Ristan kembali ke rumah miliknya tepat pada pukul sebelas malam. Ristan masih menyempatkan diri untuk melihat Jasmine. Ristan membuka pintu kamar Jasmine secara perlahan dan dirinya berjalan menuju ke arah Jasmine yang tengah tidur pulas.
Ristan menyingkirkan rambut Jasmine yang menutupi wajah Jasmine. Sekarang Ristan dapat melihat jelas wajah Jasmine dan Ristan tersenyum dengan sendirinya. Ristan menyelimuti tubuh Jasmine dan dirinya segera keluar dari kamar tersebut.
Keesokan harinya, Ristan bangun lebih awal dan sudah berada di ruang makan menuggu Jasmine.
"Hai, Ristan selamat pagi" Sapa Jasmine tersenyum manis melihat wajah Ristan dan segera duduk
"Lif. Tolong berikan surat wasiat itu kepada Jasmine agar dirinya tahu!" Perintah Ristan
"Surat wasiat" Ucap Jasmine menautkan kedua alis miliknya dan segera membacanya dengan seksama saat surat itu sudah berada di hadapannya
Jasmine tertawa terbahak-bahak setelah membaca surat wasiat itu.
"Apa ada yang lucu?" Tanya Ristan menghentikan makannya
"Apa aku akan tertipu oleh selembar surat wasiat konyol ini?" Tanya Jasmine segera berdiri dan membuang kertas itu ke wajah Ristan
"Nona. Sebaiknya Anda lebih sopan kepada Tuan Ristan" Jawab Alif begitu tegas
"stt. Aku tidak apa-apa" Ucap Ristan sembari memejamkan kedua mata miliknya dan menghela nafas
Sedangkan Alif mengambil surat wasiat itu dan menyimpannya kembali.
"Aku tidak percaya. Bisa-bisanya Ayah ku menitipkan diriku kepada mu. Apa kalian pikir aku ini anak kecil. Hello... Aku sudah anak SMA Ristan dan aku bisa mengurus diriku sendiri. Jangan pedulikan soal surat wasiat itu" Ucap Jasmine segera pergi meninggalkan Ristan yang masih duduk termenung
Jasmine berlari menuju ke tempat parkir dan dirinya langsung menaiki salah satu mobil milik Ristan.
Para pengawal itu terus berteriak mengejar mobil yang dikendarai Jasmine. Sedangkan Jasmine tertawa terbahak-bahak melihat mereka dari kaca spion sembari melambaikan tangan miliknya.
Ristan berlari menuju ke luar rumah setelah mendengar suara keributan.
"Ada apa?" Tanya Ristan kepada pengawalnya
"Nona Jasmine pergi dan menyetir sendiri" Jawab Danu dengan segera
"Sial. Kenapa kalian semua tidak bisa mencegahnya" Bentak Ristan marah
"Maaf Tuan" Ucap Danu menundukkan kepala
"Aku akan mengejar Jasmine, Tuan" Sambung Alif yang berada di samping Ristan
"Tidak perlu biarkan dia bebas. Setelah itu aku akan memberikan Jasmine pelajaran" Ucap Ristan tersenyum licik
Sesampainya di sekolah Jasmine membunyikan klakson mobil milik saat berpapasan dengan Vita dan juga Syifa.
"Jasmine" Teriak Vita dengan mata melotot dan segera berlari mengikuti mobil itu
Jasmine tertawa terbahak-bahak saat dirinya keluar dari dalam mobil dan menghirup udara segera.
"Jasmine. Apakah dirimu Jasmine Noir sahabat kebanggaan ku?" Tanya Vita menepuk kedua pipi miliknya dan tidak percaya
"Aku senang melihat dirimu tersenyum kembali" Sambung Syifa segera menghamburkan pelukannya kepada Jasmine
Mereka bertiga segera masuk ke dalam kelas dan pada saat pulang sekolah. Kini Jasmine mengajak mereka pergi ke salah satu pusat perbelanjaan. Jasmine membeli pakaian baru untuk dirinya. Bahkan dirinya mentraktir makan siang Vita dan Syifa.
