Hari itu, langit tampak cerah bersih berwarna biru. Setelah penat seharian menjalankan tugas sebagai abdi negara Andrian merebahkan tubuh kekarnya di ranjang tempat tidur rumah dinasnya.
Tiga minggu telah berlalu sejak ia resmi berpacaran dengan Vita, tak pernah bertemu kembali selain hanya hubungan lewat daring telfon ataupun panggilan vidio call.
Rasanya ingin sekali berjumpa dengan sang kekasih hati, malam ini ia kosong tak ada jadwal dinas begitu juga Vita tak ada jadwal penerbangan.
Tangan jemari pria itu mulai menari diatas gawai pintarnya,ia mengetikan beberapa kalimat dan di tujukan kepada nomor bernama sayang(Vita).
[Sayang...aku kangen... ]ia mengirimkan teks itu ke nomor whatsap Vita.
Tak butuh waktu lama Vita, di sebrang sana langsung membaca dan menjawab pesan singkat Andrian.
[Manja, aku juga kangen tau]balasnya lalu ia kirimkan ke nomor Andrian.
[Aku off flight,sayang]tambah teks lagi dan dikirimkan.
"Yes"batin Andrian bersorak.
[Ketemuan yuk]
[Ke pantai,kayaknya asyik]
Vita lalu membalas.
[Tapi agak lumayan jauh.]
[Kalau, pulangnya kemalaman aku ga bisa sayang.]
[Besok siang ada jadwal fligth ke luar negri]
Andrian membaca dan membalas pesan dari pujaan hatinya.
[Ke luar negri?]
[Bakal lama ditinggal dong]
[Nahan kangen lagi]emotion sedih.
Vita membalas singkat sudut bibir indahnya tersenyum.
[Ngak lama, cuma sebentar kok.]
[Aku tunggu ya.]
[Ok,aku otw sayang]emotion love dan ia kirimkan.
"Yes, akhirnya ketemu susah banget sih mau ketemu.Siksa banget jadi pacaran sama pramugari, udah dinasku juga ketat padat.Tiap hari latihan terbang juga,tapi ngak apa-apa kerjaan ini pilihan aku sendiri."ujarnya dalam hati.
Lalu ia segera siap - siap berganti baju karena sudah mandi.Tak lupa ia menyemprotkan parfum beraroma apel, kesukaan Vita.Setelah selesai Andrian keluar dari rumah dinasnya, tiba - tiba teman seprofesinya menepuk punggung Andrian keras seraya meledek Andrian.
"Ceiileh, rapih amat ....wihh wangi mau ngapel ya calon letnan hehehe, " ledek Herman mencium parfum teman seprofesinya.
"Ck....ngak,ngopi keluar bentar,"ucap Andrian menipu Herman yang sok kepo.
" Preeeet...apel ke mbak pramugari itukan hahahahaha,"gelak Herman keras tebakannya tidak meleset.
Andrian senyum malu.
"Sok T" singkatnya.
"Perjuangin bro, kalau dia beneran suka sama kamu.Susah cari yang beneran sayang Ndri," ujar Herman setengah menasehati.
"Hehehe.... tau aja kamu bro kalau aku jadian sama dia.Iya do'ain aku ke pelaminan.udah dulu ya aku mau otw," pungkas Andrian lalu meninggalkan Herman yang duduk di teras rumah sambil membawa gitar.
Pria itu memacu MOGE miliknya, yang di beli dari hasil kerja keras membantu sang ayah ketika belum menjadi angkatan Militer Udara.Ayahnya mempunyai bisnis minyak kelapa sawit terbesar di Asia tenggara, namun Andrian lebih memilih untuk menjadi abdi negara.
Motor melaju kencang membelah jalanan kota Yogyakarta,setelah duapuluh menit di perjalanan kini motor yang Andrian tumpangi telah berhenti di halaman rumah Vita, tampak lelaki bertubuh gembul sedang berada di halaman bersama anak laki - lakinya.Dia adalah Edi Indira kakak pertama Vita dan Arsenio keponakan Vita.
"Selamat sore mas, Edi" sapa Andrian sopan setelah turun dari motor, dan melepas helmetnya.
"Iya sore, cari siapa ya?" selidik Edi yang memang belum kenal pria muda di hadapanya ini.
"Oh, perkenalkan k Andrian.Teman dekat mbak Vita, Vita sudah cerita kalau mas adalah kakanya," papar Andrian menjabat tangan pria yang menggendong anaknya itu.
"Walah,kamu Andri yang ngekost di dekat pangkalan itukan.Kamu keponakan mbak Astuti,udah besar kamu sekarang pangling.dulu waktu aku di dinasin ke Pontianak kamu masih kecil baru SMP, dan adik perempuanmu masih SD," ujar Edi pangjang mengenang memory kala ia berdinas di Kalimantan.
"Maaf, saya lupa.Tapi udah pindah mas sekarang udah dapat rumah dinas," ungkap Andrian merasa bersyukur.
Beberapa menit kemudian Vita muncul dengan menggunakan celana jins pendek selutut,dan kaos pantai di tutupi sweeter tipis pada bagian atas tubunnya.Dandanan gadis itu simple makeup yang ia bubuhkan di wajah tipis membuat dirinya semakin menawan.
Andrian melihat sekilas wajah sang kekasih,
"Astaga, benar - benar cantik untung aku garcep,"batinnya saat melihat Vita berjalan mendekatinya.
"Kalian mau keluar," Edi mengeluarkan suara lagi.
"Iya mas,bolehkan Andrian keluar sebentar sama Vita," ucap Andrian meminta Izin kakak Vita.
"Boleh, asalkan pulangnya jangan larut malam ya.Mau kemana sih?" selidik Edi.
"Mau kepantai mas, nyunset hmmm Vita pergi dulu ya.Dada Arsen mmmmuuuaaahhh," Vita memcium keponakannya dan berpamitan pada kakak lelakinya.
"Vita aku bawa dulu ya mas," Pinta Andrian lagi.
"Oke, ingat jangan pulang larut.Takutnya ibu kawatir," ucap Edi.
Dua pemuda pemudi itu menggangukan kepala, kemudian meninggalkan Edi yang menggendong anaknya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam di atas motor,tangan Vita merangkul Andrian erat.Membuat hati pria itu berbunga - bunga saja, terkadang mata elang Andrian melirik wajah ayu Vita lewat kaca spion motor.Saat berhenti di perempatan lampu merah berhenti dan mencoba memegang tangan Vita.Setelah itu melanjutkan perjalanan lagi.
Tiga puluh menit kemudian sampai pada pantai Parangtritis,ujung kota Yogyakarta.sesampainya di pantai mereka mengisi perut sejenak, setelah itu pergi berjalan hingga keujung pantai.
Sinar surya akan tenggelam sesaat lagi.Cahaya kini berubah menjadi oranye, kaki dua sejoli itu terhenti sejenak menikmati suasana senja di sore hari. Vita mencoba mendekati air laut di pinggiran rasa sejuk menerpa kaki gadis itu.
"sayang, fotoin dong." pinta Vita.
"oke, ga udah pakek efect ya." jawab Andrian menggambil handphone dari sakunya dan mulai memfoto Vita.
Gadis itu bergaya di depan kamera handphone kekasihnya, sudah seperti model saja dia pandai bergaya. Wajah cantik serta body sexy penompang penampilan wanita itu. Vita Indira sempurna bak bidadari yang turun dari angkasa.
"lagi, lagi dong." kata Andrian berulang, menyuruh Vita agar lebih bergaya.
"ih, udah lah. Sini sama kamu," ajaknya.
Andrian mendekati Vita, merekapun berfoto bersama membelakangai pantai yang berukuran panjang di ujung selatan kota Yogyakarta itu.
Senja semakin menghias bumi, terlihat pada laut yang tak berujung raja dunia akan tenggelam di telan bumi. Sinar orannye semakin berwarna cerah, seperti pasangan dua sejoli yang sedang merajut kasih di tepi pantai.
"hmmm.... Coba, kita ada waktu bersama kayak gini terus." ujar Andrian ketika mereka berdua berjalan menyusuri pantai.
"seandainya, yah karena pekerjaan jadinya kita terpisah oleh waktu." balas Vita.
Pria tampan, gagah di samping Vita itu memeluknya erat dan berhenti di pojok pantai. Tepat berada pada pohon cemara, disana hanya remang - remang kedua pasangan kekasih itu tak nampak lagi hilang di tengah pepohonan cemara pantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments