"Nina Nafisah binti Jauhar, mulai hari ini saya talak kamu!"
Nina yang baru keluar dari kamar mandi usai membersihkan diri setelah pergumulan panas mereka, kaget tanpa alasan yang diketahuinya, tiba-tiba suaminya, Soni, menalak dirinya.
Bahkan air dari rambutnya masih menetes membasahi kimono mandi yang dia kenakan.
"Tapi kenapa, bang? Apa salah, aku?"
Nina menatap suaminya dengan wajah bingung, tidak ada air mata menetes dari matanya.
"Karena aku... karena hingga saat ini, aku tak mencintai kamu, aku tidak ingin seumur hidup menghabiskan waktu, hidup dengan wanita yang tidak aku cintai."
Soni mengalihkan padangannya setelah mengatakan alasan yang bukan sebenarnya. Dia tak sanggup menatap mata bening milik istrinya.
Nina menatap suaminya dengan tatapan nanar, dia tak pernah menyangka laki-laki yang menjadi suaminya akan senaif ini memberikan alasan.
"Cinta," guman Nina pelan.
"Lalu apa artinya percintaan kita semalam? kalau tidak cinta, untuk apa abang meminta hak bahkan sejak malam pertama kita menikah?" tanya Nina sarkas.
"Itu karena sudah menjadi hak aku dan kewajiban kamu untuk melayaniku. Laki-laki bisa melakukannya tanpa cinta. Kamu sudah aku nikahi secara sah, aku bahkan memberikan mas kawin besar saat menikahimu dan selama ini, aku juga memberikan uang nafkah yang cukup."
Nina merasa terhina mendengar perkataan suaminya, seolah dia wanita murahan, wanita bayaran yang tak punya harga diri, yang dibayar suaminya untuk melayani di atas tempat tidur.
Sesak di hati Nina dia pendam sendiri, pantang untuk Nina menangis dihadapan laki-laki yang sudah merendahkannya. Nina juga tidak akan memohon, mengemis cinta pada laki-laki dihadapannya, untuk sekedar mempertahankan rumah tangga mereka.
Sesaat Nina memejamkan matanya, meraup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya kasar. Dia menatap suaminya tajam, seketika rasa hormat pada laki-laki yang sudah di anggapnya kakak, berubah jadi benci.
"Baiklah, bang. Aku terima talak ini. Segera lah daftarkan perceraian kita, aku ingin status yang jelas, agar aku bisa menata hidupku kembali, lepas dari pernikahan yang tak aku inginkan juga!"
Perkataan tenang Nina justru menyentak sudut hati Soni. Dia tidak menyangka Nina akan semudah itu menerima perceraian mereka, awalnya dia berharap Nina akan menangis, dan mengiba padanya untuk mempertahankan rumah tangga mereka, apalagi Nina sudah tak punya siapa-siapa lagi.
"Baiklah, akan aku urus gugatannya hari ini juga," ucap Soni sambil berlalu ke kamar mandi.
Sepeninggalan Soni, air mata menitik dari sudut matanya. Hanya setitik, yang langsung diusap kasar olehnya. Nina menguatkan hatinya, dia tak boleh lemah, untuk apa mempertahankan laki-laki tak setia seperti Soni.
Selama ini, Nina memilih diam, menutup mata, menulikan telinganya, dia tahu, jika suaminya sudah menduakannya. Dan alasan suaminya menceraikannya pasti karena Soni sudah membuat pilihan, memilih wanita selingkuhannya.
Saat Soni keluar dari kamar mandi, sudah tidak ada Nina di dalam kamarnya. Tempat tidur sudah rapi, tapi terasa ada yang kurang di sana, setelah berusaha mengingat, Soni baru sadar, jika di atas tempat tidurnya tidak ada baju kerja yang biasa disiapkan Nina untuknya.
Apa Nina mulai menjalankan perannya sebagai seorang mantan? Tak ingin menghabiskan waktu dengan memikirkan hal tak penting, Soni segera membuka lemarinya. Namun sekali lagi dia dibuat bingung memilih baju yang akan dia pakai ke toko.
Padahal dulu sebelum menikah dengan Nina, Soni menyiapkan keperluan pribadinya sendiri, tapi hanya dalam waktu delapan bulan saja, dia seolah lupa caranya mengurus diri sendiri.
Soni keluar kamarnya, dia menemukan Nina duduk di meja makan, Soni sedikit lega, Nina tak pergi dari rumah ini. Tapi memang Nina mau kemana, dia tak punya sanak saudara di kota ini.
Soni duduk berhadapan dengan Nina, namun saat melihat meja makan yang bersih tak ada sajian untuk sarapan. Padahal biasanya, saat dia keluar kamar Nina sudah menyiapkan sarapan untuknya sebelum berangkat ke toko.
"Ada yang mau aku bicarakan!" Nina berucap tenang.
Soni yang hendak beranjak, kembali mendudukan dirinya di kursi.
"Silahkan!"
"Aku tidak akan mempersulit jalannya sidang, selama proses itu berlangsung, aku akan tinggal di sini, hingga akta cerai keluar, setelah itu aku akan keluar dari rumah ini."
Soni mengangguk.
"Kamu tinggal saja di sini, biar aku yang keluar dari rumah ini. Ini rumah kamu juga."
Nina diam tidak menanggapi ucapan calon mantan suaminya.
"Apa ada lagi yang ingin di sampaikan?"
"Aku ingin nafkah iddah diberikan setelah akta cerai keluar sekaligus?"
Soni kaget mendengar permintaan Nina, setahunya Nina bukan wanita matre.
"Kenapa?"
"Itu sudah kewajiban, abang, memberi nafkah iddah untuk aku."
"Kenapa minta diberikan sekaligus?"
"Karena setelah akta cerai keluar, aku tak ingin ada interaksi apapun antara kita!"
Perkataan Nina kembali menyentakan hati Soni. Setelah mengatakan ingin terlepas dari pernikahan yang tidak diinginkannya juga sekarang, Nina mengatakan tidak ingin berhubungan lagi dengannya setelah bercerai.
Entah mengapa, tapi sebenarnya, Soni merasa sedih, apakah itu artinya, Nina tidak pernah mencintainya?
Gadis muda yang sebentar lagi menjadi mantan istrinya, menjelma jadi wanita yang tak dia kenali. Kemana perginya adik kecilnya? apa efek perceraian akan mengubah hubungan mereka menjadi dua orang yang tak saling mengenal.
"Baik, semua akan aku kabulkan!"
Setelah mengatakan itu, Soni pergi dengan membanting pintu, sehingga menimbulkan bunyi keras yang membuat Nina menjengit karena kaget. Entah kenapa, tapi tiba-tiba, Soni merasa emosinya muncul memikirkan bahwa Nina tak pernah mencintainya.
Seiring kepergian Soni, luruh juga air mata yang sejak tadi Nina tahan dengan sekuat tenaga, bahkan saat berbicara, Nina berusaha menormalkan nada suaranya agar tidak bergetar. Perbuatan Soni kepadanya telah menjatuhkan harga dirinya, sebagai seorang wanita dan istri sah.
Nina berjanji, air mata yang keluar saat ini, akan menjadi air mata terakhir untuk suaminya. Dia menangisi laki-laki yang sebentar lagi akan bergelar mantan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Lina Maulina18
kapok kmu mk nya klo ngmng jgn asal nyablak tanpa d saring dulu giliran dah d benerin br nyaho kmu
2023-06-10
0
Esther Lestari
bagus Nina....spy Soni sadar dgn apa yg dialakukan adalah salah.
jgn mau kalo diajak balik
2023-01-04
1
Santi
Kuat banget kamu, Nina
salut aku
2023-01-04
0