Waktu sudah menujukan pukul 22.30 ketika sebuah mobil sport silver metalik berhenti di depan rumah mewah milik Raditya prasetya, bersamaan dengan mobil BMW hitam milik Raditya masuk ke halaman rumahnya.
Radit berbalik kembali menghampiri mobil anaknya tersebut, dari dalam mobil keluar Tama dan Remon yang sudah menundukan kepalanya ketika mendapat tatapan tajam dari Radit.
"Mana Daffin?" bentak Radit kencang.
"Di-di dalam, Om." jawab Tama sambil melirik Remon.
"Daffin keluar!" lagi Radit berkata dengan suara tinggi.
"Apa sih pah?" Radit keluar dari dalam mobil dengan tubuh sempoyongan dan wajah babak belur.
"Thanks ya bro, sudah nganterin gue pulang." Daffin menepuk kedua bahu sahabatnya bergantian.
Tama dan Remon mengangguk pelan, karena mereka tidak mau terkena imbas dari kelakuan Daffin. Jalan terbaik saat ini adalah pergi dari tempat itu secepatnya.
Setelah kedua sahabatnya pulang. Daffin masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan sang papa yang masih marah-marah padanya.
"Daffin! Sampai kapan kamu akan seperti ini terus? Tiap malam pulang dalam keadaan babak belur dan mabuk." Radit sudah tidak dapat lagi mengendalikan amarahnya sat ini.
Daffin tersenyum sinis, dia masih berusaha meninggalkan papanya walau badannya terbentur sana sini.
"Papa mohon sama kamu, hentikan kelakuan brutal kamu ini! Papa sengaja menikahkan kamu dengan Nata lebih cepat, supaya kamu bisa lebih bertanggung jawab atas dirimu juga istrimu."
"Papa sayang sama kamu Daffin, Papa peduli sama kamu."
"Sejak kapan Papa peduli sama aku? Di rumah ini udah gak ada yang peduli lagi sama aku sejak mamah pergi, Papa hanya mentingin kerjaan Papa dari pada mikirin anaknya sendiri."
Dari atas tangga Nara menyaksikan pertengkaran antara anak dan ayah itu dengan hati yang tak karuan. Sejak tadi ia terbangun saat mendengar teriakan dari lantai bawah.
"Papa tahu? Papa adalah laki-laki paling egois tau gak? Gara-gara Papa, Mama meninggal. Semua karena Papa!!"
Plakk
Ucapan Daffin terhenti saat tamparan itu mendarat di pipinya, siapa yang melakukan tentu saja Papanya sendiri.
"Jaga bicara kamu! Ini semua bukan salah Papa. Papa juga tidak mau Mama kamu pergi ninggalin kita."
"Jelas ini salah Papa, kalau Papa tidak sibuk. Pasti Mama bisa dengan cepat di bawa ke rumah sakit saat itu dan sekarang Mama_" air mata Daffin mulai menetes meski tangisnya tak terdengar, "Papa egois, aku benci papah!!"
Radit kembali mengangkat tangannya, bersiap hendak menampar putranya.
"Stop, Pa! Nara mohon jangan tampar Daffin lagi!" Dengan sigap Nara berdiri di depan suaminya, menghalau pukulan yang siap mendarat kembali. Bahkan ia ikut meneteskan air mata melihat bagaimana kedua orang itu bertengkar di depannya.
Radit diam terpaku di tempatnya dan membiarkan Nara memapah Daffin ke lantai atas menuju kamar mereka, dengan susah payah Nara membawa Daffin menjauh dari sana karena pemuda itu berusaha menolak bantuan dari Nara.
"Gak usah sok baik lo sama gue." Daffin mendorong Nara hingga tubuhnya jatuh ke lantai.
Nara tak menghiraukan setiap makian yang keluar dari bibir Daffin. Sekarang ia tau Daffin menjadi seorang badboy karena kurangnya kasih sayang dari orang tuanya di tambah kelakuan papah nya yang kasar terhadapnya.
Mungkin dia seperti itu hanya untuk melampiaskan kekesalannya pada takdir kejam yang ia terima. Di mana untuk remaja seusia dirinya masih sangat butuh perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Nara bangkit dan kembali ke luar dari kamar. Tidak berapa lama Nara kembali dengan baskom dan handuk kecil di tangannya.
"Mau ngapain lo?" Daffin menepis tangan Nara yang sedang berusaha membersihkan luka-luka di wajahnya.
"Diam deh." ucap Nara dengan sedikit meninggi, kesal juga dirinya pada pemuda yang sudah menjadi suaminya itu.
Daffin akhirnya diam menurut, selama Nara mengobati lebam di wajahnya. Ia hanya menatap wajah Nara dengan lekat dan ekspresi yang sulit diartikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
wah menarik jadi sedih gw🤦
2021-12-12
0
Devi Novitasari
👍👍👍👍👍
2021-09-23
0
Yuss Bangsyeh
kasihan jg ya dafin, untung nara bisa sabar jg ya ngadepinnya
2021-06-29
0