corvin castle

Semilir angin musim semi seakan hilang terbawa sebuah kejadian tragis yang menimpa Lumina.

Pagi itu di kastil corvin, Philips yang baru mendapat kabar akan kematian istrinya langsung terduduk lemas, setetes bulir bening merembes di pipinya hingga menjadi sebuah tangisan yang cukup menyayat, sebuah ketakutan yang selama ini ia jaga akhir nya terjadi juga.

Ia menyayangkan akan permintaan sang istri yang tak kunjung ia penuhi, di sisi lain ia juga takut akan perjanjian dengan tuannya. Setelah beberapa waktu ia meluapkan kesedihannya, ia baru teringat akan Lumina, gadis kecil putri sematawayangnya. Ia segera bangkit dan berpamitan kepada Nancy kepala pelayan di istana itu. Tetapi belum sempat Philips beranjak dari istana itu, ia di kagetkan dengan sebuah penampakan Tuan nya Sir Louis baru saja turun dari kereta kudanya, dan yang lebih mencengangkan lagi ia membawa serta putri kecilnya yang tengah terlelap dalam gendongan nya.

Karena tak ingin merepotkan tuannya, ia segera beranjak berlari menghampiri dengan langkah yang tergopoh gopoh dan nafas yang sedikit sesak karena faktor usia.

"Tuanku."

Louis yang paham akan hal itu langsung menyerahkan gadis kecil itu ke tangan Philips.

"Kau sudah mendengarnya?" belum sempat Philips menjawab pertanyaan tuannya, Louis lebih dulu berbicara.

"Istrimu sudah di makamkan, kau tidak perlu melihatnya lagi, dan kau bisa merawat putri mu di istana ku" Louis bermaksud hanya tak ingin masalah ini berkepanjangan, ia pun menutupi siapa pelaku pembunuh istrinya.

Philips yang mendengar itu pun merasa begitu menyesal karena tak bisa melihat istrinya yg terakhir kali.

"Taapi tuan, bisakah anda memberi tahu di mana tepat nya makam istri saya?" Ia bertanya dengan lirih serta was-was karena tak pernah sekalipun ia menyela perkataan tuan nya.

Louis yang mendengar itu hanya menatap dengan tatapan datar, " Istrimu ku makamkan di pemakan desa Biertan, kau bisa mencarinya disana. Tapi kau hanya bisa melihatnya saat waktu liburmu tiba.

"Tentu tuan ku" Philips hanya mengangguk meskipun ia masih menyimpan penyesalan karena tak bisa langsung menemui jasad istrinya.

Hari demi hari Philips lewati dengan seperti biasa, hanya saja sekarang ia bisa bekerja sekaligus mengurus putri kecil nya. Sering kali Lumina menangis menahan rindu akan ibunya, Lumina sering merenung menyesali perlakuannya yang tak menurut apa kata Elena. Jika saja malam itu ia tak membuka jendela, mungkin kejadian naas itu tak akan pernah terjadi. Setetes bulir bening merembes di pipi merahnya. Nancy yang saat itu berada tak jauh darinya langsung menghampiri dan menangkup pipi bulat gadis itu.

"Lumina jangan menangis lagi" ia berkata dengan lirih dan rasa kasihan pada gadis kecil di depannya.

"kau sudah cukup sering menangis sayang, jika kau menangis terus menerus, bibi yakin ibumu di surga akan merasa sedih dengan keadaan mu yang sekarang. Tersenyumlah Lumina, bantu papa mu dengan senyumanmu, dari pada kau menangis lebih baik berdoa bukan."

Lumina yang mendengar itu pun menatap nancy dengan berkaca kaca.

"Aku hanya rindu mama ku bibi, andai saat itu aku mendengarkan perkataannya, mama tak akan pergi secepat ini" ia mejawab dengan masih terisak.

Nancy yang tak ingin kesedihan gadis itu berkepanjangan segera berdiri dan beranjak menarik lembut tangan gadis itu.

"Lumina dari pada kau terus menangis dan membuat khawatir ayahmu, bagaimana jika kau membatu bibi membuat roti manis?"

Lumina yang mendengar itu seketika teralihkan, ia menyeka air matanya dan sedikit antusias bertanya pada bibi Nancy.

"Bibi bukankah di sini tidak boleh memasak roti manis, bukannya tuan louis tidak memperbolehkan itu" Ia bertanya dengan bibir merah mungilnya serta pipi yang berseri.

"Memang tidak boleh sayang, tapi pengecualian untuk hari. Sir Louis sedang pergi untuk waktu yang cukup lama, dan kurasa melanggar sedikit aturannya saat dia tidak ada bukan masalah besar" Nancy berbicara stengah berbisik dengan ekspresi yang sedikit lucu.

Lumina yang mendengar itu pun langsung menutup mulutnya dengan tawa lirih serta menganggukkan kepala. Merasa Lumina telah teralihkan, mereka melakukan aktifitas dengan riang.

Lumina setiap hari tidur bersama Nancy, kadang ia juga tidur dengan beberapa pelayan yang ada di istana itu. Istana itu tergolong cukup luas, ada 42 kamar termasuk kamar tuannya. Tetapi pelayan di istana itu hanya beberapa Orang mungkin jika di hitung hanya ada sekitar 12 orang di istana itu termasuk dirinya. Tuannya Sir Louis tidak menyukai keramaian ia lebih suka suasana yang sunyi dan sedikit mencekam menurutnya. Saat tuannya baru datang hanya beberapa pelayan yang di perbolehkan menampakkan diri.

Semenjak kejadian malam tragis itu, Lumina tak pernah bertemu atau berpapasan langsung dengan tuannya, ia mungkin hanya melihat Louis dari kejauhan saat ia pergi ataupun mengintip saat pria itu datang.

Ia sering bertanya pada ayahnya dan juga Nancy, apa yang di lakukan tuan nya dan seperti apa dia, tetapi baik Nancy mau pun Philips hanya menjawab bahwa tuannya adalah orang yang sibuk dan sering bepergian.

Samar-samar ia tak begitu ingat jelas bagaimana rupa dari tuannya tersebut. Sampai ia ingat akan sebuah buku pemberian ayahnya yang di dapat dari perpustakaan istana. Dengan antusias ia membuka lembar demi lembar sampai berhenti pada lembar yg menampilkan wajah tuannya, ia memiliki rambut panjang perak dengan tatapan tajam yg mengintimidasi. Jika di ingat itu memang ekspresi yang sama saat pertemuan pertama mereka.

Nancy yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampiri dan beranjak masuk ke dalam selimut.

"Apa yang sedang kau baca Lumina ?"

"Aku hanya sedang membaca buku silsilah keluarga istana bibi" Lumina menutup bukunya dan beringsut kedalam pelukan Nancy. Ia merindukan ibunya, dengan memeluk Nancy rasa rindu akan pelukan hangat seorang ibu sedikit terobati.

Nancy yang sudah paham dan mulai terbiasa memeluk dan merawat gadis itu dg sepenuh hati seperti putrinya sendiri. Ia ingat bagaimana dulu putrinya juga seperti ini. Kejadian yang menimpa ibu Lumina juga terjadi pada putrinya. Sudah menjadi rahasia umum jika mahluk itu memang ada, Rumania dengan segala misteri dan cerita mitologi nya memang benar ada.

Di rungan lain, Louis yang baru saja tiba memanggil Philips ke ruangannya.

"Permisi tuan."

"Masuklah Philips."

"Bagaimana perkembangan di desa, apakah mereka masih membicarakan wabah itu?"

"Sudah tidak tuan, setelah beberapa waktu tidak ada warga yang meninggal, mereka beranggapan bahwa wabah itu sudah hilang. mereka mulai melakukan rutinitas mereka dengen normal" Philips berkata sambil menunduk tak berani menatap tuannya langsung.

Louis yang mendengar itu hanya memasang wajah datar tanpa ada rasa tertarik sedikit pun akan hal itu.

"Kau melakukan tugasmu dengan baik Philips, pergilah."

Sebelum Philips berhasil berhasil keluar dr ruangan tersebut, perkataan tuannya menghentikan langkahnya.

"Bagaimana dengan putrimu Philips?" Ia bertanya tanpa sedikit pun menoleh.

"Dia baik tuan, dia tumbuh dengan baik di sini. ia menjawab dengan intonasi sedikit bergetar, ia tak pernah mendapat pertanyaan akan putrinya dari tuannya sebelumnya.

Louis yg menangkap sedikit ketakutan tersebut mengangkat sedikit sisi bibir nya ke atas.

"Kau tau semua orang yang ada disini memiliki perjanjian masing masing, dan semua itu tidak ada yg cuma-cuma, kau tau betul apa maksud ku Philips."

Philips yang sudah paham betul akan hal tersebut, menimpali nya dengan sopan.

"Tentu tuanku, tapi berikan waktu sampai Lumina beranjak dewasa dan paham betul akan perjanjian itu."

Louis menimpali dengan anggukan, setalah itu Philips langsung beranjak pergi dari ruangan itu. Entah apa yang harus ia lakukan dan penebusan apa yang pantas untuk menukar kebebasan putrinya dari tempat terkutuk itu.

Sir Louis Alexander Abraham

Lumina Cathleen

Terpopuler

Comments

Widi Widurai

Widi Widurai

bego si jd bocah

2024-06-25

0

Mom La - La

Mom La - La

hadir kk..

2023-04-05

1

🐬🦂⃟ʝᷤɦᷤαᷫℓµƶɦεͫɳͬ🐬

🐬🦂⃟ʝᷤɦᷤαᷫℓµƶɦεͫɳͬ🐬

perjuangan orangtua demi buah hati...meski pahit dan getir

2023-04-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!