"Huh. Rasanya aku ingin seperti dirimu yang memiliki segalanya dan bisa membeli ini itu" Ucap Syifa begitu lirih dan menundukkan kepala
"Jasmine" Panggil Darren menghampiri Jasmine yang tengah duduk bersama kedua sahabatnya
"Hai, Sayang apa kabar?" Tanya Jasmine segera berdiri dan memeluk Darren
"Maafkan aku. Aku tidak bisa datang di pemakaman kedua orang tua mu" Ucap Darren menundukkan kepala
"Aduh Sayang. Kenapa kau masih memikirkan hal itu. Ayo, duduklah dan kita makan bersama!" Ajak Jasmine menarik tangan Darren agar duduk di kursi samping dirinya
"Apa kau tidak marah kepada ku?" Tanya Darren yang masih merasa bersalah
"Tidak. Tapi, ngomong-ngomong kenapa kau bisa berada di sini?" Tanya Jasmine menautkan kedua alis miliknya
"Aku ingin membeli kue kering untuk Ibuku. Tanpa sengaja aku melihat dirimu, jadi aku putuskan untuk menyapamu" Jawab Darren tersenyum manis melihat ke arah wajah Jasmine
"Begitu ya. Cepat pesan makanan dan tenang aku yang akan membayarnya" Ucap Jasmine sedikit tertawa
Setelah selesai makan mereka berencana pergi nonton ke bioskop. Darren menggenggam tangan Jasmine dan mereka berjalan beriringan.
"Kau akan pergi ke mana?" Tanya Ristan yang sudah berada di belakang mereka
"Ristan" Jawab Jasmine menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah wajah Ristan
"Ayo, pulang!" Ajak Ristan menarik tangan Jasmine
"Lepas. Aku tidak ingin pulang bersamamu" Ucap Jasmine memberontak
"Lepaskan" Ucap Darren menarik lengan Jasmine dan membawanya ke dalam pelukannya
"Kau siapa?" Tanya Ristan menautkan kedua alis miliknya dan marah
"Aku pacarnya Jasmine. Kau sendiri siapa? Aku tidak mengenalmu" Ucap Darren membusungkan dadanya
"Dasar anak ingusan. Kau harus putus dengan Jasmine dan jangan pernah muncul di hadapan Jasmine. Kalau tidak..." Jawab Ristan terputus sembari menarik tangan Jasmine dan menggenggam begitu erat
"Kalau tidak apa? Sudahlah, Tan. Jangan pernah ikut campur soal hidup ku" Ucap Jasmine kesal
"Sebaiknya kalian pulang dan kerjakan pr dari guru kalian!" Perintah Ristan memelototi mereka
"Aduh Jas. Sebenarnya dia itu siapa mu, sih?" Tanya Vita yang ingin tahu
"Dia om-om mesum" Jawab Jasmine ceplas-ceplos
"Tutup mulut" Bentak Ristan marah
"Sebentar-sebentar. Sepertinya aku pernah melihat mu. Tapi, di mana ya" Ucap Vita menggaruk kepalanya sendiri yang tidak terasa gatal
Ristan segera pergi dan membawa Jasmine pulang.
"Jasmine jangan tinggalkan aku" Teriak Darren mengejar Jasmine. Namun dihalangi oleh para pengawal Ristan
"Ck, kalian ini. Kenapa menghalangi jalan ku" Ucap Darren kesal melihat kepergian Jasmine
"Sekarang aku sudah ingat siapa laki-laki itu" Teriak Vita begitu lantang
"Siapa?" Tanya Syifa terdiam
"Dia yang menjaga Jasmine selama pemakan kedua orang tua Jasmine" Jawab Vita menjelaskannya
"Oh berarti laki-laki itu. Pembantu atau semacam bawahan Ayah Jasmine" Ucap Syifa asal
"Benar juga ucapan mu" Jawab Vita tertawa dengan memukul lengan Syifa
Darren masih mendengarkan pembicaraan di antara mereka dan di detik berikutnya. Darren langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments