Bab 3. Menunggu Andrian

Hari - hari Vita menjalani rutinitas seperti biasanya, bekerja terbang dari sini kesana hingga jam terbangpun padat.Disaat sela segala aktivitasnya Vita terkadang ingat kata - kata sang ibu, jika beliau sudah menginkan tambah menantu lagi. Sesaat terlintas wajah tampan Andrian di benaknya yang selama ini dekat dengannya selama ini.

Sudah dua bulan sejak pertemuaanya dengan Andrian mereka saling menyapa lewat jejaring sosial whatshap, terkadang Andrian memberanikan diri melakukan panggilan vidio call.Dua pemuda pemudi itu saling bertukar cerita tentang perjalanan hidupnya,hati Vita setiap menerima chat atau panggilan telfon dari Andrian jadi berbunga - bunga seperti jatuh cinta.Begitu pula dengan Andrian memang sudah jatuh cinta pada Vita sejak pandangan pertama.

Kala itu saat sedang jam istirahat kosong di penerbangan Vita mendapat sebuah pesan dari Andrian.

Nut.... Nut....! notifikasi gawai Vita.

Tangannya mengambil benda pipih kotak di saku seragam kerjanya.senyum di sudut bibir Vita merekah setelah membaca pesan di applikasi whatsap.

"Andrian!"batin Vita seraya duduk di kursi pesawat paling belakang,Saat keadaan pesawat akan bertukar jadwal terbang.

[Vita, apa kabar?]

[Baru apa? ]

isi chat dari Andrian di sebrang sana.

Ia tersenyum lagi, seperti orang kasmaran. Lalu membalas pesan singkat dari Andrian yang membuatnya jadi seperti orang gila tersenyum sendiri.

[Lagi istirahat, ganti jadwal terbang ke Papua.]

[Kamu lagi sibuk ya Ndri]

Andrian di sebrang sana mengetikan kata - kata lalu pesan sampai ke nomor Vita.

[Aku latihan terbang Vit,]

[Masih takut ketinggian]

[Deg....deg....Kan nih, kaya liat bidadari kayangan]belakang kalimat di bubuhkan emotion tertawa.

Vita tersenyum lagi membaca pesan itu, lalu membalasnya kembali.

[Cie... pak pilot tempur liat bidadari]

[Kapten pesawat tempur, ga boleh takut ketinggian gimana kalau di tugasin perang nanti].

Balas Vita tanpa emotion tertawa atauoun senyum,hatinya malah ciut karena di kalimat Andrian yang pertama melihat bidadari seakan dia curhat bertemu sang kekasih hati.

[Bidadarinya,lagi senyum sama aku ]

[Yang baca teks, whatsapku ini]emotion senyum.

[Vita....]

Andrian mengetik kata - kata lagi.

[Aku boleh ketemu kamu, pas offday nanti]emotion memohon.

Jemari Vita mulai mengetik kata- kata lagi.senyumnya semakin merekah rasanya ia ingin lonjak - lonjak didalam pesawat itu juga.

[Ketemu? ]

[mau ngapain? ]

Andrian mengetikan kata - kata lagi dan di kirim ke nomor Vita.

[Ga boleh ya.]

[Mau ngomongin sesuatu sama kamu]

[Sekalian kenal juga sama orang tua kamu]

[Itupun, kalau kamu berkenan]

Deg....deg....! Jantung Vita berdetak, tak percaya membaca teks di whatsapnya.

Dia jadi salah tingkah, bingung mau di balas apa pesan Andrian.Lalu ia memcoba membuat ucapan yang ada di benaknya.

[Maksudnya apa? ]

[Mau ketemu ibuku juga?]

Di sebrang Andrian mengetik lagi lalu ....

[Aku, mau kenal lebih serius dari pertemanan kita]

[Maaf kalau aku lancang]

Vita tak membalas lagi hanya membaca dan meresapinya.

"ngak, dia cuma bercanda paling.mana mungkin cowok setampan dia suka sama aku yang judes gini,"kelit vita dalam hati.

"Hayooo.... hahaha.... ternyata ada yang PDKT sama pak tentara nih," gelak Asanti yang bediri di belakang kursi tempat Vita duduk, ia sengaja membaca seluruh percakapan sahabatnya.

"Apaan sih,kepo banget deh Asantroot hiiiiih, "ujar Vita seraya memasukan handphone di sakunya kembali.

"Hahaha...semoga kalian jodoh deh,eh mau di lamar kamu Vit.malah cepet jodoh kamu tuh," serobot Asanti lagi.

"Nggak tahu San,hmmmm....do'a in aja ya" ucap Vita.

"Iya deh, "Asanti mengacungkan jempol tangan.

"Kamu seneng ngak, kenal sama dia kayaknya dia baik deh Vit.sssstttt ngak kaya kapten Anggara, " cetus Asanti pelan.

"Ssssttt.... Jangan keras - keras, takut kru yang lain dengar," bisik Vita jari telunjuknya di letakan pada bibir manis miliknya.

"Lagian kamu, PHPin Anggara kenapa sih dia ganteng juga tapi agak playboy sih," kata Asanti masih pelan.

"Males,dia bukan tipe aku kalau mas kapten pilot tempur itu buat aku klepek - klepek As," ungkap Vita tersungging senyuman.

"Hehehe...aku seneng akhirnya sahabatku ini, jatuh cinta" Asanti terkekeh tulus.

"Eh, btw si Nita ga satu shift lagi sama kita?" alih Vita bertanya dimana Nita.

"Kurang tahu, whatsapnya ga aktif akhir - akhir ini.Kayaknya dia keluar deh," ujar Asanti.

"Ih.... apa ngak sayang sih, kalau keluar dari kerjaan bergensi kek gini," kata Vita berpendapat.

"Auk deh Vit," Asanti mengankat dua pundak dan kedua tanganya ke samping kanan dan kiri.

Waktu semakin berlalu sejak Vita bercerita pada Asanti tentang perasaannya ke Andrian hatinya sedikit lega, karena beban rasa di benaknya yang di pendam terkuak sedikit dan merasa lega jika bercerita ke sahabatnya.

Siang itu Vita tidak ada jadwal terbang, ia hanya sibuk membantu sang ibu membereskan rumah.setelah pekerjaan rutinitas rumah selesai ia duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan gawainya.

Ada beberapa notifikasi mulai masuk ke gawainya ia memeriksa dengan jari jemari lentik miliknya.

Nut....Nut....! suara notifikasi pesan singkat.

"Andrian lagi,"desis Vita dalam hati.

\[Siang Vita,\]isi ucapan sederhana pesan singkat Andrian.

Buru - buru Vita membalas pesan ucapan itu , kemoceng yang ia masih pegang di tangannya dilemparkan begitu saja.hingga mengenai kepala mbak Susi kakak ipar Vita yang tengah berdiri pada ambang pintu.Susi hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah adik iparnya tak sepeti biasa.

"Vita, liat Arsen ngak?"suara mbak Susi menghentakkan Vita.

"Eh, mbak ada mbak Susi hehehe." kekehnya.

"Iya...kamu lempar - lempar kemoceng kenapa sih?liat Arsen ngak?" tanya Susi masih dari ambang pintu.

"Oh, tadi di ajak ibu ke pasar mbak.ngrengek pengen ikut mbah utinya tadi.mereka naik montor," papar Vita.

"Ya udah.mbak susul aja ke pasar sekalian bantu ibu jualan," kata Susi kemudian pergi meninggalkan Vita.

Vita melanjutkan chating dengan Andrian lagi.

\[Hari ini, aku ada waktu senggang boleh nggak kalau nanti malam aku main ke rumahmu?\]

\[Boleh nggak\]

isi pesan singkat Andrian langsung pada intinya, tak perlu menunggu lama Vita segera membalas pesan itu.

\[Boleh aja,\]

\[Masak main ke rumah temen nggak boleh hehehe\]

Balasnya seraya terkekeh.

\[Tunggu nanti malam ya, jam 7\]

\[ kamu lagi nggak on air kan? \]

Vita membalas lagi.

\[Ngak,aku lagi off day kok, main aja kesini Ndri\]

\[Tunggu aku ya,\]pungkas Andrian di pesan singkat itu.

Sore haripun telah tiba matahari sudah condong ke arah barat, warna raja dunia itu telah berubah menjadi jingga.bertanda malam akan segera datang menyelimuti dunia.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 6.45 menit, sejak dari tadi tidak ada notifikasi dari Andrian.Karena tadi dia akan datang kerumah untuk menemui Vita,

"Jadi kesini ngak sih," lirihnya sendiri di kamarnya.

"Udah, jam segini ga ngasih kabar lagi!masak aku chat duluan nggak ah malu," ujarnya lagi semakin gusar dan mondar mandir di dalam kamarnya.

"Kenapa aku jadi ilfil gini sih.Ihhh," imbuhnya lagi.

Terdengar sayup - sayup dari tempat ibadah umat islam mengumandangkan suara Azan, karena sekarang sudah tepat pukul 7.00 waktu masuk isya.Vitapun melaksanakan kewajibannya, setelah itu sang ibu mengetuk pintu kamarnya dan meminta Vita segera makan malam.

"Ayo, makan malam dulu nduk," perintah ibu dari luar kamar.

"Iya bu, bentar" sahutnya dari dalam bilik.

"Jadi laper nungguin orang huh...."batinnya.

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

kenapa suaranya mirip orang sakit kepala.

2022-12-13

0

Adila Ardani

Adila Ardani

ceritanya bagus

2022-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!