Pukul 10 pagi di aula kampus dosen-dosen pada berkumpul untuk mengadakan pertemuan terkait tentang perkuliahan yang akan datang untuk semester ganjil dan bidang akademik di kampus ini.
Kampus hari ini di liburkan dan tidak ada mahasiswa/i yang masuk hari ini.
Di parkiran kampus datang dengan terburu-buru wanita yang baru memarkirkan sepeda motor bebeknya dan berjalan begitu cepat mengejar waktu untuk rapat. tiba-tiba dari arah berlawanan datang seorang pria berjalan dengan buru-buru yang menabrak dirinya dan jean.
"Brakk" keduanya jatuh bersamaan. "Aduh-aduh sial bangat hari ini w", ucap jean dengan nanda tinggi dia bicara terhadap orang yang menabraknya. "Yah apa kau tidak mempunyai mata saat berjalan", sambil bangun dan membersihkan kotoran yang ada di tangan dan bajunya dan begitu juga dengan pria itu.
Ketika mereka sudah berdiri dan saling memandang satu sama lain. "Lah pak frans bapak toh yang nabrak saya", ucap jean yang kini memandangnya.
"Ehm... sorry bu jean jika kita selalu bertemu seperti ini", ucap frans datar sambil membenarkan pakaiannya. "Iya tidak apa-apa pak frans, bukan Tuhan juga pertama kali mempertemukan kita seperti ini, atau mungkin kita berjodoh? "ucap jean yang menggoda pak frans sambil tersenyum.
Frans yang mendengar perkataan jean tak menghiraukannya.
"Kalo begitu saya duluan yak bu jean", frans berjalan meninggal jean yang masih mematung. "Wah w di tinggal sendirian gak asik banget si pak frans jadi laki, pak frans tunggu", ucap jean sambil mengejar di belakangnya.
Didalam aula jean celingak celinguk mencari bangku kosong, karena didalam aula sudah di penuhi dengan dosen-dosen yang akan mengadakan rapat. "Jean" teriak seseorang wanita memanggilnya dari barisan tengah-tengah. Jean melihatnya dan menghampiri wanita itu, siapa lagi kalo bukan thania teman sesama dosen selama jean menjadi dosen di sini.
"Lo lama banget datangnya untung ni bangku udah w ambil duluan", ucap thania. "Hehe.... sorry tadi ada problem sedikit jadinya agak lama", kata jean.
"Eh itu yang di depan kita bukan pak frans yak jean?",tanya thania sambil menunjuk ke arah frans. "sepertinya iya", ucap jean tidak tertarik karena pertemuannya tadi.
"Jean pak frans tuh ganteng banget yak, pinter,muda,badannya bagus impian para perempuan buat di jadiin suami yak jean?", kata thania dengan khayalannya dan di berikan deheman "Ehm... oleh jean.
"Jean lo tau gak ada gosip tau tentang pak frans? dengar-dengar ni dia mau di angkat jadi rektor tapi dia gak mau, katanya dia nolak", ucap thania. "Ehm kenapa yak pak frans nolak, bukannya itu impian para dosen untuk di angkat jadi rektor, mana dia masih muda lagi, keren banget kalo dia mau nerima tawaran itu", tutur thania.
"Mungkin dia lelah", jawab jean singkat dan thania manggut-manggut menyetujuinya.
Akhirnya rapat selesai jam 1 siang, dosen-dosen lain meninggalkan ruangan aula kampus secara bergantian. menyisakan beberapa dosen saja di sana.
"Habis dari sini lo ada kegiatan lain jean?", tanya thania. "Gak ada kegiatan", jawab jean singkat.
"Bagaimana kita ke mall jalan-jalan cantik",ajak tania". "Ehm boleh juga",balas jean.
Kemudian mereka pergi meninggalkan aula kampus dan sekarang berada di parkiran kampus. "Naik motor w aja", kata jean. "Oke deh", jawab tania. Kemudian mereka meninggalkan kampus dan jean melajukan motornya ke mall yang mereka ingin tuju.
Sampai di mall mereka menaiki lift dan menuju lantai 4 untuk mengisi perut meraka berdua karena mereka lapar, (sebab gak di kasih nasi kotak di rapat cuma snake aja cuy, haha... kampus doang elit makanan sulit huft..).
Ketika meraka selesai makan meraka turun ke lantai 3 untuk melihat pakaian dan alat-alat kosmetik, tanpa di sadari ada 3 orang yang menghampiri mereka berdua.
"Selamat sore bu thania dan bu jean", ucap devan dengan semangat.
Meraka berdua melihat ke arah orang yang memanggil nama mereka secara bersamaan thania dan jean melihat meraka bertiga dan berkata "kalian kok ada di sini".
"Iya kan hari ini kampus libur bu, jadi kita nonton di sini sambil jalan-jalan juga", ucap karin dengan senyuman. "Oh iya yak bener juga",kata Thania.
"Kalo begitu ibu kesana dulu yak", ucap jean mengajak thania pergi, (karena jean malas bertemu dengan devan mahasiswa yang selalu mengejar cintanya dan sudah di tolak masih tidak mau berhenti).
"Tunggu dulu bu jean devan menarik tangan jean dan menghentikan langkahnya". "Ada apa devan", ucap jean datar dan melepaskan tangan devan yang memegang tangannya.
"Bu jean apa kita boleh bicara sebentar", ucap deva dengan wajah memelas. "TIDAK", ucap jean tegas.
"Bu memang tidak ada kesempatan untuk saya di hati ibu?", bicara dengan keberanian di depan kedua sahabatnya dan bu thania ,serta pengunjung yang melihatnya.
"Wah apa ini yang di namakan dengan pengakuan cinta", ucap rafael dan di anggukan oleh karin dan bu thania.
"Wah Wah Wah devan benar-benar laki-laki sejati", ucap rafael sambil mengambil ponselnya dan merekamnya, (di dalam hati rafael berkata pasti devan nanti berterimakasih banget sama w kalo dia diterima bu jean, soalnya w yang merekam mereka hehe).
"Devan william saya ucapkan sekali lagi dengan jelas, saya tidak tertarik dengan kamu dan saya tidak tertarik dengan anak-anak seperti kamu yang belum benar mengurus dirinya sendiri, tapi sudah mengejar-ngejar cinta yang gak mungkin dapat saya balas", ucap jean mengejek.
"Maksud bu jean apa, saya tidak patas buat ibu?", tanya devan kecewa.
"Iya, seperti sekarang saja kamu lupa untuk menutup resleting celana kamu dan dengan berani bilang cinta sama saya !!", ucap jean meninggal kan devan yg mematung dan melihat kebawah celananya dengan malu langsung membenarkan celananya.
Karin, Rafael dan bu thania tertawa melihat adegan itu. "Haha... devan aduh ibu sakit perut melihat drama ini", ucap thania lalu pergi meninggal mereka bertiga dan mengejar jean dari belakang Sambil berkata "semangat yak devan".
Karin dan rafael hanya tertawa kecil melihat sahabatnya di tolak secara live."Sudah-sudah van kita pulang aja dari pada kita tambah malu disini", ajak rafael dan di iyakan oleh devan dan karin. "Lagian lo van bisa-bisanya lo nyatakan cinta di tempat kaya gini?", tanya karin sambil berjalan. "Yah mau gimana lagi untuk ketemu sama bu jean aja susah, nomer w aja di blok sama dia dan semua akun sosmed w juga", ucap devan dengan sedih. "Sedih banget jadi lo van", ucap karin datar sambil berjalan mendahului devan dan rafael.Lalu mereka bertiga pergi meninggalkan mall itu untuk pulang.
Disisi lain jean dan thania membayar belanjaan yang sudah mereka pilih dari tadi ke kasir.
"Thania w sebel banget tadi sama si devan bikin mood w ilang aja" kata jean. "Haha....tania tertawa, "tapi w akuin tu anak berani juga yak ngakuin cinta kaya tadi di liatin orang-orang". "Entahlah w juga gak abis pikir sama dia, udah w tolak dengan halus dan cara kasar tetap aja gak jarah pusing w memikirkannya, berasa ngajar 3 tahun kaya di teror", ucap jean males.
"Udahlah pusing w memikirkannya, mending kita pulang aja kayanya tenaga w abis tadi ngadepin si devan padahal cuma ngomong sebentar sama tuh anak", ajak jean kepada thania meninggalkan mall itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments