Bab 4. First kiss

••••

"Wah, kayaknya enak ini bu,"seru Vita melihat makanan yang tersaji di meja makan.

" Iya, pasti dong kan ibu nduk yang masak,"puji ibu Marlina sendiri.

Lalu Vita menarik kursi di meja makan dan duduk dengan ibunya menikmati masakan sayur lodeh, tempe goreng, dan ikan nila goreng.

"Mmmm, enak banget bu.Sayur lodeh ibu emang juara dunia,"girang Vita seraya mengunyah makanan dimulutnya.

" Kayak piala dunia aja to nduk, hehehehe,juara dunia"kekeh bu Marlina bahagia.

"Udah, cepet gek di habisin," perintah bu Marlina.

Ia, memang jarang makan bersama sang ibu karena sibuk dengan rutinitasnya.

Setelah selesai makan, seperti biasa Vita membantu ibunya membereskan meja makan.sisa makanan di letakan pada tempat khusus untuk di bagikan ke unggas, sesudah selesai dengan kesibukan bersih - bersihnya Vita dan bu Marlina duduk di depan ruang televisi mereka menikmati sinetron kesayangan bu Marlina.

Tak selang beberapa lama, dihalaman depan rumah terdengar suara gemuruh motor, agak membisingkan telinga kelihatannya motor besar.

"Siapa ya Vit, apa masmu Edi pulang larut.tapi kok suaranya kaya montor balap sih, mbok kamu lihat sana nduk,"perintah bu Marlina.

"Aduh, kayaknya itu Andrian deh.cepet juga ketemu alamat sini,"ujarnya dalam hati deg....deg.... ser jantungnya.Seperti akan dilamar saja.

"Nek, dikon wong tuo manut.Gek mangkat!"geram bu Marlina pada putrinya Vita.

(Disuruh, orang tua tidak nurut, sana berangkat).

" Paling, mas Edi bu,"sahut Vita.

"Masmu, gak kungkin parkir motor di depan rumah kita.Parkirnya ya di parkiran rumahnya,orang Edi juga ga pernah bawa montor kok" celoteh ibu.

Tak selang berapa lama pintu di ketuk oleh seseorang.

Tok....Tok....Tok....! Suara ketukan pintu.

"Tuhkan,kesini cepet sana bukakin," perintahnya lagi.

"Iya bu," ucap singkat Vita berdiri dan melangkah ke ruang tamu.

Rumah Vita memang besar bangunan jawa kuno.rumah limasan berjalan dari ruang tivi ke ruang tamu sekitar dua menit baru sampai.

Mata Vita mengintip dari balik tirai jendela, menerka siapahakah yang bertamu kerumahnya malam ini.

"Oh, tuhan Andrian jadi datang,"girangnya dalam hati.

Lalu ia membukakan pintu untuk Andrian.

"Permisi," salam Andrian bibir manisnya tersunging senyuman pada Vita.

"Iya, silahkan masuk," jawab Vita mempersilahkan tamunya malam itu.

"Aku, ganggu kamu ngak nih Vit,?" tanya Andrian seraya memasuki ruang tamu rumah sederhana Vita.

"Oh, nggak silahkan duduk, "ucap Vita lagi.

"Makasih,"Andrian duduk di sofa kayu,matanya melirik seluruh isi ruangan rumah Vita.

Mereka duduk saling berhadapan,pita suara keduanya tak mendengung Andrian jadi kikuk apa lagi Vita ia hanya tertunduk membisu.Namun tiba - tiba ibu Marlina keluar dari ruang tivi begitu saja, ingin melihat siapa yang datang.

"Ealah, ponakan ne mbak Astuti, Andri" seru bu Marlina pada Andrian.

"Selamat malam tante," sapa Andrian seraya berdiri menunduk menjabat tangan wanita setengah baya.

"Ternyata kalian berteman toh," imbuh Marlina semakin girang.

"Iya bu," jawab Andrian singkat namun sopan.

Mereka duduk kembali, bu Marlina menyenggol Vita.

"Buatin minuman sana," bisik bu Marlina memerintah Vita kesekian kali.

Vita menuruti perintah sang ibu, lalu ia berdiri dan menginggalkan Andrian.

"Eh, sssstttt....kalian temenan apa pacaran sih?" selidik bu Marlina pada Andrian yang duduk di depannya.

"Eeeaaammmm, kami cuma teman biasa bu," jawab Andrian gugup.

"Jangan cuma temenan aja,pacaran dong.Ibu setuju apa lagi kalian menikah," celoteh bu Marlina.

Andrian jadi malu jantungnya deg....deg an.

"Kenal dimana?" tanya bu Marlina lagi.

"Ketemu di pesawat tan,pas perjalanan kemari," Andrian jujur seraya membenahi duduknya.

"Hmmmm,kalian kayaknya berjodoh tebak ibu.Hehehehehe," kekeh bu Marlina bahagia.

Andrian semakin kikuk, malu rasanya ia ingin pergi meninggalkan rumah Vita.Gadis bu Marlina keluar dari pintu ruang keluarga membawa sebuah nampan berisi minuman dan beberapa kue buatan bu Marlina.

"Nah, gitu buatin calon suami minuman.Calon datang kesini kok di anggurin."cetus bu Marlina tersenyum.

Wajah Vita merah padam menahan malu mendengar ucapan sang ibu, matanya tak berani melirik wajah Andrian, bujangan tampan itu tersenyum malu juga ke arah berlawanan.

"Ibu, apaaaan sihhhh,"ujar Vita pelan namun orang lain dapat mendengar.

Tetapi Andrian merasa bangga karena bu Marlina seperti menerima kehadirannya.Memang tujuaanya kemari adalah....

"Sini duduk, "Marlina menepuk kursi kayu panjang menyuruh Vita agar duduk di sampingnya.

Ia pun menuruti perintah ibunya kesekian kali. entah apa yang akan diledekan keluar dari pita suara sang ibu.

"Eh, Andri ibu itu kenal tantemu Astuti sejak kami duduk di bangku SMA,ibumu Kinansih itu adik kelasku.Tapi saya nggak begitu dekat dengan ibumu,"ujar bu Marlina mengenang masa lalunya bercerita ke Andrian.

"Iya, tante Astuti juga pernah cerita ke saya," jawab Andrian pula.

"Ihhh....ibu nggak pergi - pergi sih,kalau ginikan ga bisa ngobrol sama Andrian,"kelit Vita dalam hati.

"Tugas disini berapa lama le,?" tanya bu Marlina lagi.

"Kurang lebih sepuluh tahun pengabdian tan,"jawabnya singkat.Mata elangnya melirik wajah Vita terlihat pipi mulusnya merah merona seperti menahan malu.

"Wah, lama sekarang udah dapat rumah dinas toh?ga ngekost di rumah sewa ibu lagi,"cetuk bu Marlina masih saja mengintro gasi Andrian.

"Sudah tan," jawabnya singkat.

"O ya syukur, kalau gitu ibu tinggal dulu,ngantuk besok mau kepasar jualan, "kata bu Marlina seraya berdiri meninggalkan mereka berdua.

Tanpa menunggu jawaban dari suara mereka berdua Marlina meninggalakan dua anak muda mudi itu,sementara Vita masih duduk di depan Andrian membawa nampan di letakkan pada pahanya yang hanya tertutupi celana pendek setengah saja.

"Vita"suara Andrian memulai percakapan,memecah kehiningan.

"Iya, ndri" jawab Vita tertunduk wajahnya.

"Sebenarnya, saya datang kemari ada maksud.kaya yang saya bilang waktu chat kamu tempo hari itu." Andrian mulai bersuara agak ngebas.

"Mmmmmaksud,maksud apa Andrian aku ga faham," gugup Vita pura - pura lupa isi chat kala itu.

Tanpa basa - basi Andrian menyeruput wedang teh hangat yang dibuat oleh Vita,lalu mulai membuat rangkaian kata untuk gadis yang duduk didepannya.

"Sorry, maaf kalau aku lancang.Sejak pertama kita ketemu di pesawat itu aku jatuh cinta sama kamu Vita.Aku serius mau ngajak kamu lebih dari teman itupun kalau kamu berkenan,sosorry banget kalau aku lancang karena kita baru kenal tapi aku ngak bisa nipu hatiku sendiri Vit." ungkap Andrian panjang lebar, mata elang miliknya menatap wajah gugup Vita.

Vita mengangkat wajahnya sesaat memandangi bola mata pria itu, tampak ada ketulusan dari sorot elang miliknya.Mereka saling beradu pandang sesaat, lalu suara Vita melantunkan kata - kata.

"Aa....aku, aku juga sama,sama yang kamu rasakan Andrian.Aku juga sayang sama kamu." ungkapnya tanpa ragu.

Wajah mereka berbinar, menahan rasa dihatinya masing -masing.Andrian ingin memeluk tubuh indah Vita tapi takut jika bu Marlina tiba- tiba keluar dari dalam biliknya.

"Aku, bahagia banget Vit.Dan ternyata kamu juga cinta sama aku, "girang Andrian lalu menberanikan diri bersimpuh di hadapan Vita.

"Ihh, apaan sih.Bangun dong jangan gitu,"kata Vita memerintah Andrian namun ia enggan bangun dari duduk simpuh di depannya.

" Aku bahagia Vita, kamu first loveku sumapah demi tuhan,"ujarnya pelan menatap sendu wajah ayu Vita.

Vita menggeser bokongnya melorot dari sofa, hingga tubuh dan wajah mereka saling bertemu.Tangan kekar Andrian memeluk erat tubuh indah Vita kini dalam kehangatan,namun gadis itu melepas pelukan Andrian.Wajah mereka saling bertemu lagi akhirnya bibir mereka berdekatan dan bertemu Andrian mengecupkan bibirnya pada bibir Vita, ********** perlahan sesaat mereka dalam kehangatan cinta pertamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!