.

Wildan tersenyum melihat istrinya begitu lucu.

"peluk", pinta liandra. Baiklah wildan masuk kedalam ranjang dan memeluk istrinya.

"Sayang apa Frans menginap disini?", tanya liandra. "Tidak dia pulang ,katanya ada hal yang harus di selesaikan", ucap wildan .

"Oh begitu.....

"Udah lebih baik kita tidur aku sangat mengantuk dan begitu lelah dengan hari ini", ucap wildan memeluk istrinya begitu erat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!